4. Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
diminta menyelesaikan masalah kontekstual pada LKPD dengan menggunakan alat
peraga. Sesuai dengan karakteristik RME yaitu menggunakan model
l. Guru memotivasi siswa agar mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun yang mengarahkan siswa dalam
memperoleh penyelesaian soal. Guru diharapkan tidak perlu memberi tahu
penyelesaian soal atau masalah tersebut, sebelum siswa memperoleh
penyelesaiannya sendiri.
m. Guru berkeliling dan memberikan bantuan terbatas kepada setiap kelompok. Bantuan
ini dapat berupa penjelasan secukupnya tanpa memberikan jawaban terhadap
masalah yang sementara dihadapi siswa, dapat pula memberikan pertanyaan yang
merangsang berpikir siswa dan mengarahkan siswa untuk lebih jelas
melihat masalah yang sebenarnya atau mengarahkan siswa kepada pemecahan
masalah yang dihadapi.
n. Siswa diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka dalam
kelompok kecil dengan teman sebangku berpasangan atau dalam kelompok belajar
yang beranggotakan 4 atau 5 siswa. Pada tahap ini karakteristik RME yang muncul
adalah terjadinya interaktivitas, yakni interaksi antar siswa.
o. Siswa melaporkan hasil penyelesaian masalah atau hasil dari aktivitas kelompok,
p. Guru menentukan siswa tertentu atau kelompok tertentu untuk mempresentasikan
hasil kerjanya. q. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok itu
dibandingkan pada diskusi kelas yang dipimpin oleh guru, untuk memformalkan
konsepdefinisiprinsip matematika yang ditemukan siswa.
r. Guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan secara
formal tentang konsep, definisi, teorema, prinsip, cara atau prosedur matematika yang
terkait dengan masalah kontekstualsoal yang baru diselesaikan. Karakteristik RME
yang muncul pada langkah ini adalah interaktivitas atau menggunakan interaksi
antara guru dengan siswa.
2.1.12 Literasi Matematika
Literasi merupakan hak asasi manusia dan dasar untuk belajar sepanjang hayat, yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek tersebut
adalah kebutuhan akan literasi matematika. Pengertian literasi matematika sebagaimana dikutip dalam laporan PISA 2012 dalam Mahdiansyah
Rahmawati, 2014 adalah kemampuan individu untuk merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks.
Kemampuan ini
mencakup penalaran
matematis, dan
kemampuan menggunakan konsep-konsep matematika, prosedur, fakta, dan fungsi
matematika untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena OECD, 2009. Dengan penguasaan merefleksikan logika matematis
untuk berperan pada kehidupannya, komunitasnya, serta masyarakatnya. Literasi matematika menjadikan individu mampu membuat keputusan
berdasarkan pola pikir matematis yang konstrusif. Wardono dkk, 2016 menyatakan bahwa
“Mathematics literacy ability in the class using the PBL model with a PMRI approach assisted E-learning
Edmodo have increased and the improvement of mathematics literacy ability is higher than the improvement of mathematics literacy ability of class that uses
the model of PBL learning with PMRI approach and is higher than the improvement of mathematics literacy ability of class that uses the expository
models; The quality of learning using PBL models with a PMRI approach assisted E-learning Edmodo have very g
ood category”.