Status Pekerjaan dan Lapangan Usaha
tidak tetap lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir. Selain sebagai pekerja bebas, sebanyak 17,85 persen anak bekerja di perdesaan merupakan pekerja
keluarga, dan 13,60 persen merupakan buruhkaryawanpegawai. Struktur yang berbeda terjadi di daerah perkotaan. Sebanyak 36,52 persen anak yang bekerja
merupakan pekerja keluarga, 34,29 persen merupakan buruhkaryawanpegawai, dan 26,42 persen merupakan pekerja bebas.
Sejalan dengan keadaan bahwa sebagian besar anak bekerja berada di daerah perdesaan, maka lapangan pekerjaan terbesar yang digeluti oleh anak-anak
juga didominasi oleh pekerjaan yang banyak dilakukan di perdesaan, yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, dengan persentase anak sebesar
49,04 persen. Dua sektor berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang digeluti oleh 22,10 persen anak dan sektor industri pengolahan yang
digeluti oleh 13,21 persen anak, sedangkan 15,65 persen anak terbagi kedalam enam sektor lainnya. Hasil ini sejalan dengan dengan data dari BPS tahun 2011
bahwa sektor pertanian dan perdagangan merupakan dua sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu masing-masing sebesar 39,33 persen dan
23,40 persen BPS, 2012. Banyaknya anak-anak yang bekerja di sektor pertanian dan perdagangan diduga karena pengaruh dari orang tuakeluarga yang juga
bekerja di kedua sektor tersebut. Tabel 7 Persentase anak yang bekerja menurut lapangan usaha dan daerah tempat
tinggal di Indonesia, tahun 2011
Lapangan Usaha Klasifikasi Daerah Tempat Tinggal
Perdesaan Perkotaan
Perdesaan+perkotaan
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
66,22 13,05
49,04 Pertambangan dan Penggalian
2,00 1,33
1,78 Industri Pengolahan
9,20 21,62
13,21 Listrik, Gas, dan Air Bersih
0,02 0,12
0,05 Konstruksi
3,02 4,54
3,51 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
14,68 37,67
22,10 Pengangkutan dan Komunikasi
1,26 3,30
1,92 Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan 0,29
1,17 0,57
Jasa-jasa 3,31
17,20 7,80
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Sumber: data diolah dari BPS, 2011
Tabel 6 menunjukkan perbedaan struktur lapangan usaha dari anak-anak yang bekerja untuk daerah perdesaan dan perkotaan. Di daerah perkotaan,
lapangan usaha yang banyak dimasuki oleh anak-anak adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar 37,67 persen, kemudian diikuti oleh sektor
industri pengolahan dan jasa-jasa masing-masing sebesar 21,62 persen dan 17,20 persen. Hal ini terjadi karena struktur lapangan usaha di daerah perkotaan
memang didominasi oleh sektor nonpertanian seperti ketiga sektor tersebut. Di daerah perkotaan, sektor nonpertanian telah membuka peluang lebih besar bagi
anak-anak untuk bekerja dibandingkan dengan daerah perdesaan. Pertumbuhan sektor perdagangan dan industri di daerah perkotaan yang lebih tinggi
dibandingkan di daerah perdesaan diduga menjadi penyebab banyaknya anak- anak di perkotaan yang terserap ke kedua sektor tersebut.
Sumber: data diolah dari BPS, 2011
Gambar 11 Persentase anak yang bekerja menurut status pekerjaan dan lapangan usaha di Indonesia, tahun 2011.
Jika dalam tabel-tabel sebelumnya status pekerjaan anak dikelompokkan menjadi enam dan lapangan usaha anak dikelompokkan menjadi sembilan sektor
usaha, maka pada Gambar 11 status pekerjaan anak dikelompokkan menjadi dua, yaitu sektor formal dan informal. Sektor formal meliputi anak-anak yang bekerja
dengan status berusaha sendiri dengan bantuan buruh tetapburuh dibayar dan anak-anak yang berstatus buruhkaryawanpegawai. Sektor informal meliputi
anak-anak yang bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetaptidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluargapekerja tidak
dibayar. Sedangkan lapangan usaha yang diteliti dikelompokkan menjadi dua lapangan usaha, yaitu pertanian dan nonpertanian.
Secara umum, anak-anak yang bekerja sebagian besar berada di sektor informal 79,02 persen, sedangkan 20,98 persen di sektor formal. Untuk anak-
anak yang bekerja di sektor informal, sebanyak 61,93 persen bekerja di lapangan usaha pertanian dan 38,07 persen bekerja di lapangan usaha nonpertanian. Anak-
anak ini tidak memiliki pendapatan yang tetap dan tempat kerja yang tidak permanen. Hal ini mungkin terjadi karena anak-anak yang bekerja ini tidak
memiliki lahan pertanian sendirilahan pertanian keluarga sehingga mereka bekerja membantu orang lain dan memiliki majikaninstitusi yang tidak tetap atau
berpindah-pindah tempat kerja. Selain itu, di lapangan usaha pertanian setiap anak mudah keluar masuk karena tidak memerlukan kriteria kerja secara khusus. Sektor
informal biasanya juga merupakan usaha milik keluarga. Besarnya persentase anak-anak yang bekerja sebagai pekerja keluarga mengindikasikan bahwa untuk
menjalankan pekerjaannya, tidak sedikit orang tua menggunakan tenaga anggota keluarganya, termasuk anak-anak mereka. Akan tetapi, tidak menutup
kemungkinan bahwa masih banyak kepala rumah tangga yang menganggap bekerja merupakan cara untuk mendidik anak-anaknya
.
Sedangkan untuk anak- anak yang bekerja di sektor formal, ternyata sebanyak 99,59 persen merupakan
anak-anak yang bekerja di lapangan usaha nonpertanian. Anak-anak ini sebagian besar bekerja di lapangan usaha industri, perdagangan, dan jasa yang umumnya
telah memberikan pendapatan yang tetap dan memiliki tempat bekerja yang tetap.