d. Komposisi Aset Portofolio Rumah Tangga
Komposisi aset portofolio rumah tangga merupakan faktor yang penting dalam sisi permintaan tenaga kerja anak. Rumah tangga yang memiliki sejumlah
lahan akan cenderung mempekerjakan anak-anak mereka.
e. Perdagangan dan Keunggulan Komparatif
Beberapa negara maju berupaya mencari sanksi perdagangan kepada Negara-negara berkembang yang mempekrjakan anak-anak. Kekhawatiran ini
terjadi karena fakta tentang eksploitasi anak di negara-negara berkembang dapat menurunkan biaya tenaga kerja, menyebabkan kompetisi yang tidak fair dalam
pasar dunia dan memperluas tekanan pada upah tenaga kerja yang tidak terdidik dan kesempatan kerja di negara maju.
f. Aktivitas Nonekonomi Anak dan Isu Gender
Aktivitas nonekonomi anak merupakan permintaan terhadap waktu anak. Grimsrud 2001 mencatat bahwa sebagian besar pekerja anak di dunia adalah
anak perempuan dan sebagian besar anak-anak yang aktif secara ekonomi adalah anak laki-laki. Perbedaan jumlah dan komposisi jender ini disebabkan karena
pekerjaan rumah tangga yang banyak dilakukan anak perempuan merupakan sebuah aktivitas nonekonomi. Anak-anak terutama perempuan sering terlibat
dalam aktivitas keluarga sebagai tenaga kerja tidak dibayar bagi orang tuanya terutama ibunya sebagai pekerja rumah tangga.
2. Penawaran Tenaga Kerja Anak a. Kemiskinan
Kemiskinan dikenal sebagai sisi penawaran yang penting dalam isu tenaga kerja anak, dan mungkin bisa dilihat sebagai faktor yang sangat berpengaruh dari
sisi penawaran tenaga kerja baik tingkat mikro maupun makro. Laporan Bank Dunia menyatakan bahwa semakin tinggi share dari pertanian ke PDB, semakin
tinggi pula kejadian pekerja anak. Pada tingkat mikro dapat dilihat dari tingkat rumah tangga. Terdapat dua asumsi, yaitu aksioma luxury dan substitusi. Asumsi
ini dibuat untuk pasar tenaga kerja dimana anak-anak sebagai pekerja. Aksioma luxury menegaskan bahwa rumah tangga mengirim anaknya bekerja hanya karena
dorongan kemiskinan. Aksioma substitusi menegaskan bahwa tenaga kerja dewasa dan anak-anak bersubstitusi. Berdasarkan asumsi ini, didapatkan kurva
penawaran hybrid dengan tiga wilayah yang berbeda hanya tenaga kerja dewasa, pekerja anak meningkat dan total penawaran tenaga kerja. Terdapat ekuilibrium
ganda dalam pasar tenaga kerja, ekuilibrium dengan upah tenaga kerja dewasa yang murah dan anak-anak bekerja, dan upah tenaga kerja dewasa tinggi dan
anak-anak tidak bekerja.
b. Altruisme dan Isu dari Informasi yang Tidak Sempurna
Altruisme orang tua merupakan asumsi sederhana yang dibuat oleh model tenaga kerja anak. Altruisme ini akan berimplikasi terhadap keputusan rumah
tangga apakah akan mengirim anaknya untuk bekerja atau sekolah. Anker 2000 menyatakan bahwa terdapat keterbatasan altruisme orang tua terutama untuk
keluarga miskin di negara miskin. Terdapat enam alasan, pertama, keberlangsungan keluarga untuk rumah tangga miskin memerlukan pendapatan
dari pekerja anak. Kedua, keluarga miskin mendapatkan manfaat apabila memiliki beberapa sumber pendapatan untuk meyakinkan adanya aliran pendapatan untuk
setiap saat. Ketiga, orang tua tidak secara penuh altruistik terhadap anak-anak mereka. Keempat, krisis keluarga akan menyebabkan anak menjadi putus sekolah
untuk bekerja dan membantu kelangsungan hidup keluarga. Kelima, ketidakpastian keuntungan yang diterima orang tua dari anak-anak yang
terdidiksekolah. Keenam, bekerja dan sekolah sering merupakan sebuah kombinasi.
c. Norma Sosial dan Budaya dan Faktor Komunitas
Pengaruh dari norma sosial, budaya, dan faktor komunitas berhubungan dengan diterima atau tidaknya keberadaan pekerja anak. Faktor komunitas seperti
pedesaan dan lingkungan, kelompok agama, suku, kasta berperan penting dalam menentukan boleh tidanya pekerja anak, serta bentuk terburuk dan berbahaya dari
pekerja anak.
d. Transisi Ekonomi
Transisi ekonomi menyajikan berbagai macam studi kasus keadaan yang mengarahkan anak ke bentuk terburuk dari pekerja anak. Kombinasi faktor sosial
dan ekonomi yang dapat menyebabkan anak rentan untuk dieksploitasi dan diperdagangkan adalah kemiskinan dan pengangguran, kurangnya jaringan
keamanan sosial, kriminal dan korupsi, struktur keluarga tanpa kehadiran orang