Konsep Kurikulum 2013 Konsep Kurikulum 2013 dan Pendekatan Saintifik

27 Definisi di atas menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu urutan unit konten sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unit dapat diselesaikan atau dikerjakan sebagai kegiatan tunggal, memberikan kemampuan sebagaimana dideskripsikan dalam unit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pembelajaran tersebut, anak telah menguasai unit konten yang telah diajarkan sebelumnya. Keempat , James Popham Eva Baker 1970 dalam Glatthorn 2009 yang menyatakan bahwa, “Curriculum is all planned learning outcomes for which the school is responsible. Curriculum refers to the desired consequences of instruction ”. Menurut definisi tersebut, kurikulum dapat diartikan sebagai suatu hasil belajar yang telah direncanakan sebelumnya di mana sekolah bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Kelima , menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19, pasal 36, dan pasal 37 yang mendefinisikan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan struktur serta pedoman yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2.4.2 Konsep Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum dengan konsep pembelajaran termatik terpadu pada pengembangan empat kompetensi inti KI yakni Kompetensi Inti 1 KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual, Kompetensi Inti 2 KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompetensi Inti 3 KI-3 untuk kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi Inti 4 KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. 28 Kompetensi Inti KI merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum tematik secara sederhana dapat diartikan sebagai kurikulum yang memuat konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada para siswa Hajar, 2013: 21. Model pembelajaran dalam kurikulum tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya Hosnan, 2014: 364. Kurikulum 2013 juga disebut dengan kurikulum terintegrasi atau kurikulum terpadu. Fogarty 1991 dalam Poerwati dan Amri 2013: 28-29 menjelaskan bahwa kurikulum terintegrasi integrated curriculum adalah suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skills, themes, concepts, and topics baik dalam bentuk within single disciplines, across several disciplines, dan within and across learners. Istilah kurikulum terpadu juga dapat dirujuk dari istilah “interdisciplinary curriculum” dan “unit curriculum”. 29 Maurer 1993: 3 dalam Poerwati dan Amri 2013 mendefinisikan interdisciplinary curriculum adalah “The organization and transfer of knowledge under a united or interdisciplinary theme ”, sedangkan istilah unit curriculum menurut Caswell sebagaimana dikutip oleh Nasution 1964: 89 adalah “…a series of related activities engaged in by children in the process of realizing a dominating purpose which is compatible with the aims of education ”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dan pendekatan pelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaranbidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada siswa Poerwati dan Amri, 2013: 29. Hosnan 2014 juga memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kelebihan dan karakteristik pembelajaran tematik. Kelebihan pembelajaran tematik antara lain sebagai berikut. 1 Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, 2 Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik berasal dari minat dan kebutuhan siswa, 3 Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama dan membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, 4 Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan 30 5 Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Karakteristik dalam pembelajaran tematik antara lain sebagai berikut. 1 Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa student centered dengan lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator. 2 Memberikan pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Hal tersebut karena pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang berkaitan paling dekat dengan kehidupan siswa sesuai kurikulum. 4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep mata pelajaran tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5 Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada. 6 Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 31 7 Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Pembelajaran di kelas tidak hanya diarahkan pada prinsip belajar konvensional, tetapi lebih utama menggunakan teknik bermain yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

2.4.3 Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013