4. Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat kebisingan, suhu dan pencahayaan. Menurut Rusdjijati dan Widodo 2008,
faktor-faktor lingkungan tersebut akan menciptakan kondisi yang nyaman apabila tidak melebihi NAB yang telah ditetapkan atau tidak melebihi
toleransi manusia untuk menghadapinya. Namun sebaliknya, jika faktor- faktor lingkungan tersebut melebihi NAB yang telah ditetapkan, maka akan
mengakibatkan ketidaknyamanan.
a. Kebisingan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan tempat menyusui 73 ibu memiliki tingkat kebisingan lebih dari 55 dB. Nilai ini berada di
atas NAB yang diperbolehkan untuk wilayah perumahan dan pemukiman menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
1996 55 dB. Rata-rata sumber kebisingan di lingkungan sekitar tempat tinggal ibu berasal dari keramaian masyarakat seperti suara anak-anak,
orang-orang yang sedang mengobrol, dan sebagainya. Namun, bagi tempat tinggal ibu yang berada dekat dengan jalan raya, maka sumber
kebisingannya selain dari keramaian masyarakat juga dapat berasal dari lalu lintas kendaraan bermotor.
Menurut Rusdjijati dan Widodo 2008, jika nilai kebisingan sudah melebihi NAB yang ditetapkan, maka dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan bagi manusia yang menerima kebisingan tersebut. Dengan demikian, maka faktor kebisingan dimungkinkan menjadi salah
satu penyebab terjadinya ketidaknyamanan pada ibu saat menyusui dengan posisi duduk.
Kondisi cuaca yang tidak menentu saat dilakukan pengumpulan data mempengaruhi kondisi angin dan udara. Menurut Mashuri 2007
dalam Anggraini et. al 2012, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kebisingan di suatu tempat, yaitu jarak, serapan udara, angin, dan
permukaan bumi. Udara yang bersuhu rendah akan lebih menyerap suara daripada udara bersuhu tinggi. Selain itu, besarnya frekuensi bunyi yang
diterima juga dipengaruhi oleh arah angin. Arah angin yang menuju pendengar akan mengakibatkan suara terdengar lebih keras, begitu juga
sebaliknya.
b. Suhu
Rata-rata suhu tempat menyusui pada ibu yang merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan
posisi duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale adalah 32,48
o
C dan yang tidak adalah 33,46
o
C. Pada penelitian ini, suhu paling rendah yang terukur pada tempat
menyusui ibu adalah 30
o
C dan suhu tertinggi adalah 37
o
C dengan rata- rata 32,66
o
C. Tingginya suhu yang terukur ini kemungkinan disebabkan karena faktor cuaca, seperti cuaca yang panas dengan sinar matahari yang
terik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077MENKESPERV2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam
Ruang Rumah, kadar yang disyaratkan untuk suhu di dalam rumah adalah antara 18-30
o
C. Rata-rata nilai suhu yang terukur di tempat ibu menyusui sudah melebihi NAB yang ditetapkan. Menurut Rusdjijati dan Widodo
2008, jika nilai suhu melebihi NAB yang telah ditetapkan, maka akan mengakibatkan ketidaknyamanan. Dengan demikian, maka suhu
dimungkinkan juga menjadi penyebab terjadinya ketidaknyamanan ibu saat menyusui dengan posisi duduk.
c. Pencahayaan