Kualitas Lokasi Periode Waktu

b. Kualitas

Kualitas ketidaknyamanan hanya dapat dinilai dengan membiarkan deskripsi yang berbeda-beda tentang ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pekerja. Meskipun kualitas sakit secara luas digunakan pada penilaian kesehatan, kualitas ketidaknyamanan belum digunakan secara umum oleh ahli ergonomi. Hal ini mungkin dikarenakan implikasi dari perbedaan kualitas yang belum jelas, tetapi implikasi intensitas, lokasi, dan periode waktu telah jelas.

c. Lokasi

Untuk mengetahui lokasi ketidaknyamanan biasanya digunakan peta tubuh body map atau lainnya yang menunjukkan bagian-bagian tubuh body part. Pada saat pengukuran dengan body map, biasanya sudah sekaligus dilakukan pengumpulan data tentang intensitas, kualitas, dan periode waktu dari ketidaknyamanan pada bagian tubuh tersebut. Dengan menunjukkan gambar bagian-bagian tubuh, pekerja akan lebih mudah menunjukkan pada bagian tubuh mana saja ia mengalami ketidaknyamanan. Pekerja akan memberi tanda pada bagian tubuh yang dirasakan ada ketidaknyamanan.

d. Periode Waktu

Pengukuran periode waktu ketidaknyamanan biasanya dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Tergantung pada alasan atau tujuan investigasi ketidaknyamanan. Waktu pengumpulan data dapat berbeda menurut menit, jam, hari, atau yang lebih lama lagi. Pengumpulan data yang berulang ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data yang berbeda untuk menjaga agar pekerja tidak terpengaruh dengan pengumpulan data sebelumnya atau dengan lembar pengumpulan data yang sama yang memungkinkan pekerja untuk membandingkan dengan pengumpulan data sebelumnya. Gambar 2.23 Body Map Ada hubungan waktu yang penting antara waktu pekerja mengalami ketidaknyamanan dengan waktu pengumpulan data. Branton 1969 Karwowski dan Marras 2003 menyarankan karena pelaporan post-experience ketidaknyamanan bergantung pada memori kinestetik, maka informasi ketidaknyamanan sebaiknya dikumpulkan ketika pekerja sedang mengalami ketidaknyamanan. Berikut ini beberapa contoh instrumen penilaian ketidaknyamanan yang sering digunakan pada banyak penelitian yaitu antara lain sebagai berikut: Gambar 2.24 General Comfort Scale Shackel, B., Chidsey, K.D., dan Shipley, P., 1969 dalam Marras dan Karwowski, 2003 Gambar 2.25 General Body Visual Analog Discomfort Scale Visser dan Straker, 1994 dalam Marras dan Karwowski, 2003 Gambar 2.26 Body part discomfort for high and low carry tasks Straker et. al, 1997 dalam Marras dan Karwowski, 2003 Metode pengukuran ketidaknyamanan menurut Karwowski dan Marras 2003 di atas dapat diringkas dalam tabel berikut: Tabel 2.2 Metode Pengukuran Ketidaknyamanan Discomfort Pengukuran Metode Pengukuran Penjelasan Kelebihan Kekurangan Intensitas Biomechanical and Physiological Correlates Jika ketidaknyamanan diduga muncul karena beban mekanik mechanical load pada sendi atau jika ketidaknyamanan diduga terjadi karena adanya peningkatan aktivitas otot. Tidak tergantung pada laporan pekerja atau pengakuan pekerja tentang ketidaknyamanan discomfort - Indikator biomekanik maupun fisiologis yang diukur tersebut belum tentu menunjukkan adanya ketidaknyamanan. Artinya ada penyebab lain yang memunculkan hasil-hasil pengukuran secara biomekanik dan fisiologis tersebut. - Adanya kemungkinan pengaruh budaya dalam pengukuran tentang kenyamanan comfort Behaviour Rating Scales - Dalam posisi duduk, ketidaknyamanan dapat dilihat dari perubahan posisi duduknya Branton, 1969 dalam Marras dan Karwowski, 2003. - Pengukuran waktu perubahan posisi duduk sebagai pengukuran objektif perlu dilakukan untuk mengetahui adanya ketidaknyamanan. Metode ini tidak tergantung pada kemampuan pekerja dan kesediaan pekerja untuk mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya secara verbal. Adanya asumsi bahwa perubahan posisi dilakukan untuk mencari kenyamanan selama bekerja. Misalnya semakin sering seseorang bergerak mengubah posisinya mengindikasikan sebagai kebiasaan kerja yang baik daripada posisi statis dan diperlukan pada beberapa tindakan intervensi ergonomi. Pengukuran Metode Pengukuran Penjelasan Kelebihan Kekurangan Verbal Rating Scales: - Single Noun Scales - Multiple Noun Scales Menggunakan kata tunggal “tidak nyaman discomfort”. Menggunakan banyak kata yang berbeda yang menunjukkan pada perubahan intensitas dari discomfort. Terdiri dari tingkatan-tingkatan kenyamanan yang berurutan dan mudah dipahami oleh pekerja. - Pilihan yang ditunjukkan terbatas dan intensitas ketidaknyamanan saja yang terdeteksi. - Perasaan yang hampir sama dengan rasa tidak nyaman dideskripsikan sebagai rasa tidak nyaman oleh pekerja. - Pada Multiple Noun Scales: adanya kesalahan dalam menginterpretasikan perasaan pada kata yang berbeda. Visual Analog Scales Terdiri dari satu garis horizontal atau vertical. Panjang garis biasanya sekitar 100 mm. Cara pengisiannya: pekerja memberi tanda pada garis. Tingkat intensitas kemudian diukur berdasarkan jarak dari ujung garis yang paling kiri ke titik pada garis yang telah ditandai oleh pekerja. Ketepatan dalam adminsitrasi dan sensitivitas dalam analisis statistik. Beberapa pekerja mungkin akan mengalami kesulitan untuk mempersepsikan intensitas atau tingkat rasa “tidak nyaman” pada garis. Numeric Rating Scales - Hampir sama dengan visual analog scales. - Terdapat nomor dari kategori tingkatan discomfort. Sederhana dan skala verbal dapat digunakan selama pekerjaan manual tanpa ada gangguan dari faktor postur. Mempunyai sensitivitas yang terbatas. Pengukuran Metode Pengukuran Penjelasan Kelebihan Kekurangan Graphic Rating Scales Kombinasi dari visual analog scale dengan numeric atau verbal rating scale. Skalanya terdiri dari garis vertikal atau horizontal dengan penambahan nomor atau keterangan di sepanjang garisnya Mempunyai “ekstra label” yang mungkin dapat membantu atau mempermudah pekerja yang mengalami kesulitan dengan visual analog scale. Pekerja mungkin akan mengalami kesulitan untuk membedakan masing- masing pengelompokan tingkat discomfort yang tertera pada garis. Kualitas Hanya dapat dinilai dengan membiarkan deskripsi yang berbeda-beda tentang ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pekerja. Lokasi Contoh: General Body Visual Analog Discomfort Scale Gambar 2.22 Biasanya digunakan peta tubuh body map atau lainnya yang menunjukkan bagian-bagian tubuh body part. Biasanya sudah sekaligus dilakukan pengumpulan data tentang intensitas, kualitas, dan periode waktu dari ketidaknyamanan pada bagian tubuh tersebut. Periode Waktu Biasanya dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Tergantung pada alasan atau tujuan investigasi ketidaknyamanan. Waktu pengumpulan data dapat berbeda menurut menit, jam, hari, atau yang lebih lama lagi. Selain alat penilaian ketidaknyamanan yang diuraikan di atas, menurut Pheasant 2003 ada cara lain yang dapat digunakan untuk melihat adanya ketidaknyamanan, yaitu tingkat kegelisahan. Menurut Pheasant 2003, secara umum kita mungkin berpikir bahwa gelisah merupakan pertahanan tubuh kita melawan postural stress. Mekanisme ini bekerja pada tingkat bawah sadar, biasanya kita merasa gelisah sebelum kita menyadari akan adanya ketidaknyamanan. Tingkat gelisah dapat digunakan sebagai indeks kenyamanan tempat duduk kita. Semakin kita gelisah, maka semakin kita merasa kurang nyaman dengan tempat duduk kita. Namun, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kegelisahan kita. Beberapa orang mungkin lebih gelisah dari orang lain, dan kita akan menjadi lebih gelisah ketika kita mempunyai beban mental yang lebih. Hal ini dapat menutup rangsangan sensorik sehingga menyebabkan gelisah meningkatkan ambang ketidaknyamanan kita. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih alat untuk mengukur kenyamanan yang dianggap sesuai pada penelitian ini yaitu behavioral rating scale untuk mengukur intensitas ketidaknyamanan karena perubahan posisi lebih mudah diamati dan tidak tergantung pada pengakuan responden tentang ketidaknyamanan yang dirasakannya. Sedangkan pengukuran kualitas dan lokasi menggunakan Body Part Discomfort Scale Corlett dan Bishop, 1976 karena sudah dapat mengukur keduanya yaitu lokasi melalui sebuah body map, sebagaimana telah diuraikan di atas dan kualitas, yaitu dari “nyaman” hingga “sakit”. Body Part Discomfort Scale banyak digunakan pada penelitian-penelitian ergonomi terkait kenyamanan. Pengukuran akan dilakukan sebanyak dua kali pada hari yang berbeda untuk mengukur periode waktu. Selain metode tersebut untuk mengukur ketidaknyamanan posisi duduk ibu saat menyusui, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terkait kenyamanan yang dirasakan ibu saat menyusui. Hal ini berdasarkan pendapat Sanders dan McCormick 1993 dalam Ardiana 2007 yang menyatakan bahwa kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh orang lain secara langsung atau dengan observasi, kita harus menanyakan kepada orang tersebut untuk memberitahukan kepada kita seberapa nyaman diri mereka. Selain itu juga menurut Richards 1980 dalam De Looze et. al 2003 menyatakan bahwa selain menggunakan metode pengukuran objektif, kenyamanan dan ketidaknyamanan juga diukur dengan menggunakan metode pengukuran subjektif, yaitu dengan menanyakan langsung kepada responden bagaimana kenyamanan yang dirasakan. Hal ini disebabkan karena kenyamanan atau ketidaknyamanan merupakan suatu keadaan atau perasaan subjektif. Pengukuran kenyamanan posisi ibu saat menyusui dilakukan sesaat setelah ibu selesai menyusui. Hal ini sesuai dengan yang disarankan oleh Branton 1969 dalam Karwowski dan Marras 2003 yaitu bahwa informasi ketidaknyamanan sebaiknya dikumpulkan ketika pekerja sedang mengalami ketidaknyamanan karena pelaporan post-experience ketidaknyamanan bergantung pada memori kinestetik. Dengan dilakukan pengukuran sesaat setelah ibu selesai menyusui, maka ibu akan masih dapat merasakan rasa kenyamanan atau ketidaknyamanan yang dirasakannya saat menyusui dengan posisi duduk. Jika pengukuran dilakukan saat ibu sedang menyusui, dikhawatirkan akan mengganggu proses menyusui.

D. Postur Kerja