Hasil Belajar LANDASAN TEORI

18 dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Siswa sekolah dasar merupakan masa transisi dari sekolah taman kanak-kanak TK ke sekolah dasar. Menurut Piaget 1988 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 32-5, perkembangan kognitif mencakup empat tahap, yaitu: 1 Tahap Sensori motorik 0 – 2 tahun, yaitu tahap di mana bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indera sensori mereka seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik otot mereka menggapai, menyentuh. Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini, bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks. 2 Tahap Preoperasional 2 – 7 tahun, yaitu di mana pemikiran lebih bersifat simbolis, egoisentris dan lebih bersifat intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Sub-tahap simbolis 2 – 4 tahun, yaitu tahap di mana anak secara mental sudah mampu mempresentasikan objek yang tidak nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang ditunjukkan dengan sikap bermain, sehingga muncul egoisme dan animisme. Sementara sub-tahap intuitif 4 – 7 tahun, yaitu tahap di mana anak mulai menggunakan penalaran dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan; disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahaman mereka, namun tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui, tetapi tanpa menggunakan pemikiran rasional. 3 Tahap Operasional Konkret 7 – 11 tahun, yaitu tahap di mana anak mampu mengoperasikan logika, namun masih dalam bentuk benda konkret. 4 Tahap Operasional Formal 7- 15 tahun, yaitu tahap di mana anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Berdasarkan teori Piaget tersebut, siswa usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret, yaitu siswa mampu mengoperasionalkan logika, namun masih dalam bentuk benda konkret dan belum bisa berpikir secara abstrak. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 169-170 karakterisik siswa diantaranya: 19 1 Kematangan Mental dan Emosi: masing-masing siswa memiliki tingkat kematangan mental dan kecakapan intelektual yang berbeda. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus benar- benar bermanfaat sesuai dengan tingkat kematangan mental dan intektual siswa. 2 Kondisi Fisik dan Kecakapan Psikomotor: kondisi fisik merupakan faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran. Demikian pula, kecakapan psikomotor yang dimiliki siswa. Kecakapan psikomotor menyangkut gerakan- gerakan jasmani, seperti kekuatan, kecepatan, koordinasi, dan fleksibilitas. 3 Umur merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran. 4 Jenis Kelamin merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran yang dipakai, terutama dalam kelas-kelas yang heterogen. Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus memperhatikan karakteristik siswa sekolah. Pemilihan strategi belajar yang digunakan dan pembelajaran yang disampaikan guru perlu diperhatikan agar dapat dipahami oleh siswa. 2.1.7 Hakikat Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia UUD Dasar pasal 36 dan bahasa persatuan bangsa Indonesia Butir ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 264 “bahasa Indonesia berfungsi antara lain: sebagai bahasa resmi negara; bahasa pengantar resmi lembaga pendidikan; bahasa resmi perhubungan pada tingkat nasional; dan bahasa media massa”. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang dibelajarkan di sekolah mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah dasar adalah kemampuan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi manusia. Menurut Tarigan 2008: 1 dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada empat 20 keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, antara lain: keterampilan menyimakmendengarkan listening skills, keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, dan keterampilan menulis writing skills. Keempat keterampilan tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, dimulai dari belajar menyimakmendengarkan bahasa, selanjutnya berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki pendidikan formal, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di pendidikan formal. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia adalah salah satu bidang studi di pendidikan formal yang mempelajari empat keterampilan: menyimakmendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Suatu saat siswa akan tumbuh dan berkembang di masyarakat tentunya memerlukan keterampilan berbahasa tersebut untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat dengan baik.

2.1.8 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 “pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ”. Pembelajaran bahasa Indonesia, di sekolah dasar tidak terpisahkan dari empat keterampilan berbahasa yaitu, menyimakmendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut saling berkaitan. Agar setiap individu dapat menggunakan bahasa dalam suatu interaksi, maka diperlukan penguasaan empat keterampilan tersebut. 21 Menurut Susanto 2013: 245 bahasa Indonesia merupakan alat yang penting dalam rangka merealisasikan dan mencapai tujuan kebahasan Indonesia, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, 2006: 125 standar isi bahasa Indonesia sebagai berikut: “pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.” Susanto 2013: 245 menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia, antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian diri, mempertajam kepekaan, perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya. 2.1.9 Karakteristik Materi Membaca Intensif Hudgson 1960 dalam Tarigan 2008: 7 “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-katabahasa tulis ”. Abidin 2012: 14 mengemukakan bahwa membaca adalah proses bahasa: anak yang akan belajar membaca harus memahami hubungan antar membaca dan bahasanya. Membaca dikatakan sebagai suatu proses karena salah satu langkahnya yang esensial adalah dengan bahasa yang dilisankan. Siswa

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS

7 56 277

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGPUCANG KABUPATEN PURWOREJO

0 4 312

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATERI MISI KEBUDAYAAN INTERNASIONAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WANGON BANYUMAS

1 16 218

Keefektifan Model Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Materi Pantun terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Candinegara Kabupaten Banyumas

0 7 231

KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 219

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

0 20 221

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85

KEEFEKTIFAN MODEL TPS BERBANTU MEDIA FOTO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOGANGIN KABUPATEN BANYUMAS

0 1 86