Pembahasan KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS
95
yang memenuhi syarat dan akhirnya diambil 20 soal yang digunakan untuk tes awal dan akhir.
Tes awal dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol. Tes awal dilakukan untuk mengetahui keadaan awal dari kedua kelas. Setelah diperoleh data nilai tes
awal pretest, data tersebut diuji kesamaan rata-rata dengan one sample t test. Kemudian data tersebut dianalisis, diperoleh hasil pengujian hipotesis dengan
thitung sebesar 1,958. Oleh karena t
hitung
t
tabel
1,958 2,056 dan signifikansi 0,05 0,061 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran dilaksanakan selama dua
pertemuan. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Selama proses pembelajran, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa kelas eksperimen dan kontrol. Setelah
pembelajaran pada pertemuan II selesai dilaksanakan, peneliti melakukan tes akhir posttest di kedua kelas. Data aktivitas dan hasil belajar siswa kemudian
dianalisis hingga diperoleh hasil pengujian hipotesis Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat
analisis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, diketahui bahwa data aktivitas
dan hasil belajar berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis menggunakan independent samples t test. Berdasarkan hasil penghitungan analisis
statistik data aktivitas belajar dengan menggunakan independent samples t test melalui program SPSS versi 21 diperoleh t
hitung
t
tabel
3,661 2,009 dan
96
signifikansi 0,001 0,001 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar bahasa Indonesia materi membaca intensif pada siswa
kelas IV SD Negeri Pakunden antara pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Selain itu, uji hipotesis juga dilakukan terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis nilai hasil belajar siswa, diperoleh t
hitung
sebesar 2,119 dan nilai signifikansi sebesar 0,039. Nilai t
hitung
t
tabel
2,119 2,009 dan nilai signifikansi 0,05 0,039 0,05. Jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia materi membaca
intensif pada siswa kelas IV SD Negeri Pakunden antara pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Selanjutnya, untuk menguji keefektifan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC terhadap aktivitas dan hasil belajar membaca intensif dilakukan analisis secara statistik, yaitu dengan menggunakan one sample t test uji pihak kanan.
Berdasarkan hasil uji t terhadap data aktivitas belajar, diperoleh nilai t
hitung
-5,094 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu nilai -t
hitung
-t
tabel
-5,094 -2,056 dan nilai signifikansi 0,05 0,000 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih
efektif terhadap aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri Pakunden dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif dibandingkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipeTPS.
97
Pengujian hipotesis menggunakan one sample t test juga dilakukan pada nilai hasil belajar siswa. Berdaarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t
hitung
sebesar – 3,311 dan nilai signifikansi sebesar 0,003. Nilai -t
hitung
-t
tabel
-3,311 -2,056 dan nilai signifikansi 0,05 0,003 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pakunden dalam pembelajaran bahasa Indonesia
materi membaca intensif dibandingkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Berdasarkan hasil dari serangkaian pengujian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pakunden dalam
pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih efektif dibandingkan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Hal ini sejalan dengan pendapat Isjoni 2014: 23 model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan secara penuh. Siswa bukan lagi menjadi objek pembelajaran, namun bisa berperan sebagai tutor sebaya bagi
temannya. Isjoni 2010 dalam Asmani 2016: 37 menjelaskan pembelajaran kooperatif sebagai upaya belajar bersama, saling membantu satu sama lain, dan
memastikan setiap orang dalam kelompok mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.
Huda 2013: 221 mengemukakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, setiap siswa bertanggungjawab terhadap
tugas kelompok. Sebagaimana dalam pembelajaran kooperatif model CIRC, siswa
98
dikelompokkan secara berpasangan berdasarkan tingkat kemampuan membaca 2
– 3 orang, siswa diberikan teks bacaan yang kemudian dibaca secara berpasangan dengan teman satu kelompoknya, sebelum bergantian membaca,
mereka terlebih dahulu membaca dalam hati. Kemudian mencari kata-kata sukar dalam teks bacaan yang belum dipahami maknanya dan menceritakan kembali isi
cerita. Selanjutnya tiap anggota kelompok memeriksa ejaan kata-kata sukar yang dibaca teman kelompoknya. Terakhir siswa diberikan soal diskusi yang dikerjakan
bersama teman sekelompoknya dan mempresentasikan hasil diskusinya. Pembelajaran di kelas eksperimen, siswa dapat terlibat aktif dan antusias
dalam pembelajaran sehingga keterampilan siswa temasuk keterampilan sosial menjadi meningkat. Asmani 2016: 59 menyatakan model pembelajaran
kooperatif mampu melatih siswa dalam berkomunikasi, seperti berani berpendapat, dikritik, ataupun menghargai pendapat teman dalam kelompoknya.
Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Guru menjelaskan materi pelajaran selanjutnya siswa
diberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru secara individu. Setelah itu siswa dikelompokkan secara berpasangan 4 siswa untuk membahas jawaban
yang telah mereka jawab untuk didiskusikan supaya jawaban yang sudah mereka jawab lebih lengkap. Dalam pembelajaran di kelas kontrol hanya beberapa siswa
yang aktif, siswa yang lain hanya diam dan tidak ikut berpendapat dalam kelompoknya.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih efektif dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa materi membaca intensif. Model pembelajaran kooperatif
99
tipe CIRC dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekerjasama antar siswa yang mempunyai
kemampuan membaca yang heterogen, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
100
BAB 5 PENUTUP
Bab penutup merupakan bagian akhir pada penyususnan skripsi. Pada bab ini dijelaskan tentang simpulan hasil penelitian dan saran bagi guru, sekolah
maupun peneliti lain. Uraian selengkapnya sebagai berikut.