Saran 60 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

mengikuti pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara guru, siswa dan komponen-komponen pendidikan sehingga tercipta proses pendidikan yang berkualitas. Pada dasarnya siswa memiliki hak dan kewajiban dalam memperoleh pendidikan. Hak siswa yaitu memperoleh pendidikan yang layak dengan tidak memandang status social dan kemasyarakatan. Sedangkan kewajiban siswa yaitu menaati peraturan yang telah dibuat setelah mereka memasuki dunia pendidikan sekolah. Diantara kewajiban-kewajiban siswa adalah mengikuti kurikulum pendidikan. Dalam kurikulum tersebut terdapat pelajaran matematika yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Hal ini diperkuat oleh undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa setiap siswa yang berada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib mengikuti pelajaran matematika. Matematika adalah bagian yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan oleh setiap orang untuk dijadikan sarana dalam berfikir, karena matematika dapat memberi manfaat serta kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya matematika digunakan untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan matematika sebagai ilmu dasar. Belajar matematika adalah suatu kegiatan, dengan bermain, berbuat, bekerja dengan alat-alat. 2 Dengan berbuat anak menghayati sesuatu dengan seluruh indera dan jiwanya. Konsep-konsep matematika menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh anak sehingga konsep itu benar-benar tahan lama di dalam ingatan siswa. Belajar matematika berarti mengalami. Merngalami berarti menghayati sesuatu aktual penghayatan. Dengan menghayati berulang-ulang perbuatan maka belajar matematika akan menjadi efektif, teknik akan menjadi lancar, konsep makin lama makin jelas dan generalisasi makin mudah disimpulkan. 22 Erna Suwangsih, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI PRESS, 2006 cet. 1 h. 19 Dengan demikian kegiatan pembelajaran matematika di sekolah harus dapat melibatkan siswa seluruhnya. Diperlukan pembelajaran aktif dan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika sehingga siswa dapat berbuat, mengalami, memahami dan menghayati pembelajaran matematika yang diberikan sesuai dengan pengertian belajar matematika diatas. Karena keberhasilan suatu pembelajaran dilihat dari keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat pemahaman, penguasan materi, serta prestasi belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran siswa. Pembelajaran matematika cenderung abstrak, karena matematika merupakan ilmu dengan objek yang abstrak maka sulit untuk dipahami anak usia SD. Menurut piaget anak usia SD masih berfikir pada tahap operasi konkrit, artinya siswa SD belum berfikir formal, sebagaimana kita ketahui, matematika adalah ilmu deduktif, formal, dan menggunakan bahasa symbol yang memiliki arti yang padat. Karena adanya perbedaan karakteristik antara matematika dan anak usia SD, maka matematika akan sulit dipahami oleh anak SD jika diajarkan tanpa memperhatikan tahap berfikir anak SD. Jika matematika ini dianggap sulit oleh siswa SD karena pembelajarannya cenderung abstrak maka hal ini dapat mempengaruhi minat belajar matematika siswa, Untuk membantu anak berpikir abstrak, guru dalam proses pembelajaran matematika harus banyak memberikan pengalaman-pengalaman belajar dengan menggunakan berbagai alat peraga atau dengan pembelajaran aktif. Pada saat ini, masih ada guru yang memberikan konsep-konsep matematika sesuai dengan jalan pikirannya sendiri, tanpa memperhatikan bahwa jalan pikiran siswa berbeda dengan jalan fikiran orang dewasa dalam memahami konsep- konsep matematika yang abstrak. Sesuatu yang dianggap mudah menurut logika orang dewasa dapat dianggap sulit untuk dimengerti oleh seorang anak, maka dalam pembelajaran matematika di SD konsep-konsep matematika yang abstrak yang dianggap mudah oleh kita namun dapat dianggap sulit untuk anak usia SD. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan dan jenjang pendidikan. 3 Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Guru sebagai pengelola proses belajar dan salah satu sumber belajar memang memberi pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Sehingga guru harus menciptakan suasana belajar baru dalam proses pembelajaran dengan berbagai cara agar siswa antusias dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, dengan memperkenalkan kepada anak berbagai macam kegiatan belajar seperti bermain sambil belajar, menggunakan berbagai metode pembelajaran pada saat mengajar matematika, mengaitkan kembali matematika dengan dunia anak. Pemerintah telah melakukan pembaharuan dan usaha untuk melakukan perbaikan pada sistem pendidikan, seperti penyempurnaan kurikulum, dengan meningkatkan kemampuan guru melalui penataran. Meskipun pemerintah sudah melakukan pembaharuan dalam penyempurnaan kurikulum dengan meningkatkan kemampuan guru melalui penataran, namun pada faktanya, mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari sempurna. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran tertentu khususnya matematika. Berdasarkan data dari PISA Programme for International Student Assessment tahun 2009, menyebutkan bahwa peringkat matematika Indonesia menduduki urutan ke 61 dari 65 negara. 4 Pada PISA 2012, Indonesia kembali lagi pada peringkat bawah, seperti yang diberitakan oleh BBC “At the lowest end are mexico, brazil and Indonesia”. 5 Dengan predikat ini bisa mencerminkan bagaimana sistem pendidikan Indonesia yang sedang berjalan saat ini. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jakarta: Rosdakarya, 2010 cet 15 h. 87 4 http:www.oecd.orgpisa46643496.pdf, diakses tanggal 1 September 2013 5 http:www.bbc.co.uknewseducation-20498356