2. RULA Rapid Upper Limb Assesment
RULA merupakan metode penilaian yang mudah untuk menilai tingkat beban pada otot karena pekerjaan. RULA digunakan untuk menilai
postur, tenaga, dan perpindahan yang berkaitan dengan pekerjaan yang menetap.
Empat aplikasi utama RULA yaitu untuk Marras dan Karwowski, 2006: a Mengukur risiko muskuloskeletal, biasanya menjadi bagian dari
investigasi ergonomi. b Membandingkan antara beban muskuloskeletal saat ini dan modifikasi
desain tempat kerja. c Mengevaluasi outcome seperti produktivitas atau ketepatan peralatan yang
digunakan dalam bekerja. d Memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang risiko muskuloskeletal
karena perbedaan postur kerja. Prosedur penggunaan RULA terdiri dari 3 tahap, yaitu:
a Observasi dan memilih postur yang akan dianalisis. b Merekam dan memberikan skor pada postur menggunakan lembar
scoring, diagram bagian tubuh, dan tabel. c Mengkoreksi skor dengan tingkat aktivitas action level.
Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka dalam metode ini tubuh dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B.
a Penilaian Postur Tubuh Grup A
Postur tubuh grup A terdiri dari lengan atas upper arm, lengan bawah lower arm, pergelangan tangan wrist, dan putaran pergelangan
tangan wrist twist.
1 Lengan Atas Upper Arm
Penilaian terhadap lengan atas upper arm adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat
melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan atas upper
arm dapat dilihat pada gambar berikut:
Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 2.27 Postur Lengan Atas
Upper Arm
Tabel 2.3 Skor Penilaian Lengan Atas
Upper Arm Pergerakan
Skor Skor Perubahan
20
o
ke depan maupun ke belakang
tubuh +1
+1 jika bahu naik +1 jika lengan
berputarbengkok -1 jika terdapat
sanggahan pada lengan atau dalam posisi
bersandar 20
o
ke belakang atau 20
o
-45
o
+2 45
o
-90
o
+3 90
o
+4
2 Lengan Bawah Lower Arm
Penilaian terhadap lengan bawah lower arm adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat
melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan bawah diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan bawah
lower arm dapat dilihat pada gambar berikut:
Skor penilaian untuk bagian lengan bawah lower arm dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 2.28 Postur Lengan Bawah
Lower Arm
Tabel 2.4 Skor Penilaian Lengan Bawah
Lower Arm Pergerakan
Skor Skor Perubahan
60
o
-100
o
+1 +1 jika lengan bawah
bekerja melewati garis tengah
+1 jika lengan bawah bekerja keluar dari
sisi tubuh.
o
-60
o
atau 100
o
+2
3 Pergelangan Tangan Wrist
Penilaian terhadap pergelangan tangan wrist adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan
pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan diukur menurut posisi lengan bawah. Adapun
postur pergelangan tangan wrist dapat dilihat pada gambar berikut:
Skor penilaian untuk bagian pergelangan tangan wrist dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 2.29 Postur Pergelangan Tangan
Wrist
Tabel 2.5 Skor Penilaian Pergelangan Tangan
Wrist Pergerakan
Skor Skor Perubahan
Posisi netral +1
+1 jika pergelangan tangan putaran
menjauhi sisi tengah
o
-15
o
ke atas maupun ke bawah
+2 15
o
ke atas maupun ke bawah
+3
4 Putaran Pergelangan Tangan Wrist Twist
Untuk putaran pergelangan tangan wrist twist postur netral diberi skor:
1 = Posisi tengah dari putaran 2 = Pada atau dekat dari putaran
Nilai dari postur tubuh bagian lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan putaran pergelangan tangan dimasukkan ke
dalam tabel postur tubuh grup A Tabel A untuk memperoleh skor postur tubuh grup A seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.6 Skor Postur Tubuh Grup A Tabel A
5 Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A, kemudian hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas.
Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.7 Skor Aktivitas
Aktivitas Skor
Keterangan
Postur Statis +1
Satu atau lebih bagian tubuh
statisdiam
Pengulangan +1
Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih
dari 4 kali per menit.
6 Penambahan Skor Beban
Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup A, kemudian hasil skor tersebut ditambahkan
dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.8 Skor Beban
Beban Skor
Keterangan
2 kg -
2 kg-10 kg +1
Jika dilakukan sesekali
2 kg-10 kg +2
Jika postur statis dan dilakukan berulang-
ulang
10 kg +3
-
b Penilaian Postur Tubuh Grup B
Postur tubuh grup B terdiri dari leher neck, batang tubuh trunk, dan kaki legs.
1 Leher Neck
Penilaian terhadap leher neck adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja
apakah operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu. Adapun postur leher dapat dilihat pada gambar berikut:
Skor penilaian untuk leher neck dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.9 Skor Bagian Leher
Neck Pergerakan
Skor Skor Perubahan
o
-10
o
+1 +1 jika leher berputar
+1 leher menekuk 10
o
-20
o
+2 20
o
+3 Ekstensi
+4
2 Batang Tubuh Trunk
Penilaian terhadap batang tubuh trunk merupakan penilaian terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan
aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklarifikasikan.
Gambar 2.30 Postur Leher
Neck
Adapun klasifikasi kemiringan batang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dapat dilihat pada gambar berikut:
Skor penilaian bagian batang tubuh trunk dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.10 Skor Bagian Batang Tubuh
Trunk Pergerakan
Skor Skor Perubahan
Ketika duduk dan ditopang dengan baik
terdapat sandaran dengan sudut paha-
tubuh 90
o
atau lebih +1
+1 jika batang tubuh berputar
+1 jika batang tubuh bungkuk atau miring
ke samping
o
-20
o
atau ketika duduk tidak terdapat
sandaran +2
20
o
-60
o
+3 60
o
+4
3 Kaki Legs
Penilaian terhadap kaki legs adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah
operator bekerja dengan posisi normalseimbang atau bertumpu pada
Gambar 2.31 Postur Batang Tubuh
Trunk
satu kaki lurus. Adapun penilaian bagian kaki legs dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.11 Skor Bagian Kaki
Legs Pergerakan
Skor
Posisi normal kaki tertopang ketika duduk dengan bobot seimbang rata
1 Tidak seimbang kaki tidak tertopang
atau bobot tubuh tidak tersebar merata
2
Nilai dari skor postur tubuh bagian leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke dalam tabel B berikut untuk memperoleh skor postur tubuh
grup B:
Tabel 2.12 Skor Postur Tubuh Grup B Tabel B
4 Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B, kemudian hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas.
Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.13 Skor Aktivitas
Aktivitas Skor
Keterangan
Postur Statis +1
Satu atau lebih bagian tubuh
statisdiam
Pengulangan +1
Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih
dari 4 kali per menit.
5 Penambahan Skor Beban
Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup B, kemudian hasil skor tersebut ditambahkan
dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.14 Skor Beban
Beban Skor
Keterangan
2 kg -
2 kg-10 kg +1
Jika dilakukan sesekali
2 kg-10 kg +2
Jika postur statis dan dilakukan berulang-
ulang
10 kg +3
-
Untuk memperoleh skor akhir final score, skor yang diperoleh untuk postur tubuh grup A skor C dan grup B skor D dikombinasikan ke tabel C
berikut:
Tabel 2.15 Tabel C
Hasil skor dari tabel C di atas diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori level risiko sebagai berikut:
Tabel 2.16 Kategori Tingkat Risiko dan Tindakan yang Perlu Dilakukan dari
Hasil Analisis RULA Kategori Tindakan
Level Risiko Tindakan
1-2 Minimum
Aman 3-4
Kecil Diperlukan beberapa
waktu ke depan 5-6
Sedang Tindakan
dalam waktu dekat
7 Tinggi
Tindakan sekarang
juga
Secara lengkap dan lebih jelasnya langkah-langkah dalam analisis postur dengan metode RULA dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut ini
diperlihatkan bagan prosedur menggunakan metode RULA.
E. Kenyamanan dan Ketidaknyamanan Posisi Duduk Sitting Comfort and
Discomfort
Posisi duduk mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan kenyamanan pada seseorang. Namun, posisi duduk untuk waktu yang lama tetap
akan menjadi masalah Delleman et. al, 2004. Grandjean 1973 dalam Munawwarah
2004, menggambarkan
duduk dengan
postur alami
memungkinkan tenaga kerja menjaga postur tegak yang mengurangi beban kerja otot statis yang diperlukan untuk mengunci sendi-sendi kaki, lutut, pinggang, dan
tulang belakang serta mengurangi penggunaan energi. Selanjutnya, dinyatakan bahwa sirkulasi darah pada posisi duduk lebih baik daripada posisi berdiri. Phoon
Bagan 2.2 Prosedur Analisis Postur dengan Metode RULA