Tahap Penyusunan Instrumen Tahap Uji Coba Instrumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cvi Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 pada materi sistem persamaan linear dua variabel SPLDV. Bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban, setiap jawaban benar mendapat skor 1 sedangkan setiap jawaban salah mendapat skor 0.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa sedangkan instrumen angket digunakan untuk memperoleh data tentang tinggi atau rendahnya kreativitas belajar matematika siswa. Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Tahap Penyusunan Instrumen

1 Menyusun kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi pada materi pokok bahasan SPLDV untuk instrumen tes dan kisi-kisi kreativitas belajar untuk instrumen angket kreativitas belajar. 2 Menyusun butir-butir soal instrumen tes yang berupa tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dan butir-butir angket kreativitas belajar dengan lima alternatif jawaban.

b. Tahap Uji Coba Instrumen

Menurut Budiyono 2003:55, setelah instrumen penelitian selesai disusun, peneliti wajib menguji-cobakannya terlebih dahulu sebelum dikenakan kepada sampel penelitian. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cvii tes yang disusun telah memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik. Syarat-syarat tersebut antara lain sebagai berikut: 1 Instrumen Tes Uji coba tes prestasi belajar menggunakan instrumen tes sebanyak 33 soal bentuk pilihan ganda dengan durasi waktu pengujian 100 menit. Penentuan jumlah butir soal sebanyak 33 butir adalah disesuaikan dengan terpenuhinya semua indikator dari kisi-kisi penyusunan instrumen tes dan waktu yang tersedia pada tempat uji coba dilakukan. Setelah dilakukan analisis hasil uji coba tes prestasi belajar maka butir yang memenuhi kriteria butir yang baik digunakan untuk diberikan kepada sampel penelitian. Berikut ini syarat-syarat instrumen tes yang baik yang perlu diperhatikan pada saat mulai penyusunan sampai selesai uji coba instrumen selesai dilakukan. a Analisis Instrumen Tes 1 Validitas Isi Menurut Budiyono 2003:58, suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Untuk tes hasil belajar, supaya tes mempunyai validitas isi, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Bahan ujian tes harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cviii b Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan. c Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar. Adapun langkah-langkah dalam melakukan validitas isi menurut Budiyono 2003:59 adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur, selanjutnya para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang disusun cocok dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Dalam penelitian ini instrumen tes dikatakan valid jika masing-masing butir tes sesuai dengan kriteria dalam lembar validasi tes. Oleh karena itu, sebelum dilakukan uji coba instrumen tes maka perlu dilakukan uji validitas isi atau validasi terhadap butir-butir soal dalam instrumen tes tersebut. Dalam penelitian ini, validasi terhadap instrumen tes prestasi belajar dilakukan oleh 2 validator yaitu guru mata pelajaran matematika. Alasan pemilihan guru sebagai validator instrumen tes dikarenakan peneliti menganggap guru mata pelajaran matematika memiliki pengetahuan dan keahlian terhadap materi pelajaran matematika, sehingga akan dapat dimintai pendapat dan rekomendasinya terhadap isi atau materi yang terkandung dalam instrumen tes prestasi belajar matematika yang peneliti susun. Hasil validasi tersebut peneliti gunakan sebagai pedoman atau bahan acuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cix untuk memperbaiki dan menyempurnakan isi atau materi dari instrumen tes yang telah peneliti susun sebelumnya. 2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Menurut Budiyono 2003:65, suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang berlainan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder-Richardson KR-20 sebagai berikut: r 11 = n n – 1 S 2 t – ∑ p i q i S 2 t dengan: r 11 = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen p i = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i q i = 1 p i s 2 t = variansi total Dalam penelitian ini uji reliabilitas instrumen tes dilakukan terhadap butir-butir yang memenuhi kriteria butir yang baik untuk digunakan. Dalam penelitian ini sebuah instrumen tes dikatakan reliabel jika r 11 ≥ 0,7 Budiyono, 2003:69. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cx 3 Analisis Butir Instrumen Tes a Tingkat Kesukaran Menurut Anas Sudijono 2006:370, butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai, artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Dalam penelitian ini derajad kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut: P = B JS dengan : P = Angka indek kesukaran butir soal difficulty index. B = Banyaknya testee peserta tes yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir soal yang bersangkutan. JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar. Menurut Witherington dalam Anas Sudijono 2006:373 derajat kesukaran antara 0,25 – 0,75 dipandang sebagai derajat kesukaran yang memadai. Dalam penelitian ini derajad kesukaran butir soal yang dipakai adalah antara 0,25 – 0,75. b Daya Pembeda Butir soal yang baik adalah butir soal yang mampu membedakan tinggi rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh peserta tes. Sebuah instrumen terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen, dimana semua butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cxi harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut dengan skor totalnya. Dalam penelitian ini, untuk menghitung daya pembeda dari sebuah butir tes digunakan rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson sebagai berikut: r xy = n ∑ XY – ∑ X ∑ Y n ∑ X 2 – ∑ X 2 n ∑ Y 2 – ∑ Y 2 dengan: r xy = indeks daya pembeda untuk butir ke-i n = cacah subyek yang dikenai uji coba tes X = skor butir ke-i dari subyek uji coba Y = skor total dari subyek uji coba Butir soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika r xy ≥ 0,3. Budiyono, 2003: 65 Dalam penelitian ini, butir soal dikatakan memenuhi daya pembeda yang baik jika r xy ≥ 0,3. 2 Instrumen Angket Kreativitas Belajar Uji coba angket kreativitas belajar menggunakan instrumen angket yang terdiri dari 45 butir angket dengan durasi waktu pengujian 70 menit. Analisis pada instrumen angket adalah sebagai berikut: a Uji Validitas Isi Untuk menilai apakah suatu instrumen angket mempunyai validitas isi yang tinggi, biasanya dilakukan oleh para pakar atau expert judgment Budiyono, 2003:59. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cxii Supaya angket kreativitas belajar mempunyai validitas isi, maka harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut. a Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket. b Kesesuaian kalimat dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. c Kalimat pada butir-butir angket mudah dipahami siswa sebagai responden. d Ketetapan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket. Dalam penelitian ini instrumen angket dikatakan valid jika kisi-kisi yang dibuat telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi substansi yang diukur, selanjutnya masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Oleh karenanya, sebelum instrumen angket diuji cobakan perlu dilakukan uji validitas isi atau validasi terhadap butir-butir angket yang peneliti susun. Dalam penelitian ini validasi instrumen angket dilakukan oleh 2 validator yaitu guru mata pelajaran matematika. Alasan pemilihan guru mata pelajaran matematika sebagai validator angket kreativitas belajar dalam penelitian ini adalah peneliti menganggap guru matematika mengetahui dengan baik karakteristik dari siswa, termasuk potensi kreativitas yang dimiliki siswa. Karena penyusunan angket kreativitas dalam penelitian ini didasarkan pada teori alat ukur kreativitas jenis skala penilaian anak berbakat oleh guru, maka dalam hal ini guru dapat menentukan alat identifikasi kreativitas siswa. Selain itu, angket kreativitas dalam perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cxiii penelitian ini berkaitan dengan mata pelajaran matematika, sehingga peneliti memilih validator guru mata pelajaran matematika karena guru matematika peneliti anggap mengetahui pertanyaan yang tepat seputar mata pelajaran matematika dan sesuai dengan karakteristik dan tingkat berpikir siswa. Hasil validasi tersebut peneliti gunakan sebagai pedoman atau bahan acuan untuk memperbaiki, menyempurnakan, atau membuang butir-butir angket yang telah peneliti susun sebelumnya. b Konsistensi Internal Butir-butir dalam sebuah instrumen haruslah mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antar skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson, yaitu: r xy = n ∑ XY – ∑ X ∑ Y n ∑ X 2 – ∑ X 2 n ∑ Y 2 – ∑ Y 2 dengan: r xy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n = cacah subyek yang diberi angket X = skor butir ke-i dari subyek uji coba Y = skor total dari subyek uji coba Butir angket dikatakan mempunyai konsistensi internal yang baik jika r xy ≥ 0,3. Budiyono, 2003:65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user cxiv Dalam penelitian ini instrumen angket mempunyai konsistensi internal yang baik jika r xy ≥ 0,3. c Uji Reliabilitas Uji reliabilitas butir angket dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut: r 11 = n n-1 1 ‐ ∑ S i S t dengan: r 11 = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen S 2 i = variansi butir ke-i, i = 1,2,…,n S 2 t = variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba Instrumen angket dikatakan reliabel jika r 11 ≥ 0,7. Budiyono, 2003:70 Dalam penelitian ini instrumen angket dikatakan reliabel jika memenuhi kriteria r 11 ≥ 0,7.

c. Tahap Penetapan Instrumen

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) Dan Open Ended Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kreativ

0 2 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING ANDLEARNING (CTL) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) Dan Open Ended Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kreativ

0 2 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 0 20

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 0 14

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CTL DAL (1)

0 1 16

Contextual Teaching and Learning dan Pem (1)

0 2 10

CTL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEB (4)

0 0 11

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM P (1)

0 0 22