Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa
No. Indikator Wawancara
Nomor Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan
1 Pengalaman belajar dengan menggunakan
media video 1,2,3
3
2 Kegiatan belajar dengan menggunakan
media video 4,5,6,8,9
5
3 Respon terhadap peneliti dan saran
mengenai media video yang digunakan oleh peneliti
7,10 2
Jumlah 10
10 Kisi-kisi instrumen wawancara yang dilaksanakan terhadap siswa dibagi
menjadi 3 ranah dengan semua ranah tersebut terdapat 10 pertanyaan. Ranah pertama terdapat 3 pertanyaan, ranah kedua terdapat 5 pertanyaan, dan ranah
ketiga terdapat 2 pertanyaan.
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dan bagaimana kualitas pengumpulan
data. Dan instrumen penelitian tersebut dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
1. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur; derajat
ketepatan mengukurnya benar; validitasnya tinggi.
11
Pengujian validitas pada instrumen soal menggunakan korelasi point biserial atau point biserial correlation. Dan rumus korelasi point
biserial adalah:
11
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya, Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005, h. 148.
Keterangan: r
pbis
: Koefisian korelasi point biserial M
p
: Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.
M
t
: Mean skor total skor rata-rata dari seluruh pengikut tes. S
t
: Standar deviasi skor total. p
: Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut. q
: 1 – p.
12
Untuk mengetahui valid atau tidak validnya soal, maka r
pbi
dibandingkan dengan r
tabel
dengan taraf signifikan α = 0,05. Dimana jika r
pbi
r
tabel,
maka soal tersebut valid, sedangkan jika r
pbi
r
tabel
, maka soal tersebut tidak valid. Lalu soal yang valid tersebut digunakan
untuk mengukur hasil belajar. Dari uji coba 40 soal pilihan ganda, terdapat 23 soal yang valid, yakni soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13,
14, 17, 18, 20, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40.
2. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat
evaluasi itu. Kalau alat evaluasi itu reliabel, maka hasil dari dua kali atau lebih pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang
senilai ekivalen pada masing-masing pada masing-masing pengetesan di atas akan sepengetesan di atas akan serupa. Suatu alat evaluasi tes
atau nontes dikatakan baik bila, antara lain, reliabilitasnya tinggi.
13
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013, Cet. 15, h. 326-327.
13
Ruseffendi, op. cit., h. 158-159.
Pada penelitian ini, untuk melihat reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa digunakan rumus Kuder Richardson K-R 20 sebagai
berikut:
Dengan keterangan:
14
= reabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan V
t
= varians total p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
proporsi subjek yang mendapat skor 1.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Soal atau tes yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah, dalam arti soal yang terlalu mudah yaitu soal yang dapat dijawab benar oleh
seluruh siswa sebagai peserta tes, juga soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar, dalam arti soal yang terlalu sukar adalah soal yang
tidak dijawab dengan benar oleh seluruh siswa sebagai peserta tes.
15
Bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal disebut “Indeks Kesukaran Difficulty Index”, besarnya indeks kecil karena ini
menunjukkan tingkat kesukaran soal.
16
Pada penelitian ini menggunakan indeks kesukaran pada suatu soal tes, dan rumus indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
14
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 231.
15
Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press, 2006, Cet. 1, h. 140.
16
Ibid., h. 141.
P =
Dimana: P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: -
Soal dengan P 0,00 – 0,30 termasuk soal yang sukar -
Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang -
Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
17
4. Daya Pembeda Soal
Selain mencari taraf kesukaran tiap soal, diperlukan juga dalam mengetahui daya pembeda di tiap masing-masing soal tersebut. Rumus
untuk mencari daya pembeda pada suatu butir soal adalah:
Dimana: D = daya pembeda butir.
B
A
= banyaknya kelompok atas yang menjawab betul. B
B
= banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul. J
A
= banyaknya subjek kelompok atas. J
B
= banyaknya subjek kelompok bawah.
18
17
Ibid.
18
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, Cet. 1, h. 241.
Untuk menginterpretasikan dari daya pembeda di tiap butir soal dapat menggunakan kriteria pada tabel sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
19
Nilai D
p
Intrepretasi
D
p
0,00 Sangat Jelek
0,00 D
p
0,20 Jelek
0,20 D
p
0,40 Cukup
0,40 D
p
0,70 Baik
0,70 D
p
1,00 Sangat Baik
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang dilakukan peneliti ini, tidak hanya dalam proses mengumpulkan data saja, tetapi data yang telah dikumpulkan tersebut
disusun dan di analisa. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah, diantaranya:
1. Uji Sampel Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu pengujian sekelompok data untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut membentuk kurva normal
atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan kepada setiap kelompok data yang dimiliki peneliti, misalnya apabila peneliti memiliki dua kelompok
data dua variabel maka kedua kelompok data itu harus dilakukan uji normalitas s uji normalitas secara masing-masing.
20
19
Ibid., h. 243.
20
Yusri, Statistika Sosial, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, Cet. 2, h. 139.
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus uji Liliefors, dan rumusnya sebagai berikut:
21
Lo = F Zi
– S Zi
Keterangan: Lo
= Harga mutlak terbesar F Zi
= Peluang angka baku S Zi
= Proporsi angka baku
Jika L
hitung
L
tabel
, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Sedangkan jika L
hitung
L
tabel
, maka Ho diterima, yang berarti sempel tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan
homogenitas beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Pengujian homogenitas sampel menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta
penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi.
22
Uji homogenitas yang digunakan peneliti adalah dengan cara “varians terbesar dibandingkan atau dibagi dengan varians terkecil”,
dengan menggunakan rumus uji Fisher.
21
Anjayudin, “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-
Amanah Setu Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 49, 2014.
22
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 363-364.