Likelihood Ratio Test Eksploitasi dari Segi Terhambatnya Akses Pendidikan

variabel penjelas dalam model digunakan statistik uji Wald. Parameter yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai signifikansi setiap variabel dengan taraf nyata 5 persen 0,05. Apabila signifikansi kurang dari 0,05, maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat dan berlaku pula sebaliknya. Uji Wald memberikan hasil bahwa setelah melalui empat tahap iterasi terdapat sembilan variabel yang memiliki signifikansi kurang dari 0,05 yang berarti variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak yang bekerja dari segi akses pendidikan. Nilai B yang bertanda positif + menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut berpengaruh secara positif terhadap variabel terikat, begitu pula sebaliknya. Fungsi regresi logistik yang diperoleh adalah: x g = -6,586 + 0,217 anak_B1P051 – 0,281 anak_JK1 + 0,272 anak_UMUR – 0,005 krt_UMUR + 0,876 KLUIanak1–1,138 statuskerjaanak1+ 0,974 tamatSDSMP1 +1,770tdktamatSD1 + 0,081 anak_B5P8B6.4 Tabel 30 Hasil estimasi koefisien model, nilai uji Wald, signifikansi, dan nilai odds ratio dari model regresi logistik faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya eksploitasi dari segi akses pendidikan di Indonesia , tahun 2011 Nama Variabel B Wald Signifikansi ExpB Anak_B1P051 0,217 10,368 0,00 1,242 anak_JK1 -0,281 31,224 0,00 0,755 anak_UMUR 0,272 425,136 0,00 1,312 Krt_UMUR -0,005 4,719 0,03 0,995 KLUIanak1 0,876 183,662 0,00 2,401 tamatSDSMP1 0,974 131,657 0,00 2,648 tdktamatSD1 1,770 405,673 0,00 5,873 Anak_B5P8B 0,081 1,663E3 0,00 1,084 Statuskerjaanak1 -1,138 165,486 0,00 0,320 intersep -6,586 679,982 0,00 0,001 Sumber: data diolah dari BPS, 2011 Berdasarkan fungsi regresi logistik terlihat bahwa koefisien umur anak dan jumlah jam kerja perminggu bertanda positif, yang berarti bahwa setiap penambahan satu satuan dari variabel-variabel tersebut, maka peluang anak untuk tereksploitasi dari segi akses pendidikan akan semakin besar.

4. Odds Ratio

Besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak yang bekerja dari segi akses pendidikan dapat dilihat berdasarkan nilai odds ratio. Nilai odds ratio dalam model tersebut adalah: θ = exp -6,586 + 0,217 anak_B1P051 – 0,281 anak_JK1 + 0,272 anak_UMUR – 0,005 krt_UMUR + 0,876 KLUIanak1–1,138 statuskerjaanak1+ 0,974 tamatSDSMP1 + 1,770tdktamatSD1 + 0,081 anak_B5P8B ………………………………………………. 6.5 Nilai exp B menunjukkan besarnya perubahan odds ratio jika X naik satu satuan. Oleh karena itu dapat ditafsirkan beberapa hal mengenai eksploitasi dari segi akses pendidikan terhadap anak yang bekerja sebagai berikut: 1. Daerah tempat tinggal, dalam hal ini perdesaan memiliki pengaruh positif terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak bekerja dari segi terhambatnya akses pendidikan. Nilai odds ratio yang sebesar 1,242 berarti bahwa anak bekerja yang tinggal di perdesaan memiliki peluang untuk tereksploitasi dari segi terhambatnya akses pendidikan 1,242 kali lebih besar dibandingkan anak yang tinggal di daerah perkotaan. Selain bisa disebabkan karena akses atau fasilitas kesehatan di perdesaan lebih terbatas dibandingkan perkotaan, juga bisa disebabkan perbedaan pola pikir atau kultur masyarakat perdesaan yang belum memprioritaskan pendidikan untuk anak. 2. Koefisien jenis kelamin anak bertanda negatif. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa anak laki-laki yang bekerja mempunyai peluang lebih besar untuk tereksploitasi dari segi terhambatnya akses pendidikan dibandingkan dengan anak perempuan. Dengan nilai odds ratio sebesar 0,755 dapat diartikan bahwa anak perempuan yang bekerja memiliki peluang tereksploitasi dari segi terhambatnya akses pendidikan 0,755 kali dibandingkan anak laki-laki. 3. Koefisien umur anak bertanda positif, artinya semakin tinggi umur anak, maka kecenderungan anak bekerja untuk tereksploitasi dari segi terhambatnya akses pendidikan semakin besar. Seiring dengan meningkatnya umur, diduga menyebabkan tanggung jawab secara ekonomi yang dimiliki anak semakin