17
pemerintah mencangangkan tiga kerukunan, yaitu kerukunan antarumat beragama, kerukunan antaragama, dan kerukunan antarumat
beragama dengan pemerintah. e.
Konflik antarnegara adalah konflik sosial yang terjadi diantara negara- negara yang berkonflik. Masalah-masalah yang timbul dapat berupa
masalah ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Misalnya saat negara kita berkonflik dengan negara tetangga yaitu Malaysia ketika salah
satu unsur kebudayaan kita diakui oleh mereka, kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia tidak diam saja bukan.
5. Dampak-dampak Konflik
Konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat mengakibatkan dampak-dampak bagi para pelaku konflik. Dampak konflik yang
dtimbulkan tidak hanya selalu bersifat negatif, namun dampak konflikpun ada yang bersifat positif.
Pemikiran awal tentang fungsi konflik sosial berasal dari Goerge Simmel, tetapi diperluas oleh Coser yang menyatakan bahwa konflik dapat
membantu mengeratkan ikatan kelompok yang terstruktur secara longgar. Masyarakat yang mengalami disintegrasi, atau berkonflik dengan
masyarakat lain, dapat memperbaiki kepaduan integrasi.
23
Dampak-dampak positif yang ditimbulkan dalam berkonflik yaitu “tambahnya solidaritas in-group atau kelompok, apabila suatu kelompok
bertentangan dengan kelompok lain, solidaritas antara warga – warga
kelompok biasanya akan bertambah erat. Mereka bahkan bersedia berkorban demi keutuhan kelompoknya.
”
24
Sedangkan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat konflik yaitu dapat mengakibatkan goyah, permusuhan, balas dendam,
kekerasan, perubahan kepribadian, jatuhnya korban manusia, serta dominasi yang kuat atas yang lemah.
23
Goerge Ritzer Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta : Kencana, 2004, h. 159
24
Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar..., h. 95
18
a.
Goyah dan retaknya persatuan kelompok
25
Akibat negatif dari konflik adalah terjadinya perpecahan atau retaknya persatuan kelompok dalam banyak hal dan peristiwa. Misalnya,
mengambil contoh konflik yang terjadi pada keluarga akibat pembagian warisan. Warisan adalah segala harta benda dan kekayaan dari orang tua
yang akan dibagikan kepada anaknya jika kedua orang tuanya telah meninggal. Konflik yang terjadi karena tersebut warisan ini dapat
menyebabkan terjadinya perpecahan dalam keluarga. Keluarga yang sebelumnya rukun, tentram, dan damai dapat menjadi berantakan dan
cerai-berai karena berebut warisan yang ada. Apabila terjadi konflik keluarga ketika pembagian warisan, ada kemungkinan hubungan keluarga
yang terjalin akan putus dan tidak bisa disambung lagi putus arang. Konflik keluarga akibat warisan ini terjadi manakala terdapat
ketidakadilan dalam pembagian warisan. Jika keadilan terjadi dan kesepakatan seluruh ahli waris tercapai, maka konflik keluarga akan dapat
dihindari dan perpecahan bisa dicegah. b.
Permusuhan
Permusuhan dapat muncul jika konflik tidak diselesaikan dengan baik. Dendam yang selama ini ada akan tetap tersimpan, dan dendam tersebut
sebagai biang keladi penyebab utama bagi terjadinya permusuhan. Ungkapan hutang darah dibayar darah, hutang nyawa dibayar nyawa
adalah ungkapan permusuhan yang ditimbulkan oleh konflik yang tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Dengan demikian halnya
permusuhan, dapat terjadi, antara individu satu dengan individu yang lain. Misalnya berebut gadis, antara kedua remaja laki-laki, dapat berakhir
dengan perkelahian dan bahkan sampai terjadi pembunuhan diantara mereka. Permusuhan bisa terjadi antara individu dengan kelompok,
mislanya kepala desa yang telah dipilih melakukan tindakan asusila atau
25
Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar..., h. 95
19
korupsi, dia akan dimusuhi oleh rakyat yang memilihnya, bahkan dari pihak calon kepala desa yang kalah. Demo akan digelar akibat tindakan
yang dilakukan oleh kepala desa yang tidak terpuji. Permusuhan juga dapat terjadi antarkelompok yang ada, misalnya
perebutan batas desa atau wilayah tempat tinggal mereka, konflik antarkeluarga mengenai batas pekarangan atau sawah, dan sebagainya.
Ungkapan Jawa “Sedumuk bathuk senyari bumi” kurang lebih berarti sejengkal tanah akan dibela sampai mati adalah wujud permusuhan yang
diakibatkan oleh konflik tersebut. c.
Balas Dendam
Dendam merupakan gejala yang banyak kita dapatkan dari konflik yang terjadi, mereka berharap suatu saat dapat membalas kekalahan yang
dialaminya. Balas dendam biasanya menuggu kesempatan dimana lawan konflik dalam keadaan lengah atau tidak berdaya, atau sebaliknya yang
merasa dikalahkan telah memiliki kemampuan dan merasa kuat untuk melakukan balas dendam.
Di beberapa masyarakat, balas dendam sering merupakan kewajiban bagi keturunannya dan bahkan dianggap sebagai keharusan dalam menghormati
orang tua atau leluhurnya, manakala keluarga atau kelompoknya pernah dipermalukan atau ada anggota keluarga yang dibunuh. Sirik, misalnya, di
masyarakat Bugis adalah suatu kewajiban balas dendam yang harus dilakukan sebagai kewajiban manakala
anggota keluarga atau kelompoknya ada yang dibunuh atau dipermalukan dihadapan umum. Jika
balas dendam belum dilakukan sekarang, maka wajib bagi generasi penerus untuk membalaskan dendam keluarganya.
Cerita-cerita film silat yang ada, biasanya jika ayahnya dibunuh oleh pendekar lain, maka anak diberikan tugas dan kewajiban untuk
membalaskan dendam keluarganya dengan cara mengalahkan dan membunuh pendekar yang membunuh orang tuanya.
d.
Kekerasan
Kekerasan merupakan tindakan fisik dan nonfisik yang ditujukan kepada