Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif

meningkatkan potensi peserta didik untuk mengingat kembali materi pembelajaran sebanyak sepuluh kali lipat, selain itu peserta didik lebih menikmati proses pembelajaran dan membuat pembelajaran lebih mendalam. Perlu dipertimbangkan juga bahwa proses pembelajaran peserta didik dapat ditingkatkan oleh tantangan, tetapi lemah oleh ancaman. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menerapkan pembelajran aktif, yaitu: 29 1 Penumbuhan motivasi, baik motivasi instrinsik maupun ekstrinsik 2 Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari, khususnya pemberian apersepsi 3 Mengupayakan keterarahan kepada suatu fokus, seperti suatu konsep inti ataupun permasalahan sehingga siswa dapat memusatka perhatian serta mengaitkan keseluruha bahan yang sedang dipelajari 4 Belajar sambil bekerja, bermain, ataupun kegiatan lainnya 6 Penyesuaian dengan perbedaan individual 7 Peluang untuk bekerjasama dengan berbagai pola interaksi 8 Peluang untuk menemukan sendiri informasi 9 Penumbuhan kepekaan mencari masalah dan memecahkannya 10 Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif. Peran aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Karena pada hakikatnya, pembelajaran memang merupakan suatu proses aktif dari pebelajar dalam membangun pemikiran dan pengetahuannya. Peranan aktif siswa dalam pembelajaran akan menjadi dasar dari pembentukan generasi kreatif, yang berkemempuan untuk menghasilkan sesuatu yang tak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga orang lain.

c. Pembelajaran Aktif Metode Turnamen Belajar

Metode pembelajaran turnamen belajar merupakan bagian dari strategi pembelajaran active learning. “Active Learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif ”. 30 Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau 29 Masitoh Dkk, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan islam Depag RI, 2009, Cet 1. h. 260 30 Hisyam Zaini Dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Jakarta: Pustaka Insani Madani, 2008. h. XIV mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Metode turnamen belajar adalah salah satu cara terbaik untuk mengembangkan memberikan tugas belajar yang diberikan secara berkelompok kecil peserta didik. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian, membantu mewujudkan belajar dengan cara bekerjasama satu bagian yang berharga untuk iklim belajar dikelas. 31 Keunggulan lain adalah mengoptimalkan partisipasi siswa. Metode ini memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasi mereka pada orang lain. Membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Penerapan metode turnamen belajar dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai berikut: a. Langkah pertama, guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 2-8 orang. Setiap kelompok berjumlah sama. b. Langkah kedua, guru memberikan materi untuk dipelajari bersama c. Langkah ketiga, siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari sebagai babak pertama dari turnamen belajar. Tiap siswa menjawab pertanyaan secara individu. d. Langkah keempat, guru memberikan jawaban dari pertanyaan yang sudah diajukan kemudian tiap siswa menghitung skor jawaban benar, selanjutnya setiap siswa menyatukan skor mereka untuk mendapatkan skor tim. 31 Melvin L. Sibermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia 2011. Cet IV hal. 171 e. Langkah kelima, siswa diminta untuk belajar lagi untuk babak kedua, kemudian guru mengajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari babak kedua, siswa diminta untuk menjumlahkan skor mereka untuk mendapatkan skor tim dst. Dalam turnamen belajar guru dapat melakukan turnamen dengan berbagai ronde sesuai dengan keinginannya. Jika dalam turnamen belajar siswa menjawab pertanyaan salah maka skor mereka akan dikurangi 2 atau 3. Sedangkan bagi siswa yang tidak menjawab sama sekali dianggap 0.

3. Pembelajaran Konvensional

Metode ceramah merupakan suatu metode penyampaian informasi, dimana guru berbicara memberi materi ajar secara aktif dan peserta didik mendengarkan atau menerimanya. “Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah ”, 32 karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara pembimbing belajar dengan pembelajar dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. “Hudoyo menyatakan bahwa ciri metode ceramah adalah guru berbicara terus-menerus didepan kelas, sedang para siswa sebagai pendengar ”. 33 Pembelajaran konvensional tradisional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Metode ceramah memberikan siswa konsep yang telah disiapkan dengan rapi, matematis, lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. 32 Rahayu Noveandini, Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara Online e-learning bagi Wanita Karir dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas dan Fleksibilitas Pemantauan Kegiatan Belajar Siswai SD Jur, STMIK Jakarta, 19 Juni 2010 h. A-73 33 Baso Intang, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Sikap Siswa, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2006, h. 6