149
Selain itu, pengembangan Buku Pintar Elektronik BPE juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Mayer 2001 dalam bukunya yang
berjudul Multimedia Learning yang disunting oleh Indrojarwo 2009 tentang tujuh prinsip dalam desain multimedia yakni prinsip multimedia, prinsip
keterdekatan ruang spatial contiguity principle, prinsip keterdekatan waktu temporal contiguity principle, prinsip koherensi, prinsip modalitas, prinsip
redundansi redundancy principle, dan prinsip perbedaan individual individual differences principle. Alasannya adalah dengan memperhatikan tujuh prinsip
tersebut, produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan termasuk Buku Pintar Elektronik dapat meminimalisir keterbatasan yang dihadapi dalam
pembelajaran seperti kebutuhan modal, jarak yang jauh, adanya kemungkinan berbahaya jika menyaksikan objek secara langsung, dan sebagainya. Dengan
adanya validasi dari ahli materi dan ahli media pembelajaran, produk Buku Pintar Elektronik BPE dapat diimplementasikan di sekolah dalam kegiatan
pembelajaran.
4.4.2 Implementasi Buku Pintar Elektronik
Implementasi Buku Pintar Elektronik BPE mendukung teori yang dikemukan oleh Hamid 2015 yang memberikan tujuh indikator minat dalam
pembelajaran. Alasannya adalah hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelas eksperimen yang menggunakan Buku Pintar Elektronik BPE dalam
pembelajaran menunjukkan data yang sangat baik dari segi orientasi, organisasi, investigasi, serta analisis dan evaluasi dengan persentase sebesar 87 untuk
orientasi, 80 untuk organisasi, 87 untuk investigasi, serta 93 untuk analisis
150
dan evaluasi. Bukti pengamatan menunjukkan suasana pembelajaran, keaktifan, dan minat belajar siswa antara dua kelompok berbeda dengan media yang
diberikan. Pada kelompok eksperimen, siswa tampak antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan adanya media Buku Pintar Elektronik BPE.
Suasana antusias dalam pembelajaran tentunya akan berpengaruh pada minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu, hasil implementasi yang dilakukan pada kelas eksperimen juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Nana Sudjana 1989 dalam Hamid
2015 yang menyatakan belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Alasannya adalah dengan
adanya peningkatan terhadap minat belajar siswa akan berdampak pada proses dan hasil belajar siswa yang terlihat dari meningkatnya keaktifan siswa dan hasil
belajar yang dicapai. Berbeda dengan kelompok eksperimen, pada kelompok kontrol yang hanya diberikan media konvensional yakni buku cetak biasa kurang
terlihat peningkatan keaktifan belajar siswa. Tentunya hal tersebut juga berdampak pada proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, terjadi
perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian dengan Buku Pintar Elektronik BPE dan dengan media konvensional dalam
pembelajaran. 4.4.3
Keefektifan Buku Pintar Elektronik
151
Penelitian tentang keefektifan Buku Pintar Elektronik BPE mendukung teori yang dikemukakan oleh Achmad Rifai dan Catharina 2009: 85 dalam
Kurniawati 2014 yang mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar dengan adanya
perubahan berupa peningkatan nilai rata-rata antara nilai pretest dan posttest. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dilakukan berdasarkan data pretest dan posttest. Pada uji pretest, diperoleh rata-rata nilai pada kelompok kontrol sebesar 67,83 dan pada kelompok
eksperimen sebesar 68,18. Dari hasil uji kesamaan varians dan uji kesamaan rata- rata data pretest, diperoleh
F
hitung
sebesar 1,186 dan
F
tabel
sebesar 2,06 dengan t
hitung
sebesar 0,011 dan t
tabel
sebesar 2,018. Hasil dari
F
hitung
F
tabel
menunjukkan bahwa varians dalam uji pretest adalah homogen, sedangkan
t
hitung
t
tabel
menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil uji pretest kelompok eksperimen sama dengan nilai
rata-rata kelompok kontrol. Dengan demikian, uji pretest menunjukkan adanya kesamaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan
media dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik BPE dinyatakan efektif
dan mendukung teori yang dikemukakan oleh Sudjana 2009: 34 dalam Kurniawati 2014 tentang kriteria tentang keberhasilan pengajaran ditinjau dari
segi hasil yang dicapai. Alasannya adalah pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen
152
yang mencapai nilai lebih dari 72 sebagai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik BPE juga mendukung
terbentuknya kondisi pembelajaran yang kondusif sehingga hasil belajar dapat optimal. Hasil penelitian menunjukkan data bahwa hasil uji posttest yang
diperoleh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah t
hitung
t
tabel
di mana t
hitung
posttest sebesar 2,067 dan t
tabel
sebesar 2,018 dengan nilai rata-rata posttest yang diperoleh kelompok eksperimen sebesar 87,58 dan nilai rata-rata
posttest yang diperoleh kelompok kontrol sebesar 72,75. Dalam minat belajar siswa, pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik
BPE mendukung teori yang dikemukakan oleh John Holland dalam Efriyani Djuwita 2003 yang dikutip oleh Hamid 2015 yang menyatakan bahwa minat
adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberikan kesenangan atau kenikmatan. Alasannya adalah Buku
Pintar Elektronik BPE yang disajikan dapat meningkatkan antusiasme siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dan senang dalam belajar serta meningkatkan
rasa ingin tahu dan perhatian siswa. Berdasarkan hasil angket tentang minat belajar siswa terhadap Buku Pintar Elektronik BPE diperoleh hasil pada aspek
hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar sebesar 75, dorongan dan kebutuhan dalam siswa dalam belajar sebesar 77, adanya harapan dan cita-
cita masa depan sebesar 85, dan daya tarik terhadap Buku Pintar Elektronik dalam pembelajaran sebesar 73.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik BPE mendukung teori Nana Sudjana 2009: 34 tentang
153
kriteria keberhasilan pengajaran yang ditinjau dari segi proses dan hasil tercapai. Alasannya adalah pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik BPE terbukti
efektif ditinjau dari hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hasil kriteria keberhasilan pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik
BPE yang efektif juga mendukung teori Huntington 1979: 12. Alasannya adalah pembelajaran dengan Buku Pintar Elektronik BPE sebagai salah satu
bentuk pembelajaran berbasis komputer dapat dilakukan dengan efektif didukung dengan adanya interaksi antara guru, siswa, bahan atau materi pembelajaran,
metode pembelajaran, dan komputer. Dengan demikian, pelaksanaan penelitian tentang pengembangan Buku
Pintar Elektronik dengan tema Tempat Tempat Tinggalku untuk kelas 4 SD Negeri Srondol Wetan 04 Semarang telah berhasil dilaksanakan dengan baik.
Adapun pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan teori berikut. 1
Bostock 1998 dalam Shiratuddin 2003 yang menyatakan bahwa pengembangan e-book termasuk Buku Pintar Elektronik untuk pendidikan
juga harus mengacu pada desain instruksional materi pembelajaran yang ada agar e-book tersebut dapat berperan sebagai media pembelajaran.
2 Heinich, et al. 1993 dalam Prawiradilaga 2012, 68-69 tentang definisi
belajar sebagai pengembangan pengetahuan, keahlian, atau sikap ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan
3 Uwes 2007 dalam Kustiono 2010 yang menyatakan bahwa kata
“multimedia” dapat diartikan sebagai harmonis antara berbagai media baik
154
teks, gambar, grafik, diagram, audio, videofilm, dan animasi yang dikemas secara sinergis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
4 Constantinescu 2007: 2 dalam Siyamta 2013 yang menyatakan bahwa,
“Multimedia refers to computer-based systems that use various types of content, such as text, audio, video, graphics, animation, and interactivity”.
Definisi tersebut dapat diartikan bahwa multimedia merujuk pada sistem berbasis komputer yang menggunakan variasi konten seperti teks, audio,
video, grafis, animasi, dan terdapat interaktivitas di dalamnya. 5
Mayer 2001 dalam bukunya yang berjudul Multimedia Learning yang disunting oleh Indrojarwo 2009 tentang tujuh prinsip dalam desain
multimedia yakni prinsip multimedia, prinsip keterdekatan ruang spatial contiguity principle, prinsip keterdekatan waktu temporal contiguity
principle, prinsip koherensi, prinsip modalitas, prinsip redundansi redundancy principle, dan prinsip perbedaan individual individual
differences principle. 6
Nana Sudjana 1989 dalam Hamid 2015 yang menyatakan belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,
mengamati, memahami sesuatu. 7
Achmad Rifai dan Catharina 2009: 85 dalam Kurniawati 2014 yang mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
155
8 Sudjana 2009: 34 dalam Kurniawati 2014 tentang kriteria tentang
keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil yang dicapai. 9
John Holland dalam Efriyani Djuwita 2003 yang dikutip oleh Hamid 2015 yang menyatakan bahwa minat adalah aktivitas atau tugas-tugas
yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberikan kesenangan atau kenikmatan.
10 Nana Sudjana 2009: 34 yang menggambarkan kriteria keberhasilan
pengajaran ditinjau dari segi proses dan segi hasil yang tercapai. 11
Huntington 1979: 12 yang menjelaskan tentang pembelajaran berbasis komputer yang efektif dengan adanya interaksi antara guru, siswa, bahan
atau materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan komputer.
4.5 Kendala dan Solusi