15
2.1.3 Pembelajaran
Thobroni 2015: 35 menyatakan bahwa pembelajaran upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain
agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien.
Aunurrahman 2012: 34 menjelaskan pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi
siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.
Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi
baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik.
Huda 2013: 2
“pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman
”. Haussatter dan Nordkvelle 1978 dalam Huda 2013: 5-6
mengatakan bahwa pembelajaran merefleksikan pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki banyak makna
yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa konsep mengenai pembelajaran yang sering kali menjadi fokus riset dan studi selama
ini. 1 Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran
dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi di dalam diri manusia secara psikologis. Ketika pola perilakunya stabil, maka
proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil. 2 Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan
sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis tidak terlalu banyak tersentuh disini. 3 Pembelajaran merupakan produk dari
lingkungan ekperiental sesorang, terkait dengan bagaimana ia merespons lingkungan tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan
pengajaran, di mana seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan padanya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran itu
merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mendukung dan membantu siswa
16
agar dapat mencapai tujuan belajar dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara optimal.
2.1.4 Aktivitas Belajar
Sardiman 2011: 95 “aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar
”. Slameto 2013: 36 “dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun
berbuat ”. Dierich 1952 dalam Hamalik 2013: 172 menyatakan macam-macam
aktivitas belajar dalam 8 kelompok. 1 Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2 Kegiatan-kegiatan lisan oral:
mengemukakan fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara,
diskusi, interupsi.
3 Kegiatan-kegiatan
mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan
atau diskusi
kelompok, mendengarkan
suatu permainan, mendengarkan radio. 4 Kegiatan-kegiatan menulis:
menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5 Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6 Kegiatan-kegiatan metrik:
melakukan percobaan, memilki alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan
berkebun. 7 Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat,
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8 Kegiatan- kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-
lain. Jadi dapat disimpulkan, aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan siswa dalam proses pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Aktivitas belajar dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yakni
perubahan tingkah laku dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada diri siswa.