terhadap anak yang bekerja dari segi upah. Nilai B yang bertanda positif + menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut berpengaruh secara positif terhadap
variabel terikat, begitu pula sebaliknya. Model regresi logistik yang diperoleh untuk mengestimasi faktor-faktor
yang memengaruhi terjadinya eksploitasi terhadap anak yang bekerja dari segi upah kerja adalah:
x g
= -4,300 - 0,221 anak_B1P05 + 0,113 anak_UMUR+0,857 anak_JK+ 0,258 KLUIanak1+0,082 statuskerjaanak1 ………………………………. 6.3
Tabel 29 Hasil estimasi koefisien model, nilai uji Wald, signifikansi, dan nilai odds ratio dari model regresi logistik faktor-faktor yang memengaruhi
terjadinya eksploitasi anak bekerja dari segi upah di Indonesia, tahun 2011
Nama Variabel B
Wald Signifikansi
ExpB
Anak_B1P051 -0,221
1,199E3 0,00
0,802 anak_JK1
0,857 1,921E4
0,00 2,357
anak_UMUR 0,113
2,335E3 0,00
1,120 KLUIanak1
0,082 151,359
0,00 1,085
Statuskerjaanak1 0,258
1,010E3 0,00
1,295 intersep
-4,300 1,244E4
0,00 0,014
Sumber: data diolah dari BPS, 2011
4. Odds Ratio
Besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak yang bekerja dari segi upah kerja dapat dilihat berdasarkan nilai
odds ratio sebagai berikut: 1.
Anak-anak yang bekerja yang tinggal di perdesaan memiliki peluang untuk tereksploitasi dari segi upah sebesar 0,802 kali dibandingkan anak-anak yang
bekerja di perkotaan. Atau dengan kata lain, anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan terjadinya
eksploitasi terhadapa anak dari segi upah. 2.
Anak perempuan memiliki peluang 2,357 kali untuk tereksploitasi dari segi upah dibandingkan anak laki-laki. Adanya pembedaan upah berdasarkan jenis
kelamin diduga menjadi penyebabnya.
3. Umur anak berpengaruh positif terhadap terjadinya eksploitasi dari segi upah.
Hal ini berkaitan dengan kondisi upah normatif, dimana untuk anak yang berumur 15-17 tahun seharusnya mendapatkan upah yang sama dengan upah
pekerja dewasa. 4.
Anak yang bekerja di sektor pertanian memiliki peluang tereksploitasi dari segi upah sebesar 1,295 kali dibandingkan anak yang bekerja di sektor
lainnya. Pertanian dikenal sebagai sektor tradisional. Pada umumnya pengusaha yang bergerak di sektor pertanian merupakan pengusaha kecil yang
tidak mampu memberikan upah yang tinggi, terutama kepada tenaga kerja anak-anak, sehingga diduga mengakibatkan persentase anak-anak dengan
upah rendah di sektor pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan sektor- sektor lain. Anak-anak yang bekerja di sektor nonpertanian cenderung
mendapat upahgajipendapatan yang lebih baik dibandingkan sektor pertanian.
5. Anak-anak yang bekerja disektor informal memiliki peluang tereksploitasi
dari segi upah sebesar 1,085 kali dibandingkan anak-anak yang bekerja di sektor formal. Hal ini bisa terjadi karena anak-anak yang bekerja di sektor
informal tidak memiliki upahpendapatan yang tetap.
6.2.3. Eksploitasi dari Segi Terhambatnya Akses Pendidikan
Faktor-faktor yang diduga memengaruhi terhambatnya akses pendidikan pada anak-anak yang bekerja dalam penelitian ini adalah umur anak, jenis kelamin
anak, lapangan usaha anak, status pekerjaan anak, jumlah jam kerja anak perminggu, umur KRT, jenis kelamin KRT, pendidikan KRT, status perkawinan
KRT, jumlah anggota rumah tangga, dan daerah tempat tinggal. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik dengan
variabel dependen terdiri atas dua kategori, yaitu tereksploitasi dan tidak tereksploitasi. Prosedur yang digunakan untuk membentuk regresi logistik terbaik
pada penelitian ini adalah stepwise backward wald. Berdasarkan output SPSS, diperoleh model terbaik melalui empat tahap iterasi.
1. Likelihood Ratio Test
Uji Likelihood Ratio atau uji signifikansi model digunakan untuk mengetahui peran seluruh variabel penjelas di dalam model secara bersama-sama.