Intensitas Cara Mengukur Kenyamanan

secara pasti, kita cenderung mengukur kenyamanan berdasarkan tingkat ketidaknyamanan. Begitu juga menurut Sanders dan McCormick 1993 dalam Ardiana 2007 yang menyatakan bahwa kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh orang lain secara langsung atau dengan observasi, kita harus menanyakan pada orang tersebut untuk memberitahukan pada kita seberapa nyaman diri mereka. Karwowski dan Marras 2003 mencoba mengukur kenyamanan secara objektif melalui pengukuran ketidaknyamanan dengan melihat empat aspek yaitu: intensitas, kualitas, lokasi, dan periode waktu. Contohnya seperti duduk pada kursi yang keras selama beberapa jam akan mengakibatkan ketidaknyamanan, dimana intensitasnya tergolong rendah hingga menengah dan terjadi setelah sekitar 15 menit duduk dan akan meningkat selama satu jam pertama kemudian berada pada level konstan, ketidaknyamanan akan mereda ke tingkat intensitas minimal setelah lima menit.

a. Intensitas

Pengukuran intensitas ketidaknyamanan biasanya dilakukan dengan menanyakan kepada pekerja tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan melalui suatu skala subjektif. Ada banyak jenis skala subjektif yang digunakan yaitu antara lain: verbal rating scales, visual analog scales, numeric rating scales, dan graphic rating scales. Kesemuanya mempunyai skala yang berusaha agar dapat lebih objektif dalam mengukur intensitas ketidaknyamanan. Intensitas ketidaknyamanan juga dapat diukur melalui perubahan perilaku yaitu menggunakan behaviuor rating scales atau perubahan hubungan biomekanik dan fisiologis. Penjelasan selengkapnya tentang cara mengukur intensitas ketidaknyamanan, yaitu sebagai berikut: 1 Biomechanical and Physiological Correlates Jika ketidaknyamanan diduga muncul karena beban mekanik mechanical load pada sendi, maka dapat diperkirakan bahwa analisis tersebut menggunakan position data dan biomechanical modeling. Sedangkan jika ketidaknyamanan diduga terjadi karena adanya peningkatan aktivitas otot, maka electromyography dapat digunakan sebagai alat penilaian objektif. Ukuran yang lain dapat digunakan pula denyut jantung, tekanan darah, tingkat pernapasan, hantaran kulit, tingkat keringat, dan suhu tubuh. Kelebihan dari metode ini adalah tidak tergantung pada laporan pekerja atau pengakuan pekerja tentang ketidaknyamanan discomfort. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah bahwa indikator biomekanik maupun fisiologis yang diukur tersebut belum tentu menunjukkan adanya ketidaknyamanan. Artinya, ada penyebab lain yang memunculkan hasil-hasil pengukuran secara biomekanik dan fisiologis tersebut. Kekurangan yang lain adalah adanya kemungkinan pengaruh budaya dalam pengukuran tentang kenyamanan comfort, seperti kebudayaan barat memahami bahwa nyaman sama dengan keseimbangan yang dinamis, bukan karena kurangnya aktivitas otot. 2 Behaviour Rating Scales Beberapa ahli ergonomi menyarankan agar pengukuran intensitas ketidaknyamanan dilakukan dengan melakukan obeservasi perilaku yang diperkirakan sebagai indikator yang pasti adanya ketidaknyamanan, seperti kegelisahan. Branton 1969 dalam Karwowski dan Marras 2003 menyebutkan bahwa dalam posisi duduk, ketidaknyamanan dapat dilihat dari perubahan posisi duduknya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin sering seseorang mengubah posisi duduknya, maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin ia merasa tidak nyaman. Shackel et. al 1969 Karwowski dan Marras 2003 juga menyebutkan bahwa pengukuran waktu perubahan posisi duduk sebagai pengukuran objektif juga perlu dilakukan untuk mengetahui adanya ketidaknyamanan. Hal ini sekarang telah didukung oleh adanya teknologi dengan elektrogoniometri dan digital motion untuk menganalisis perubahan posisi duduk. Satu kelebihan dari metode behavioral scale assessment adalah metode ini tidak tergantung pada kemampuan pekerja dan kesediaan pekerja untuk mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya secara verbal. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah adanya asumsi bahwa perubahan posisi dilakukan untuk mencari kenyamanan selama bekerja. Misalnya semakin sering seseorang bergerak mengubah posisinya mengindikasikan sebagai kebiasaan kerja yang baik daripada posisi statis dan diperlukan pada beberapa tindakan intervensi ergonomi. 3 Verbal Rating Scales Ada dua tipe verbal rating scale, yaitu single noun scale dimana menggunakan kata tunggal “tidak nyaman discomfort” dan multiple noun scale yang menggunakan banyak kata yang berbeda yang menunjukkan pada perubahan intensitas dari discomfort. Gambar 2.18 Single Noun Scale Gambar 2.19 Multiple Noun Scale Baik single noun maupun multiple noun, pengumpulan datanya diisi oleh pekerja dengan melingkari salah satu kata yang sesuai dengan yang dirasakan oleh pekerja. Kelebihan dari metode ini adalah terdiri dari tingkatan-tingkatan kenyamanan yang berurutan dan mudah dipahami oleh pekerja. Satu kekurangan dari metode ini adalah pilihan yang ditunjukkan terbatas dan intensitas ketidaknyamanan saja yang terdeteksi. Kekurangan lainnya adalah perasaan yang hampir sama dengan rasa tidak nyaman dideskripsikan sebagai rasa tidak nyaman oleh pekerja. Multiple noun scale mempunyai kekurangan yang lain yaitu adanya kesalahan dalam menginterpretasikan perasaan pada kata yang berbeda. Misalnya, pekerja merasakan “mati rasa” yang diinterpretasikan memiliki intensitas ketidaknyamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan “kaku”, dan pekerja lain mungkin juga menginterpretasikannya sebaliknya. 4 Visual Analog Scales Visual analog scale terdiri dari satu garis. Garis yang digunakan dapat berupa garis horizontal maupun vertikal. Panjang garis biasanya sekitar 100 mm sebagaimana terlihat pada gambar berikut: Gambar 2.20 Visual Analog Scale Untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan, pekerja memberi tanda pada garis. Tingkat intensitas kemudian diukur berdasarkan jarak dari ujung garis yang paling kiri ke titik pada garis yang telah ditandai oleh pekerja. Hasil ukurnya dalam satuan mm, dengan skala sekitar 101 tingkat discomfort. Kelebihan dari metode ini adalah ketepatan dalam administrasi dan sensitivitas dalam analisis statistik. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah beberapa pekerja mungkin akan mengalami kesulitan untuk mempersepsikan intensitas atau tingkat rasa “tidak nyaman” pada garis. 5 Numeric Rating Scales Numeric rating scale hampir sama dengan visual analog scale. Perbedaannya hanya pada numeric rating scale terdapat nomor dari kategori tingkatan discomfort, sebagaimana terlihat pada gambar berikut: Gambar 2.21 Numeric Rating Scale Cara pengisiannya adalah pekerja akan menandai nomor yang tersedia sesuai dengan tingkat “tidak nyaman” yang dirasakan. Kelebihan dari metode ini adalah sederhana dan skala verbal dapat digunakan selama pekerjaan manual tanpa ada gangguan dari faktor postur. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah mempunyai sensitivitas yang terbatas. 6 Graphic Rating Scales Graphic rating scale merupakan kombinasi dari visual analog scale dengan numeric atau verbal rating scale. Skalanya terdiri dari garis vertikal atau horizontal dengan penambahan nomor atau keterangan di sepanjang garisnya, sebagaimana terlihat pada gambar berikut: Gambar 2.22 Graphic Rating Scale Cara pengisiannya adalah pekerja akan memberi tanda pada garis yang mewakili tingkat “tidak nyaman” yang dirasakannya. Kelebihan dari metode ini adalah mempunyai “ekstra label” yang mungkin dapat membantu atau mempermudah pekerja yang mengalami kesulitan dengan visual analog scale. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah terletak pada pengelompokan keterangan label pada garis. Pekerja mungkin akan mengalami kesulitan untuk membedakan masing-masing pengelompokan tingkat discomfort yang tertera pada garis.

b. Kualitas