Variabel-variabel yang Memengaruhi Keputusan Anak untuk Bekerja

2. Karakteristik rumah tangga, yaitu tingkat pendidikan kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, status bekerja kepala rumah tangga, dan ukuran rumah tangga banyaknya anggota rumah tangga.

2.2. Tinjauan Empiris

Survei yang dilakukan oleh SMERU dari data 100 desa pada tahun 1998- 1999 menemukan bahwa faktor pendorong signifikan yang mempengaruhi keputusan orang tua untuk mengirimkan anaknya bekerja adalah besarnya jumlah anggota rumah tangga. Semakin besar anggota rumah tangga, semakin besar kemungkinan bahwa anak-anak keluarga tersebut terpaksa bekerja. Selain itu, rasio ketergantungan yang lebih besar mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengirimkan anaknya bekerja. Rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang berusia lanjut dan mereka yang bekerja di sektor pertanian memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk mengirimkan anaknya dalam dunia kerja SMERU Newsletter, 2003. Usman dan Nachrowi 2004 meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya pekerja anak-anak, dan melihat karakteristik pekerja anak yang mengalami eksploitasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan semakin rendah rata-rata pengeluaran rumah tangga perkapita perbulan, maka akan semakin tinggi resiko anak-anak untuk bekerja. Karakteristik kepala rumah tangga, yaitu: pendidikan, lapangan usaha, status pekerjaan, dan jenis kelamin, juga mempunyai pengaruh yang mengakibatkan timbulnya pekerja anak-anak. Disamping itu, daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin anak juga ikut memengaruhi timbulnya pekerja anak-anak. Penelitian Tharmmapornphilas 2006 tentang pekerja anak di Thailand menunjukkan bahwa umur meningkatkan jam kerja untuk anak laki-laki tapi tidak berlaku untuk anak perempuan, pekerja anak di pedesaan memiliki jam kerja lebih lama dibandingkan pekerja anak di perkotaan, rumah tangga dengan banyak anak cenderung memiliki pekerja anak lebih banyak, jenis kelamin dan status perkawinan dari kepala keluarga tidak memengaruhi penawaran pekerja anak, umur kepala keluarga berpengaruh negatif terhadap adanya pekerja anak laki-laki tapi tidak berlaku pada pekerja anak perempuan, pendidikan orang tua berpengaruh negatif terhadap penawaran pekerja anak. Yunita 2006 dengan menggunakan data IFLS Indonesian Family Life Survey tahun 1997 dan 2000, meneliti hubungan antara kondisi sosial ekonomi keluarga, posisi tawar dan pendidikan orang tua pada kecenderungan anak-anak mereka untuk bersekolah atau bekerja. Model yang digunakan adalah model probit. Hasil penelitian menyatakan bahwa posisi tawar ibu yang lebih tinggi secara signifikan mengurangi kecenderungan anak untuk bekerja. Jumlah tahun bersekolah ibu juga lebih mempengaruhi keputusan apakah anak bekerja atau bersekolah, dibandingkan dengan pendidikan ayah. Okurut dan Yinusa 2009 dengan menggunakan Survei Tenaga Kerja Labour Force SurveyLFS Botswana meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi anak untuk bekerja dan bersekolah. Model yang digunakan adalah multinomial logit. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah peluang anak-anak bekerja ketika bersekolah secara negatif dan signifikan dipengaruhi oleh umur anak, kepala rumah tangga berjenis kelamin perempuan, dan status bekerja kepala rumah tangga. Sedangkan peluang anak-anak bekerja dan bersekolah secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan anak, jumlah anak dalam rumah tangga, dan kepala rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian. Triningsih dan Ichihashi 2010 memeriksa determinan dan dampak dari kebijakan pendidikan bagi anak-anak yang bekerja di Indonesia menggunakan data IFLS. Penelitian ini menggunakan model probit untuk mengestimasi kecenderungan anak-anak untuk bekerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa kemiskinan merupakan salah satu determinan anak-anak yang bekerja di Indonesia selain faktor-faktor lain seperti umur, sektor pertanian, dan pendidikan orang tua. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah bahwa tujuan penelitian ini selain untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan anak untuk bekerja, juga menghitung tingkat keparahan eksploitasi terhadap pekerja anak dan meneliti faktor-faktor apa saja yang memengaruhi eksploitasi terhadap pekerja anak.