Komponen-Komponen Pengajaran Kontekstual Pengajaran Kontekstual
c. Masyarakat Belajar learning Community
Pengajaran kontekstual menekankan arti penting pengajaran sebagai proses sosial. Melalui interaksi dalam komunitas belajar proses dan hasil
belajar menjadi lebih bermakna. Hasil belajar diperoleh dari berkolaborasi dan kooperasi. Dalam praktiknya
“masyarakat belajar” terwujud dalam kelompok kecil, pembentukan kelompok besar,
medatangkan ahli dalam kelas, bekerja sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, bekerja sama dengan
masyarakat.
11
d. Pemodelan Modeling
Yang dimaksud dengan modeling adalah proses pengajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap
peserta didik. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara mengoprasionalkan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan kalimat
asing. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja akan tetapi dapat juga
guru memanfaatkan peserta didik yang dianggap memiliki kemampuan misalkan peserta didik yang pernah menjadi juara dalam membawa
puisi dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya.
12
e. Refleksi Reflection
Refleksi adalah bagian penting dalam pengajaran kontekstual. Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir
kembali, menganalisis
kembali, mengklarifiksi
kembali, dan
mengevaluasi hal yang telah dipelajari.
13
f. Penilaian yang sebenarnya Authentic assessment
Penilaian autentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
11
Supriyono, Op. Cit, hlm. 87
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 267
13
Supriyono, Loc. Cit, hlm. 88
siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar- benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
14
Dalam pembelajaran kontekstual hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik antara lain kegiatan dan
laporannya, pekerjaan rumah, kuis, hasil karya, presentasi atau penampilan peserta didik, demontrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis
dan karya tulis.
15
Berikut ini adalah table komponen pembelajaran kontekstual yang dijelaskan oleh Martinis Yamin
16
:
Tabel 1.2 Komponen Pengajaran Kontekstual
No Komponen
1 Kontruktivisme landasan berfikir filosofi kontekstual
pengetahuan itu dibangun oleh diri sendiri, dimulai pengetahuan yang sedikit yang diperluaskan berdasarkan
pengalaman dan interaksi social serta lingkungan
2 Questioning guru bertanya menggali informasi tentang apa
yang sudah diketahui dan mengarah pada aspek yang belum diketahui. Bertanya merupakan analisis dan mengeksplorasi
gagasan-gagasan.
3 Inquiry pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta
didik diharapkan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri dengan
cara 1 merumuskan masalah 2 mengumpulkan data melalui observasi 3 menganalisis dan menyajikan hasil tulisan,
gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya, 4 mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, atau audiens yang lain.
4 Learning Community belajar merupakan sharing dengan
teman atau bekerjasama dengan orang lain, saling member informasi
5 Modeling guru menciptakan peserta didik untuk meniru
dengan mendemonstrasi dan mencontoh suatu pengetahuan
14
Sanjaya, Op. Cit, hlm. 269
15
Trianto, Loc. Cit, hlm. 120.
16
Martinis Yamin, Strategi Metode Dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi GP Pres Grup, 2013, hlm. 56
No Komponen
dan keterampilan sehingga peserta didik dapat melakukannya 6
Reflection gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja diterima, peserta didik dapat merasakan ide baru
tersebut dalam pikirannya
7 Authentic Assessement guru mempergunakan assessement
sebagai gambaran perkembangan belajar peserta didik melalui proses
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakekat pengajaran kontekstual itu dibangun melalui pengalaman diri, interaksi soaial, dan
dengan lingkungan
nyata. Peserta
didik dibimbing
untuk mempergunakan penalaran dan pemahaman yang mendalam melalui
berpikir kritis dan kreatif. Dengan beberapa prinsip yang diurai di atas, maka pengajaran kontekstual merupakan strategi yang aktivitas
pengajarannya berpusat pada peserta didik dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi , kerjasama, saling membantu sesame
peserta didik, menggali, menemukan, mencontoh suatu pengetahuan dan keterampilan, menemukan ide-ide, dan perkembangan belajar yang
dinilai melalui proses.