mengetahui kenyamanan yang dirasakan. Dengan demikian, maka rasa nyaman yang dirasakan oleh individu satu belum tentu sama dirasakan oleh
individu lainnya. The Cambridge Advanced Leamer’s Dictionary dalam Ardiana 2007
mendefinisikan comfort sebagai perasaan senang, menjadi relaks, dan bebas dari sakitnyeri. Shen dan Parsons 1997 dalam Ardiana 2007 menjelaskan
bahwa kenyamanan adalah istilah yang sifatnya umum dan perasaan subjektif yang sulit untuk diukur, diinterpretasikan, dan berhubungan dengan
homeostasis fisiologis manusia dan kondisi psikologis. De Looze et. al 2003 menyatakan bahwa banyak peneliti
mendefinisikan comfort sebagai: 1 Kenyamanan merupakan kondisi yang didefinisikan secara subjektif oleh seseorang comfort is a construct of a
subjectively-defined personal nature; 2 Kenyamanan merupakan akibat dari faktor-faktor dasar yang bervariasi yaitu fisik, fisiologis, dan psikologi
comfort is affected by factors of various nature physical, physiological, psychological; dan 3 Kenyamanan merupakan reaksi terhadap lingkungan
comfort is a reaction to the environment.
2. Ketidaknyamanan Discomfort pada Tubuh
Secara konseptual, ketidaknyamanan merupakan indikator risiko yang menjadi feedback dari sistem tubuh untuk mendeteksi adanya kemungkinan
masalah. Sumber ketidaknyamanan yang mungkin antara lain berasal dari musculoskeletal stress yaitu: ketegangan otot, saraf, pembuluh darah, ligamen,
sendi, tekanan pada jaringan lunak yang sama, perubahan kimiawi lokal yang berhubungan dengan kelelahan otot, perubahan kimiawi lokal yang
berhubungan dengan terganggunya aliran darah dan iskemia parsial, gangguan konduksi saraf yang diakibatkan karena adanya tekanan, dan peradangan
sekunder. Ketidaknyamanan juga dipengaruhi oleh faktor psikologi dan sosial. Karwowski dan Marras, 2003
Perasaan ketidaknyamanan,
sebagaimana dideskripsikan
oleh Helander dan Zhang 1997 dalam Tan et. al 2008, diakibatkan oleh faktor
biomekanik biomechanical factors dan kelelahan. Sumber dari beberapa ketidaknyamanan antara lain pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Sumber Beberapa Ketidaknyamanan
Helander dan Zhang, 1997 dalam Tan et. al, 2008
Ketidaknyamanan diduga sebagai kondisi khusus untuk menilai adanya ketidaksesuaian fisik yang berakibat pada otot. Hal ini karena masalah
kecil pada otot tidak dapat dideteksi secara baik dengan metode penilaian risiko secara umum seperti biomechanical modeling dan gross physiological
indicators denyut jantung dan suhu tubuh. Karwowski dan Marras, 2003
Ketidaknyamanan berhubungan dengan faktor biomekanik yang menghasilkan perasaan nyeri, sakit, mati rasa, kram, dan sebagainya. Perasaan
tidak nyaman akan meningkat seiring dengan meningkatnya tugas dan kelelahan.
Mengeliminasi gangguan
fisik dapat
mengurangi ketidaknyamanan, namun hal ini tidak langsung menghasilkan rasa nyaman.
Zhang, 1996 Keadaan kerja yang ketat, yang membatasi kita khususnya perubahan
postur, akan membawa dampak jangka panjang dan jangka pendek. Dalam jangka pendek, ketidaknyamanan dapat mengalihkan perhatian pekerja dari
tugasnya sehingga akan meningkatkan tingkat kesalahan, berkurangnya output, terjadinya kecelakaan, dan lain-lain. Ketidaknyaman ini akan hilang
setelah beristirahat atau melakukan aktivitas atau pekerjaan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang dapat berupa perubahan patologis dalam
jaringan otot maupun jaringan lunak yang lain. Secara umum, rasa sakit datang seiring dengan adanya beban fisik dalam waktu singkat dan kurangnya
waktu istirahat. Pada poin ini, bukan ketidaknyamanan lagi yang terjadi, tetapi lebih kepada cedera fisik dan proses penyakit. Pheasant, 2003
3. Perubahan Nyaman Comfort Menjadi Tidak Nyaman Discomfort