salah satu cara belajar dimana siswa diarahkan untuk lebih banyak mendominasi proses pembelajaran, yang bertujuan agar siswa aktif dalam
belajar, melatih belajar sendiri, dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya dalam kelompok.
Pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar dilakukan dengan permainan yang bersifat kompetisi tim dan penggabungan kelompok belajar
serta kerja sama. Kompetisi atau persaingan dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk persaingan kelompok, juga persaingan dalam
bentuk individu. Kompetisi dapat dilakukan dengan cara bekerja kelompok kemudian bersaing dengan kelompok lain sehingga hal ini akan
meningkatkan semangat anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang serta dapat menarik
perhatian anak didik. Kompetisi yang dimaksud bukan kompetisi untuk saling menjatuhkan dan yang lain direndahkan, tetapi kompetisi yang dimaksud
adalah kompetisi dalam kelompok belajar agar mencapai hasil yang lebih tinggi tanpa menjatuhkan orang atau siswa. Menurut Sudjana, bahwa kerja
sama dan persaingan dapat digunakan sebagaivariasi dalam kegiatan belajar siswa sehingga menunjang motivasi dan perhatian belajar.
Keunggulan lain adalah mengoptimalkan partisipasi siswa. Metode ini memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan
partisipasi mereka pada orang lain. Membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Berdasarkan teori tersebut
dapat terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode turnamen belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar yang baik bagi siswa. Adapun temuan dalam penelitian, kekurangan dari metode turnamen
belajar adalah guru harus membuat ringkasan materi dengan singkat dan jelas, sehingga hal ini dapat menyebabkan siswa yang cenderung pendiam dan pasif
dalam mengikuti diskusi kelompok sulit memahami materi tersebut, maka guru dalam hal ini harus melakukan komunikasi agar siswa terlibat aktif
dengan melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.
Berdasarkan tes hasil belajar dari kelas eksperimen dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan metode
turnamen belajar mendapatkan nilai diatas atau memenuhi KKM sebanyak 68 yaitu 17 siswa, artinya sebanyak 17 siswa telah tuntas pada pokok
bahasan bilangan pecahan. Sedangkan yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 32 yaitu 8 siswa, artinya sebanyak 8 siswa belum tuntas pada
pokok bahasan bilangan pecahan. Sedangkan dari 25 siswa di kelas kontrol yang diajarkan dengan
menggunakan metode konvensional mendapat nilai diatas KKM sebanyak 20 yaitu 5 siswa, artinya sebanyak 5 siswa telah tuntas pada pokok bahasan
bilangan pecahan. Sedangkan yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 80 yaitu 20siswa, artinya sebanyak 20 siswa belum mencapai nilai criteria
ketuntasan minimal pada pokok bahasan bilangan pecahan.
3. Data Respon Siswa
Dari hasil pembahasan terhadap temuan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif metode turnamen belajar
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil wawancara terhadap 15 orang siswa yang diambil dari 3 orang siswa pada
setiap kelompok yang terdiri dari 5 kelompok turnamen belajar, ke lima belas siswa tersebut diambil dari kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
aktif metode turnamen belajar, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat respon siswa yang positif terhadap diterapkannya strategi pembelajaran aktif metode
turnamen belajar Lampiran 24. Terlihat dari wawancara bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan
strategi pembelajaran aktif metode turnamen belajar karena strategi pembelajaran aktif metode turnamen belajar membantu menyelesaikan soal
matematika dengan mudah dan membuat siswa giat dalam menyelesaikan soal matematika tersebut.
D.
Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehinggaa
membuat pentlitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya: 1. Kondisi siswa yang terbiasa menerima informasi dari guru teacher
centered, sehingga pada proses awal pembelajaran menggunakan metode turnamen belajar siswa merasa bingung serta kondisi kelas yang ramai
dan belum dapat dikendalikan. 2. Peneliti hanya melakukan penelitian pada pokok bahasan bilangan
pecahan saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
3. Kemampuan dasar siswa dalam hal perkalian dan pembagian masih rendah sehingga menghambat proses pembelajaran.
4. Penelitian ini hanya dibatasi pada variabel metode turnamen belajar learning tournamen dan hasil belajar matematika siswa. Masih banyak
variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang tidak terkontrol dalam penelitian ini. Misalnya minat, motivasi, intelegensi, lingkungan
belajar dan lain-lain. 5. Banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar yang tidak penulis
teliti. Beberapa
keterbatasan peneliti
tersebut, hendaknya
dijadikan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya untuk dijadikan rujukan dari hasil
penelitian, sebagai pengembangan khazanah pengetahuan.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi pembelajaran aktif metode turnamen belajar terhadap hasil belajar matematika siswa
diperoleh rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode turnamen belajar adalah 66,5 sedangkan rata-rata
hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional adalah 54,18.
2. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung = 3,70 dan t
tabel
= 1,68. Data ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
, maka tolak H
o
dan terima H
I
. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode turnamen belajar lebih baik daripada hasil
belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional. Sehingga dapat disimpulkan b
ahwa: ”Metode turnamen belajar berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa”.
B. Saran
Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Guru Terdapat siswa yang kurang cocok dengan penerapan model pembelajaran
aktif dengan strategi turnamen belajar, karena siswa tersebut mempunyai karakter yang pendiam cenderung pasif pada saat diskusi. Oleh karena itu
guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut, atau menunjuk siswa tersebut untuk memberikan pendapat sehingga siswa dapat aktif
saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Sekolah
Pihak sekolah diharapkan bisa memberikan masukan dan dukungan bagi guru matematika untuk dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran,
seperti metode turnamen belajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Peneliti Selanjutnya Karena beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, maka
disarankan ada penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan menggunakan metode turnamen belajar pada pokok bahasan yang
lain atau mengukur aspek yang lain.