Sedangkan menurut Suherman dkk 2003:56-57, menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek abstraksi. Dengan pengamatan terhadap
contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk
membuat perkiraan atau dugaaan berdasarkan kepada pengalaman dan pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus generalisasi.
Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan
perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika. Dari pengertian di atas
tampak bahwa pembelajaran matematika membutuhkan pelayanan yang optimal dari guru untuk memunculkan interaksi yang optimal pula, baik antara
guru dengan siswa maupun antar siswa.
2.1.6 Model Problem Based Learning PBL
Menurut Arends dalam Wulandari, B., 2013 Problem Based Learning adalah pembelajaran yang memiliki esensi berupa menyuguhkan berbagai
situasi bermasalah yang auntentik dan bermakna kepada siswa. Sebagai tambahan, dalam PBL peran guru adalah menyodorkan berbagai masalah
autentik sehingga jelas bahwa dituntut keaktifan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sumber informasi tidak hanya dari guru akan tetapi dapat
dari berbagai sumber. Guru di sini berperan sebagai fasilitator untuk
mengarahkan permasalahan sehingga saat diskusi tetap fokus pada tujuan pencapaian kompetensi.
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada dunia nyata real world untuk memulai
pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning
adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan
pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam menyelesaikan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi
dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari Amir, 2009. Dalam pembelajaran Problem Based Learning pembelajarannya lebih
menggunakan proses belajar, di mana tugas guru harus menfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model
ini berperan sebagai penyaji masalah dan pemberi fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan
inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran
gagasan. Tabel 2 1 Sintaks Pembelajaran PBL Trianto, 2007
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru