anak meningkat dan anak yang bersekolah berkurang, karena antara orang tua, anak dan pemegang obligasi tidak memiliki jaminan atas pengembalian investasi
pada anak. Penelitian lain membuktikan bahwa ketika anak memiliki peluang kerja di
luar rumah, mereka mungkin dapat memengaruhi keputusan rumah tangga. Moehling 2005 menemukan bukti menarik tentang kemampuan anak bekerja
untuk memengaruhi pengambilan keputusan rumah tangga. Dia memeriksa data pengeluaran rumah tangga AS tahun 1917-1919. Dia mengamati bahwa pangsa
pengeluaran rumah tangga untuk barang-barang bagi anak yang bekerja meningkat. Basu 2006 juga menunjukkan bahwa mungkin ada siklus kekuasaan
dalam rumah tangga. Sebagai anak yang bekerja, mereka memiliki kemampuan untuk memengaruhi kegiatan rumah tangga, oleh karena itu mereka lebih memilih
untuk bekerja. Iverson 2002 meneliti tentang anak-anak migran di sebuah distrik pedesaan di India Selatan. Dia melaporkan bahwa anak laki-laki yang mulai
bekerja pada usia 13 tahun ke atas bekerja atas keinginan mereka sendiri. Para migran ini bermigrasi dan bekerja agar memiliki kontrol yang lebih besar atas
kehidupan mereka sendiri.
2.1.8. Variabel-variabel yang Memengaruhi Keputusan Anak untuk Bekerja
Menurut Tharmmapornphilas 2006, variabel-variabel penelitian empiris yang berhubungan dengan keputusan anak untuk bekerja dibedakan menjadi
empat kelompok; yaitu: 1.
Karakteristik anak yang meliputi jenis kelamin, umur, dan urutan kelahiran 2.
Karakteristik rumah tangga yang meliputi pendapatan, pendidikan orang tua, dan jumlah anak.
3. Karakteristik sekolah yang meliputi jarak dari rumah ke sekolah dan kualitas
sekolah. 4.
Karakteristik komunitas yang meliputi lokasi, infrastruktur, dan lingkungan. Okurut dan Yinusa 2009 menggunakan beberapa variabel untuk meneliti
faktor-faktor yang memengaruhi anak-anak untuk bekerja dan bersekolah, yaitu: 1.
Karakteristik demografi individu, yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, status anak yatim, dan kewarganegaraan.
2. Karakteristik rumah tangga, yaitu tingkat pendidikan kepala rumah tangga,
jenis kelamin kepala rumah tangga, status bekerja kepala rumah tangga, dan ukuran rumah tangga banyaknya anggota rumah tangga.
2.2. Tinjauan Empiris
Survei yang dilakukan oleh SMERU dari data 100 desa pada tahun 1998- 1999 menemukan bahwa faktor pendorong signifikan yang mempengaruhi
keputusan orang tua untuk mengirimkan anaknya bekerja adalah besarnya jumlah anggota rumah tangga. Semakin besar anggota rumah tangga, semakin besar
kemungkinan bahwa anak-anak keluarga tersebut terpaksa bekerja. Selain itu, rasio ketergantungan yang lebih besar mempunyai kecenderungan yang lebih
tinggi untuk mengirimkan anaknya bekerja. Rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang berusia lanjut dan mereka yang bekerja di sektor pertanian memiliki
kecenderungan yang sangat tinggi untuk mengirimkan anaknya dalam dunia kerja SMERU Newsletter, 2003.
Usman dan Nachrowi 2004 meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya pekerja anak-anak, dan melihat karakteristik pekerja
anak yang mengalami eksploitasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan semakin rendah
rata-rata pengeluaran rumah tangga perkapita perbulan, maka akan semakin tinggi resiko anak-anak untuk bekerja. Karakteristik kepala rumah tangga, yaitu:
pendidikan, lapangan usaha, status pekerjaan, dan jenis kelamin, juga mempunyai pengaruh yang mengakibatkan timbulnya pekerja anak-anak. Disamping itu,
daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin anak juga ikut memengaruhi timbulnya pekerja anak-anak.
Penelitian Tharmmapornphilas 2006 tentang pekerja anak di Thailand menunjukkan bahwa umur meningkatkan jam kerja untuk anak laki-laki tapi tidak
berlaku untuk anak perempuan, pekerja anak di pedesaan memiliki jam kerja lebih lama dibandingkan pekerja anak di perkotaan, rumah tangga dengan banyak anak
cenderung memiliki pekerja anak lebih banyak, jenis kelamin dan status perkawinan dari kepala keluarga tidak memengaruhi penawaran pekerja anak,
umur kepala keluarga berpengaruh negatif terhadap adanya pekerja anak laki-laki