Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

kontrol 80 dengan nilai terendah yaitu 35 sangat jauh, tetapi nilai rata-rata di kelas tersebut tidak memenuhi nilai KKM yaitu 65. Dari data tes hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol diatas dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Statistika Skor Jumlah siswa N 25 Maksimum X max 80 Minimum X min 35 Mean X 54,18 Median Me 52,74 Modus Mo 52,26 Varians S 2 125,23 Simpangan Baku S 11,19 Data tes hasil belajar matematika siswa kelas kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, histogram dan poligon sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol No Kelas Interval Frekuensi Absolut f i Kumulatif f k Relatif Kumulatif f 1. 35-42 3 12 2. 43-50 7 3 28 3. 51-58 9 10 36 4. 59-66 2 19 8 5. 67-74 2 21 8 6. 75-82 2 23 8 Jumlah 25 25 100 Beriku tgambaran hasil belajar matematika siswa dari yang terendah sampai yang tertinggi dengan menggunakan metode konvensional, disajikan dalam bentuk kurva ogive. Kurva Ogive Kelas Kontrol 25 20 15 10 5 34,5 42,5 50,5 58,5 65 66,5 74,5 82,5 Gambar 4.3 Hasil Nilai Kelas Kontrol Dari tabel frekuensi dan kurva ogive kelas kontrol diatas bahwa dapat dilihat dari 25 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah yang memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 5 orang dengan presentase 20, artinya 5 siswa telah tuntas pada pokok bahasan bilangan pecahan. Sedangkan Siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 20 orang dengan presentase 80, artinya 20 siswa yang belum tuntas pada pokok bahasan bilangan pecahan. Secara visual penyebaran data hasil belajar siswa kelas kontrol dapat dilihat pada histogram dan poligon frekuensi dibawah ini: Frekuensi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 34 ,5 42,5 50,5 58,5 66,5 74.5 82,5 Nilai Gambar 4.4 Grafik Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah siswa N 25 25 Maksimum X max 90 80 Minimum X min 40 35 Mean x 66,50 54,18 Median Me 66,7 52,74 Modus Mo 67 52,26 Varians S 2 158,33 125,23 Simpangan Baku S 12,58 11,19 B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Setelah data dideskripsikan, kemudian dilakukan perhitungan statistik uji prasyaratan analisis. Uji prasyaratan analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

Uji normalitas yang digunakan adalah uji kai kuadrat chi square. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria hitung tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen, diperoleh harga hitung = 2,26 lampiran 14, sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat chi square diperoleh tabel untuk jumlah sampel 25 pada taraf signifikansi =5 adalah 7,82. Karena hitung kurang dari sama dengan tabel 2,26 7,82, maka maka terima H dan tolak H 1 atau data pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika siswa kelas kontrol, diperoleh harga hitung = 5,44 lampiran 15, sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat chi square diperoleh tabel untuk jumlah sampel 25 pada taraf signifikansi =5 adalah 7,82. Karena hitung kurang dari sama dengan tabel 5,44 7,82, maka maka terima H dan tolak H 1 atau data pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok N hitung tabel Kesimpulan Eksperimen 25 2,26 7,82 Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Kontrol 25 5,44

2. Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji kesamaan varians dari nilai kedua kelompok.Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu, kedua kelompok dikatakan homogen apabila F hitung F tabel diukur pada taraf signifikansi tertentu. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperileh F hitung = 1,26 lampiran 16, sedangkan F tabel = 1,98 pada taraf signifikansi =0,05 dengan derajad kebebasan pembilang 24 dan derajad kebebasan penyebut 24. Lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians F hitung F tabel Kesimpulan Eksperimen Kontrol 158,33 125,23 1,26 1,98 Varians kedua kelompok homogen

C. Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan metode turnamen belajar learning tournament lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional ekspositori. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H : 2 1    H 1 : 2 1    Keterangan : 1  : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen 2  : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji-t, dengan kriteria pengujian yaitu, jika t hitung t tabel maka terima H dan tolak H 1 . Sedangkan jika t hitung ≥ t tabel maka terima H 1 dan tolak H , pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi =0,05. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t hitung = 3,70 dan t tabel sebesar 1,68 lampiran 17. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung t tabel 3,701,68. Dengan demikian terima H 1 dan tolak H , atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol. Secara ringkas, perhitungan uji-t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t t hitung t tabel Kesimpulan 3,70 1,68 terima H 1 dan tolak H

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan uji hipotesis menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan efek dari perlakuan. Dengan demikian, terdapat pengaruh pada penerapan metode turnamen belajar learning tournament terhadap hasil belajar matematika siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode turnamen belajar learning tournament mendorong siswa untuk aktif selama pembelajaran berlangsung. Hal ini karena metode turnamen belajar learning tournament merupakan salah satu cara belajar dimana siswa diarahkan untuk lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran, yang bertujuan agar siswa aktif dalam belajar, memahami konsep matematika secara mudah, melatih siswa untuk percaya diri dalam memecahkan soal latihan, dan melatih siswa untuk mempunyai sikap yang obyektif dan jujur dalam menyelesaikan tugasnya dalam kelompok. Peranan guru dalam metode ini hanya sebatas motivator yang membantu kebutuhan-kebutuhan siswa dalam proses belajarnya, serta menjadi sumber informasi apabila dibutuhkan oleh siswa. Pada pelaksanaannya siswa hanya diberikan gambaran dan langkah-langkah secara garis besar, kemudian siswa mengolah dan mengaplikasikannya, sehingga siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan menggunakan metode ini siswa akan mengalami kepuasan dan motivasi tersendiri dalam memahami pelajaran. Pada awal pertemuan siswa masih kaku dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode turnamen belajar, sehingga pada awal pembelajaran guru masih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terjadi karena siswa terbiasa menerima informasi dari guru. Sehingga pada pertemuan awal aktivitas kelas belum dapat dikondisikan dengan baik. Keaktifan siswa hanya terlihat pada siswa tertentu saja.Pada pertemuan ini, keaktifan kelas didominasi oleh beberapa siswa yang pandai saja, siswa yang kurang pandai merasa bingung selama pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan berikutnya, aktivitas kelas sudah dapat dikondisikan dengan baik. Pada saat mengerjakan lembar kerja siswa LKS, ada beberapa siswa yang masih merasa bingung dalam memahami materi bilangan pecahan. Ada beberapa siswa yang dalam menentukan pecahan pada gambar, siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan besar daerah yang diarsir dan yang tidak diarsir, dan siswa masih bingung dalam menentukan mana yang dijadikan penyebut dan pembilangnya. Oleh karena itu, guru membantu siswa memberikan bimbingan dan arahan terkait dengan kesulitan- kesulitan yang dialami oleh siswa dan sudah ada beberapa siswa tidak malu untuk bertanya kepada guru mengenai proses perhitungannya. Sehingga pada