maathenein yang berarti belajar atau berpikir, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Menurut Hudojo 2005 menjelaskan bahwa matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Oleh karena itu, matematika
dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang penting dan diajarkan sejak sekolah dasar, menengah, sampai perguruan tinggi. Menurut Portman
Richardon, dalam prosiding internasional yang ditulis oleh Pacemska 2011, bahwa matematika adalah ilmu yang digunakan di semua disiplin ilmu
pengetahuan. Pacemska 2011 menyatakan bahwa: “Mathematics occupies a special place in the system of sciences, because
if we take into account the applicarion area of mathematics and the subject of her research, then the mathematics belongs to the group of natural sciences.
Mathematics is used in all scientific disciplines, where it successfully solves their problems in computer technology as an component of modern times.
Therefore, mathematics is a specific and as a su
bject.” Jadi menurut peneliti, matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang bersifat abstrak, diperoleh dengan penalaran secara induktif dan deduktif, serta mempunyai cara berpikir matematika yang prosesnya melalui abstraksi
dan generalisasi. Matematika merupakan disiplin ilmu yang unik namun mampu menjadi ratu dari segala jenis ilmu pengetahuan.
2.1.5 Pembelajaran Matematika
Menurut Bruner seperti dikutip oleh Suherman dkk 2003: 43
menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat
dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur.
Sedangkan menurut Suherman dkk 2003:56-57, menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek abstraksi. Dengan pengamatan terhadap
contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk
membuat perkiraan atau dugaaan berdasarkan kepada pengalaman dan pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus generalisasi.
Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan
perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika. Dari pengertian di atas
tampak bahwa pembelajaran matematika membutuhkan pelayanan yang optimal dari guru untuk memunculkan interaksi yang optimal pula, baik antara
guru dengan siswa maupun antar siswa.
2.1.6 Model Problem Based Learning PBL
Menurut Arends dalam Wulandari, B., 2013 Problem Based Learning adalah pembelajaran yang memiliki esensi berupa menyuguhkan berbagai
situasi bermasalah yang auntentik dan bermakna kepada siswa. Sebagai tambahan, dalam PBL peran guru adalah menyodorkan berbagai masalah
autentik sehingga jelas bahwa dituntut keaktifan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sumber informasi tidak hanya dari guru akan tetapi dapat
dari berbagai sumber. Guru di sini berperan sebagai fasilitator untuk