Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal

tindakan-tindakan yang dapat membantu mempertahankan hubungan yang telah dibina. 2 Negative Assertion, yakni kemampuan untuk mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar atau tidak adil, kemampuan untuk mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak masuk akal, dan kemampuan untuk meminta pertolongan atau bantuan saat diperlukan. 3 Disclosure, yakni pengungkapan bagian dalam diri innerself antara lain berupa pengungkapan ide-ide, pendapat, permintaan, pengalaman dan perasaan-perasaannya kepada orang lain. Self disclosure dapat mengubah suatu perkenalan yang tidak mendalam menjadi suatu hubungan yang lebih serius. 4 Emotional Support, yakni ekspresi perasaan yang memperlihatkan adanya perhatian, simpati dan penghargaan terhadap orang lain. Emotional support juga mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberikan perasaan nyaman kepada orang lain yang sedang dalam kondisi tertekan dan bermasalah. 5 Conflict Management, yakni cara atau strategi untuk menyelesaikan adanya pertentangan dengan orang lain yang mungkin terjadi saat melakukan hubungan interpersonal. Konflik dapat disalurkan dan dibangun secara konstruktif sehingga meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi. Teknik pengendalian dan kemampuan verbal individu dapat digunakan sebagai media untuk menangani konflik dan mengarahkannya menuju akhir yang konstruktif.

c. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal

Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan. Akan tetapi, bagaimana komunikasi itu dilakukan. Jika di antara dua orang yang berkomunikasi berkembang sikap curiga, makin sering mereka berkomunikasi, makin jauh jarak di antara keduanya. Maka perlu dipahami, faktor-faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik Rakhmat, 2011, hlm. 127-134, yaitu: 1 Percaya Trust Percaya adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Dengan percaya, seseorang akan lebih banyak membuka diri kepada orang yang dipercaya. Hal ini terjadi ketika seseorang yakin bahwa orang yang dipercaya tidak akan mengkhianati atau merugikannya. Sejak tahap yang pertama dalam hubungan interpersonal tahap perkenalan, sampai pada tahap kedua tahap peneguhan, percaya menentukan efektivitas komunikasi. Terdapat empat faktor yang berhubungan dengan sikap percaya Rakhmat, 2011, hlm. 129-130, yaitu: a Karakteristik dan maksud orang lain. Orang akan menaruh kepercayaan kepada seorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan, atau pengalaman dalam bidang tertentu. Kita akan percaya pada guru kimia dalam urusan mereaksikan zat-zat tetapi tidak akan percaya padanya dalam urusan sastra dan sebagainya. b Hubungan kekuasaan Percaya tumbuh apabila orang-orang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain. Bila seseorang mengetahui bahwa orang lain akan tunduk dan patuh kepadanya, ia akan mempercayainya. c Sifat dan kualitas komunikasi Sikap percaya akan tumbuh ketika komunikasi bersifat terbuka, maksud dan tujuan jelas, dan ekspektasi sudah dinyatakan. d Pengalaman Sikap percaya berkembang apabila setiap komunikan lainnya berlaku jujur. Sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman seseorang dengan komunikan lainnya. 2 Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Dengan sikap defensif, komunikasi interpersonal akan gagal karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif, dan juga faktor situasional seperti perilaku komunikasi orang lain. 3 Sikap Terbuka Sikap terbuka open-mindedness amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Brooks dan Emmert 1977 menjelaskan karakteristik orang yang terbuka, yaitu menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika; membedakan dengan mudah, melihat nuansa; berorientasi pada isi; mencari informasi dari berbagai sumber; lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya; dan mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaaannya.

4. Hubungan Interpersonal Guru dan Siswa