penambahan satu satuan dari variabel-variabel tersebut, maka peluang anak untuk tereksploitasi dari segi akses pendidikan akan semakin besar.
4. Odds Ratio
Besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak yang bekerja dari segi akses pendidikan dapat dilihat berdasarkan
nilai odds ratio. Nilai odds ratio dalam model tersebut adalah:
θ
= exp -6,586 + 0,217 anak_B1P051 – 0,281 anak_JK1 + 0,272 anak_UMUR – 0,005 krt_UMUR + 0,876 KLUIanak1–1,138
statuskerjaanak1+ 0,974 tamatSDSMP1 + 1,770tdktamatSD1 + 0,081 anak_B5P8B ………………………………………………. 6.5
Nilai exp B menunjukkan besarnya perubahan odds ratio jika X naik satu satuan. Oleh karena itu dapat ditafsirkan beberapa hal mengenai eksploitasi dari
segi akses pendidikan terhadap anak yang bekerja sebagai berikut: 1.
Daerah tempat tinggal, dalam hal ini perdesaan memiliki pengaruh positif terhadap terjadinya eksploitasi terhadap anak bekerja dari segi terhambatnya
akses pendidikan. Nilai odds ratio yang sebesar 1,242 berarti bahwa anak bekerja yang tinggal di perdesaan memiliki peluang untuk tereksploitasi dari
segi terhambatnya akses pendidikan 1,242 kali lebih besar dibandingkan anak yang tinggal di daerah perkotaan. Selain bisa disebabkan karena akses atau
fasilitas kesehatan di perdesaan lebih terbatas dibandingkan perkotaan, juga bisa disebabkan perbedaan pola pikir atau kultur masyarakat perdesaan yang
belum memprioritaskan pendidikan untuk anak. 2.
Koefisien jenis kelamin anak bertanda negatif. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa anak laki-laki yang bekerja mempunyai peluang lebih
besar untuk tereksploitasi dari segi terhambatnya akses pendidikan dibandingkan dengan anak perempuan. Dengan nilai odds ratio sebesar 0,755
dapat diartikan bahwa anak perempuan yang bekerja memiliki peluang tereksploitasi dari segi terhambatnya akses pendidikan 0,755 kali
dibandingkan anak laki-laki. 3.
Koefisien umur anak bertanda positif, artinya semakin tinggi umur anak, maka kecenderungan anak bekerja untuk tereksploitasi dari segi terhambatnya akses
pendidikan semakin besar. Seiring dengan meningkatnya umur, diduga menyebabkan tanggung jawab secara ekonomi yang dimiliki anak semakin