3. Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas
dari soal penanaman nilai-nilai. Guru sebagai pendidik tidak hanya mengajar, namun harus mampu menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak
didiknya.
14
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mentalnilai-nilai.
Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Prinsip belajar menurut Slameto, berdasarkan prasyarat yang diperlukan
untuk belajar: 1 Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk
mencapai tujuan instruksional, 2 Belajar harus dapat menimbulkan
“reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional, 3 Belajar perlu lingkungan yang menantang
dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif, 4 Belajar perlu ada interaksi siswa dengan
lingkungannya.
15
c. Hasil Belajar Matematika
Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dibuktikan dengan
perbuatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang menyatakan: “suatu perbuatan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja
perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap dan cita-
cita.” “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
14
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Rajawali Press : 2011. Cet 19 h. 26-29
15
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi GuruPendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta: kencana, 2010. Cet.2
h. 62
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik ”.
16
Hasil belajar adalah tingkah laku yang dimiliki individu sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuh.
“Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi
dasar ”.
17
Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang
merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menilai berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran diukur melalui tes
hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkah laku yang diukur dengan tes mengenai bidang studi yang dipelajari, berupa pengetahuan dan keterampilan
dari program belajar, pengetahuan ditunjukan oleh informasi yang tersimpan dalam pikiran, sedangkan keterampilan ditunjukan dengan aksi atau reaksi
yang ditunjukan seseorang dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan hasil belajar yang bermutu yang mendatangkan
kepuasan bagi siswa, maka haruslah suasana belajar yang stabil, bekerja keras untuk mempelajari setiap kajian materi yang sedang dipelajari.
Hasil belajar juga merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
“Soedijarto menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan
”.
18
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
16
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2001. Cet 7 h. 3
17
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2011, cet. 5 h. 27
18
Baso Intang, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Sikap Siswa, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2006, h. 3
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
19
Mengingat ranah-ranah yang terkandung dalam suatu tujuan pendidikan merupakan sasaran evaluasi hasil belajar, maka kita perlu mengenalnya
secara lebih terinci. Pengenalan terhadap ranah-ranah tujuan pendidikan akan sangat membantu pada saat memilih atau menyusun instrument evaluasi hasil
belajar. Penjelasan dari setiap ranah tujuan pendidikan, dapat diuraikan sebagai berikut:
Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan
intelektual Jarolimek dan Foster, 1981 : 148. Taksonomi atau penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom, mengemukakan adanya 6 kelastingkat
yakni: 1. Pengetahuan, tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan
kembali, dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.
2. Pemahaman, tujuan
ranah kognitif
berupa kemampuan
memahamimengerti tentang isi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. 3. Penggunaanpenerapan, Untuk penggunaanpenerapan, siswa di tuntut
memiliki kemampuan
untuk menyeleksi
atau memilih
generalisasiabstraksi tertentu konsep, dalil, aturan, gagasan, cara. 4. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-
bagian yang menjadi unsur pokok. Untuk analisis, siswa diminta untuk menganalisis hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep
dasar.
19
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2009. Cet 14 h. 22
5. Sintesis, dalam sintesis, siswa diminta untuk melakukan generalisasi. 6. Evaluasi, dalam evaluasi siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan
dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus. Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan dan emosi Davies, 1986 : 97; Jarolimek dan Foster, 1981 : 148. Kratwohl, Bloom, Masia mengemukakan taksonomi
tujuan ranah afektif sebagai berikut: 1. Menerima, tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulasi
secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima, siswa diminta untuk menunjukan kesadaran, kesediaan untuk menerima, dan
perhatian terkontrolterpilih. 2. Merespons, untuk merespons, siswa diminta untuk menunjukan
persetujuan kesediaan, dan kepuasan dalam merespon. 3. Menilai, dalam menilai siswa dituntut untuk menunjukan penerimaan
terhadap nilai. 4. Mengorganisasi, untuk menunjukan kemampuan mengorganisasikan ini,
siswa diminta untuk mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang lebih besar.
5. Karakteristik, dalam karakteristik ini, siswa diminta untuk menunjukan kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan, atau
mempertimbangan nilai-nilai yang direspons. Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,
manipulasi benda tau kegiatan yang memerlukan koordinasi syaraf dan skoordinasi badan Davies, 1986 : 97. Kibler, Barket dan miles 1970
mengemukakan taksonomi ranah tujuan psikomotorik sebagai berikut: 1. Gerakan tubuh yang mencolok, merupakan kemampuan gerakan tubuh
yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, ketepan tubuh yang mencolok, siswa harus mampu menunjukan gerakan yang menggunakan
kekuatan tubuh, gerakan yang memerlukan kecepatan tubuh, gerakan yang memerlukan ketepatan posisi tubuh.