Teori Konflik Ralf Dahrendorf

28 hasil yang sebesar-besarnya. Dalam hal ini para kaum Proletar berharap mendapatkan upah yang setinggi-tingginya, namun kaum Borjuis melakukan kecurangan dengan cara menekan upah buruh serendah- rendahnya. Sehingga dengan adanya hal ini konflik antara dua kelompok ini pun dapat terjadi. Sedangkan menurut teori konflik Ralf dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah yaitu konflik dan konsensus. Konsensus merupakan satu kesatuan integrasi individu-individu dalam masyarakat yang saling kenal-mengenal satu sama lain. Konflik adalah permasalahan- permasalahan sosial yang timbul karena adanya konsensus. Jadi konflik tidak akan muncul tanpa adanya konsensus sebelumnya.

3. Teori Konflik Jonathan Turner

Turner memusatkan perhatiannya pada “konflik sebagai suatu proses dari peristiwa-peristiwa yang mengarah kepada interaksi yang disertai kekerasan antara dua pihak atau lebih. ” 40 Jadi, menurut teori konflik yang dikemukakan oleh Turner bahwa konflik tidak akan terjadi sebelum adanya interaksi yang terjalin, baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan klompok. Dengan adanya interaksi kemudian memunculkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sosial mereka, sehingga akan menyebabkan konflik diantara mereka. Turner juga menjelaskan sembilan tahapan menuju konflik terbuka. Secara garis besar dalam ke-sembilan tahapan tersebut Turner mengungkapkan, bahwa konflik terbuka bisa terjadi diantara kelompok- kelompok sosial yang memiliki kekuasaan atas sumber-sumber penghasilan dengan kelompok-kelompok sosial yang tidak berkuasa. Mereka yang tidak berkuasa atas sumber-sumber penghasilan mulai memper tanyakan legitimasi sistem tersebut. “Kemudian legitimasi tersebut 40 Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 81. 29 membawa mereka kepada kesadaran bahwa mereka harus mengubah sistem alokasi kekuasaan atau sumber-sumber penghasilan demi kepentingan mereka.” 41 Dengan demikian kesadaran tersebut akhirnya memancing kemarahan mereka dan menyebabkan mereka semakin tegang, dan pada akhrinya mereka mencari jalan untuk mengorganisir diri guna melawan kelompok yang berkuasa. “Pada akhirnya konflik yang terbuka antara kelompok-kelompok yang bertikai sangat bergantung kepada kemampuan masing-masing pihak untuk mendefinisikan kepentingan mereka secara obyektif dan untuk menangani, mengatur, dan mengontrol kelompok itu.” 42

D. Pengertian Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. 43 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya.” 44 Bila diartikan secara bahasa, “kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.” 45

2. Pengertian Belajar

Belajar menurut bahasa adalah “usaha berlatih dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian”. 46 Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Ahmad Fauzi yang mengemukakan belajar adalah “Suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau 41 Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 81. 42 Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 82. 43 http:WWW.scrbd.comdocpengertian prestasi belajar, waktu akses hari selasa, 26 April 2011 44 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Karya Abdi tama, 2001., cet. 1, h. 330. 45 Zaenal Arifin, Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1990, h. 2. 46 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 1976, h.965. 30 dilakukan melalui serentetan reaksi atas situasi rangsang yang terjadi”. 47 Suatu proses belajar dapat dinyatakan berjalan dengan baik apabila ada perubahan, baik perubahan tingkah laku, kematangan berpikir, maupun perubahan pengetahuan. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. 48 Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi. 49 Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku. 50 Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Dan juga banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada beberapa pendapat tentang belajar, yang pertama pengertian belajar menurut Zikri Neni Iska: Pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup 47 Ahmad fauzi, Psikologi Umum ,Bandung: CV Pustaka Setia, 2004, cet.ke-2, h. 44 48 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2000, h.13 49 Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2003, h. 2. 50 Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press 2001, h. 23