20
8 Praktikkan kewajiban dari minat dalam ruang belajar, yaitu tampak berbuat
seakan-akan sungguh berminat. Hal ini dapat menjadi latihan hingga perlahan-lahan akan terbiasa.
9 Siswa hendaknya menggunakan naluri untuk mengumpulkan keterangan.
Hal ini dapat menolong perkembangan minat dan konsentrasi. 10
Hindari rasa takut untuk menggunakan rasa ingin tahu, peradaban, dan pendidikan merupakan hasil kerja dari orang-orang berani memberikan
kekuasan memerintah kepada rasa ingin tahu mereka.
2.2 Hasil Belajar
2.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Nawawi 1981: 100 dalam Hamid 2015 menyatakan hasil belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Purwanto 2011: 49 dalam Kurniawati 2014 mendefinisikan
hasil belajar didefinisikan sebagai perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Achmad Rifai dan Catharina
2009: 85 dalam Kurniawati 2014 mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan
belajar. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan dalam bentuk perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat berupa aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
21
2.2.2 Tipe-tipe Hasil Belajar
Hamid 2015 memberikan tiga kategori tipe hasil belajar yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tipe-tipe belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1 Tipe hasil belajar bidang kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Dua aspek pertama ingatan dan pemahaman disebut kognitif tingkat rendah dan empat aspek berikutnya aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi. a
Pengetahuan hafalan knowledge Pengetahuan hafalan mencakup pengetahuan yang sifatnya faktual di
samping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan lain-lain.
b Pemahaman comprehention
Kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. c
Penerapan application Kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus,
hukum dalam situasi baru. d
Analisis
22
Kesanggupan memecah, mengurai integritas kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai
tingkatanhirarki. e
Sintesis Kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
f Evaluasi
Kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasarkan judgment yang dimiliki dan kriteria yang dipakai.
2 Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat yang
dasarsederhana sampai tingkatan yang kompleks. a
Receivingattending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada peserta didik dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala
atau rangsangan dari luar. b
Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan
23
reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.
c Valuing penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk
menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d
Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantaban, dan prioritas
nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.
e Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3 Tipe hasil belajar bidang psikomotorik
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni sebagai
berikut. a
Gerak refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; b
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; c
Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
d Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan;
24
e Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
keterampilan yang kompleks; f
Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
2.3 Keefektifan Pembelajaran