Reliabilitas Uji Coba Instrumen

54 reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas didasarkan atas data uji coba instrumen yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sudagaran dengan tujuan untuk mengukur instrumen penelitian, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan. Berdasarkan uji validitas, diperoleh item yang valid sebanyak 25 butir soal yaitu nomor 1, 3, 4, 6, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 22, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 35, 37, 38, 39, dan 40. Seluruh item yang valid tersebut, kemudian diuji indeks reliabilitasnya dengan menerapkan Cronbach’s Alpha pada program SPSS versi 21. Menurut Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 98, reliabilitas dikatakan kurang baik jika kurang dari 0,6, diterima jika 0,7, dan baik jika di atas 0,8. Berikut ini merupakan hasil penghitungan reliabilitas secara keseluruhan yang disajikan pada tebel 3.2, untuk hasil lengkapnya dapat dibaca pada Lampiran 26. Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,915 40 Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,915. Mengacu pada pendapat Sekaran, nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,8, berarti tingkat keajegan 25 soal tersebut bernilai baik Priyatno, 2010: 98. 55

3.7.3 Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto 2013: 222 menjelaskan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Arikunto 2013: 223 menyatakan bahwa bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunju taraf kesukaran soal. Berdasarkan pendapat Arikunto 2013: 223, didapatkan rumus berikut: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes Setelah didapatkan besarnya nilai P, keputusan taraf kesukaran soal dapat diketahui melalui klasifikasi berikut: – 0,30 = soal kategori sukar 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah Sudjana, 2011: 137 Pengujian taraf kesukaran dilakukan dengan membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab benar setiap butir soal dengan banyaknya siswa 56 yang memberikan jawaban pada soal. Instrumen soal yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi proporsi perbandingan soal yang ditentukan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Hasil penghitungan manual diperoleh data seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kriteria Nomor Soal Mudah 12, 16, 26, 28, dan 39 Sedang 1, 3, 4, 9, 10, 14, 19, 22, 25, 27, 31, 35, 37, 38, dan 40 Sukar 6, 13, 18, 30, dan 32 Berdasarkan Tabel 3.3 tersebut, dari 25 butir soal yang valid kemudian dianalisis dengan tingkat kesukaran didapatkan 5 butir soal kategori “mudah” yaitu nomor 12, 16, 26, 28, dan 39. Ada 15 butir soal dengan tingkat kesukaran “sedang” yaitu nomor 1, 3, 4, 9, 10, 14, 19, 22, 25, 27, 31, 35, 37, 38, dan 40; dan 5 butir soal dengan tingkat kesukaran “sukar” yaitu 6, 13, 18, 30, dan 32. Selanjutnya dari 25 butir soal diambil 20 butir soal yang digunakan untuk penelitian dengan proporsi 5 butir soal kategori mudah, 10 butir soal kategori sedang, dan 5 butir soal kategori sukar. Untuk lebih jelasnya analisis tingkat kesukaran yang lebih lengkap dapat dibaca pada lampiran 27.

3.7.4 Daya Beda

Arikunto 2013: 228, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Adapun rumus untuk menghitung daya beda yaitu sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS

7 56 277

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGPUCANG KABUPATEN PURWOREJO

0 4 312

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATERI MISI KEBUDAYAAN INTERNASIONAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WANGON BANYUMAS

1 16 218

Keefektifan Model Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Materi Pantun terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Candinegara Kabupaten Banyumas

0 7 231

KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 219

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

0 20 221

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85

KEEFEKTIFAN MODEL TPS BERBANTU MEDIA FOTO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOGANGIN KABUPATEN BANYUMAS

0 1 86