Pembelajaran Aktif Metode Turnamen Belajar

Dalam sistem ini guru telah menyajikan dalam bentuk yang telah disiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara teratur. Secara garis besar prosedur itu adalah: 34 Preparasi, guru mempersiapkan bahan perlengkapan secara sistematis dan rapi. 2 Apersepsi, guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan. 3 Presentasi, guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyusruh siswa membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri. 4 Resitasi, guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri resitasi tentang pokok-pokok masalah. Yang telah dipelajari, baik yang dipelajari secara lisan maupun tulisan. Ceramah sebagai metode pengajaran mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1. Hemat dalam penggunaan waktu dan alat, 2. Mampu membangkitkan minat dan antusias siswa, 3. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarnya, 4. Merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber, 5. Mampu menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa Disamping beberapa kelebihan ceramah juga memiliki kelemahan diantaranya: a Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. b Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. c Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap metode yang membosankan. Melalui ceramah sangat sulit mengetahui apakah siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya salah paham. Untuk meningkatkan kefektifan metode ceramah, maka disamping memanfaatkan 34 Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal. 21 keunggulannya, juga diupayakan mengatasi kelemahan-kelemahannya. Strategi demikian disebut ceramah bervariasi atau konvensional. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran yang menggunakan teknik turnamen belajar, diantaranya: Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran menggunakan teknik turnamen belajar Pembelajaran Konvensional Pembelajaran dengan teknik Turnamen Belajar Siswa duduk, catat, dengar dan hafal Siswa dilibatkan secara aktif Sumber informasi hanya guru Sumber informasi selain guru terdapat dilingkungan, media, teman dsb. Siswa tidak dituntut untuk menentukan konsep Siswa dituntut untuk menentukan konsep Suasana kelas membosankan Suasana kelas menjadi lebih hidup Materi pembelajaran banyak dan berat Materi pembelajaran disederhanakan Banyak waktu yang terbuang Memanfaatkan waktu seefektif mungkin Dari perbedaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran konvensional tampak adanya kecenderungan untuk meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Dominasi guru masih terlihat jelas dan dalam proses pembelajaran siswa pasif dan lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Siswa hanya dijadikan obyek didik dan proses pembelajarannya pundengar, catat, hafal.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang menerapkan strategi aktif learning Herlina pada tahun 2009. Dengan skripsi berjudul: “pengaruh pembelajaran aktif dengan metode learning tournament terhadap hasil matematika siswa”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah Pendidikam Matematika. 35 Menunjukan bahwa hasil belajar matematika yang diajarkan dengan metode turnemen belajar lebih tinggi, dan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Adapun yang lainnya yang menerapkan strategi aktif learning yaitu, Siti Nurasyah pada tahun 2006. Dengan skripsi berjudul: “pengaruh penerapan active learning terhadap hasil belajar Biologi siswa”. Universitas Negeri Jakarta, Fakultas MIPA. 36 Menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam artian hasil belajar biologi siswa yang menggunakan active learning lebih tinggi daripada hasil belajar biologi yang diajarkan tanpa menggunakan active learning. Berdasarkan penelitian ini dijelaskan juga banyak strategi aktif learning yang dapat dipilih dan di sesuaikan dengan materi yang akan disajikan, sehingga ini dapat diterapkan pada mata pelajaran selain biologi. Siswa menjadi lebih termotivasi, aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh materi yang menarik karena ditulis rapi dengan cerita.

C. Kerangka Berfikir

Kegiatan pembelajaran matematika merupakan proses yang mengarahkan siswa untuk belajar agar pada diri siswa terjadi perubahan tingkah laku baik dalam hal pengetahuan, kemempuan dan keterampilan akan sesuatu secara kritis dalam berpikir. Keberhasilan proses pembelajaran matematika akan membentuk pola pikir dan intuisi yang matang dalam berbagai hal yang mempengaruhi 35 Herlina, “pengaruh pembelajaran aktif dengan metode learning tournament terhadap hasil matematika siswa”, Skripsi pada Strata Satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h. 38, tidak dipublikasikan. 36 Ibid, h.38