25
1 Kriteria  ditinjau  dari  segi  proses  by  process,  menekankan  pada  interaksi
dinamis  siswa  sebagai  subjek  belajar  yang  mampu  mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai
secara  efektif.  Segi  proses  ini  melibatkan  guru  dan  siswa,  di  dalamnya dilihat  pula  pertimbangan  persiapan,  motivasi,  penggunaan  metode,
kesempatan menilai  hasil  belajar siswa, keaktifan, suasana pengajaran, dan sarana belajar.
2 Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya by product, menekankan
pada  tingkat  penguasaan  tujuan  oleh  siswa  baik  dari  segi  kualitas  maupun kuantitas.  Segi  hasil  dilihat  pula  pertimbangan  hasil  belajar  siswa  yang
nampak  berupa  perubahan  tingkah  laku,  berdaya  guna,  dan  tahan  lama ataukah tidak.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keefektifan pembelajaran dapat  tercapai  apabila  proses  pembelajaran  dapat  berlangsung  dengan
menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi siswa sehingga tercapai hasil dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.4 Konsep Kurikulum 2013 dan Pendekatan Saintifik
2.4.1 Definisi Kurikulum
Dari  segi  bahasa,  kata  curriculum  berasal  dari  bahasa  latin  curere  yang berarti  lintasan  dan  culum  berarti  kuda  Siskandar,  2012:  1.  Dengan  demikian,
curriculum dari segi bahasa berarti lintasan pacuan yang dilalui kuda pada waktu bertanding.  Dalam  buku  yang  sama,  Siskandar  2012:  1-7  juga  memberikan
definisi kurikulum dari pendapat beberapa ahli sebagai berikut.
26
Pertama ,  definisi  kurikulum  dari  John  Dewey  1902  yang  menyatakan
bahwa,  “Curriculum  is  continuous  reconstruction,  moving  from  the  child’s present experience out into that represented by the organized bodies of truth that
we  call studies…The various studies…Are themselves experience”. Dari definisi
ini dapat  diartikan bahwa kurikulum  adalah  rekonstruksi berkesinambungan atau terus  menerus,  bergerak  dari  pengalaman  yang  dimiliki  anak  pada  waktu  itu
menuju  atau  menjadi  pengalaman  yang  telah  tersusun  melembaga  dan  teruji kebenarannya  yang  disebut  ilmu.  Berbagai  ilmu  pada  dasarnya  merupakan
pengalaman-pengalaman  yang  telah  tersusun  atau  terorganisir  dengan  mengikuti kaidah-kaidah tertentu.
Kedua ,  Franklin  Bobbitt  1918  yang  mendefinisikan  kurikulum  sebagai
berikut. Curriculum  is  the  entire  range  of  experiences,  both  directed  and
undirected, concern in unfolding the abilities of the individual; or it is the series of consciously directed training experiences that the schools
use for completing and perfecting the unfoldment.
Definisi tersebut mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh atau segenap pengalaman, baik langsung maupun tidak langsung, dalam kaitan dengan
pembentukan kemampuan individu, atau serangkaian pelatihan  pengalaman  yang terarah  yang  dilakukan  secara  sadar  yang  digunakan  sekolah  untuk  membentuk
dan menyempurnakan yang tidak tumpang tindih.
Ketiga
, Robert Gagne 1967 yang menyatakan kurikulum sebagai berikut. Curriculum is a sequence of content units arrange in such a way that
the  learning  of  each  unit  may  be  accomplished  as  a  single  act, provided  the  capabilities  described  by  specified  prior  units  in  the
sequence have already been mastered by the learner.
27
Definisi  di  atas  menyatakan  bahwa  kurikulum  adalah  suatu  urutan  unit konten sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unit dapat diselesaikan atau
dikerjakan  sebagai  kegiatan  tunggal,  memberikan  kemampuan  sebagaimana dideskripsikan dalam unit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pembelajaran
tersebut, anak telah menguasai unit konten yang telah diajarkan sebelumnya.
Keempat , James Popham  Eva Baker 1970 dalam Glatthorn 2009 yang
menyatakan bahwa, “Curriculum is all planned learning outcomes for which the school  is  responsible.  Curriculum  refers  to  the  desired  consequences  of
instruction ”.  Menurut  definisi  tersebut,  kurikulum  dapat  diartikan  sebagai  suatu
hasil  belajar  yang  telah  direncanakan  sebelumnya  di  mana  sekolah  bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut.
Kelima ,  menurut  Undang-undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19, pasal 36, dan pasal 37 yang mendefinisikan kurikulum  adalah  seperangkat  rencana  dan  pengaturan  mengenai  tujuan,  isi  dan
struktur  serta  pedoman  yang  digunakan  dalam  mencapai  tujuan  pendidikan tertentu.
2.4.2 Konsep Kurikulum 2013