Likelihood Ratio Test Eksploitasi dari Segi Jam Kerja

Fungsi regresi logistik yang diperoleh adalah: x g = 5,253 - 0,239 anak_B19051 – 0,140 anak_JK1 – 0,243 anak_UMUR + 0,049 anak_JART0 – 0,292 krt_JK1 - 0,009 krt_UMUR + 0,347 statuskawin1 – 0,715 KLUIanak1 + 0,319 tamatSDSMP1 + 0,690 tdktamatSD1-2,010 statuskerjaanak1 …………………………6.1       − 1 x x π π Tabel 28 Hasil estimasi koefisien model, nilai uji Wald, signifikansi, dan nilai odd ratio dari model regresi logistik faktor-faktor yang memengaruhi eksploitasi dari segi jam kerja di Indonesia, tahun 2011 Nama Variabel B Wald Signifikansi ExpB anak_B1P051 -0,239 19,067 0,00 0,788 anak_JK1 -0,140 10,103 0,00 0,870 anak_UMUR -0,243 494,549 0,00 0,784 anak_JART0 0,049 18,349 0,00 1,050 krt_JK1 -0,292 8,396 0,00 0,747 krt_UMUR -0,009 19,282 0,00 0,991 statuskawin1 0,347 13,382 0,00 1,415 KLUIanak1 -0,715 189,265 0,00 0,489 tamatSDSMP1 0,319 23,896 0,00 1,376 tdktamatSD1 0,690 101,069 0,00 1,994 statuskerjaanak1 -2,010 972,944 0,00 0,134 intersep 5,253 615,231 0,00 191,183 Sumber: data diolah dari BPS, 2011 Berdasarkan fungsi regresi logistik yang didapat, terlihat bahwa koefisien jumlah anggota rumah tangga bertanda positif, yang berarti bahwa semakin banyak anggota rumah tangga dimana anak yang bekerja tersebut tinggal, maka peluang anak untuk tereksploitasi dari segi jam kerja akan semakin besar. Sedangkan umur anak dan umur KRT yang bertanda negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi umur anak dan umur KRT, maka peluang anak untuk tereksploitasi dari segi jam kerja akan semakin rendah.

4. Odds Ratio

Besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak yang bekerja dari segi jam kerja dapat dilihat berdasarkan nilai odds ratio. Nilai odds ratio dalam model tersebut adalah: θ = exp 5,253 - 0,239 anak_B19051 – 0,140 anak_JK1 – 0,243 anak_UMUR + 0,049 anak_JART0 – 0,292 krt_JK1 - 0,009 krt_UMUR + 0,347 statuskawin1 – 0,715 KLUIanak1 + 0,319 tamatSDSMP1 + 0,690 tdktamatSD1-2,010 statuskerjaanak1 6.2 Nilai exp B menunjukkan besarnya perubahan odds ratio jika X naik satu satuan. Oleh karena itu dapat ditafsirkan beberapa hal mengenai eksploitasi jam kerja terhadap anak yang bekerja sebagai berikut: 1. Koefisien variabel daerah tempat tinggal bertanda negatif. Berarti anak-anak yang tinggal di daerah perdesaan memiliki peluang lebih kecil untuk tereksploitasi dari segi jam kerja dibandingkan anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan atau dengan kata lain, anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan memiliki kecenderungan lebih besar untuk tereksploitasi dari segi jam kerja. Jika variabel yang lain konstan, maka kecenderungan anak bekerja di daerah perdesaan sebesar 0,788 kali dibandingkan di daerah perkotaan. 2. Koefisien jenis kelamin anak bertanda negatif. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa anak perempuan mempunyai peluang lebih kecil untuk tereksploitasi dari segi jam kerja dibandingkan dengan anak laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diberikan, yaitu anak laki-laki memiliki pengaruh yang positif terhadap kecenderungan terjadinya eksploitasi dari segi jam kerja. Dengan nilai odds ratio sebesar 0,870 dapat diartikan bahwa anak perempuan memiliki peluang 0,870 kali untuk tereksploitasi jam kerja dibandingkan anak laki-laki. Hal ini diduga karena anak laki-laki lebih memiliki fisik yang kuat untuk bekerja lebih lama dibandingkan anak perempuan. White dan Tjandraningsih 1991 dalam penelitian mereka menyatakan bahwa pembagian kerja di sektor industri tidak didasarkan pada usia, tapi berdasarkan jenis kelamin. 3. Koefisien umur anak bertanda negatif, artinya semakin tinggi umur anak, maka kecenderungan anak untuk tereksploitasi dari segi jam kerja semakin kecil. Angka exp B yang sebesar 0,784 berarti bahwa setiap penambahan