Perilaku Interpersonal Guru Kimia Berdasarkan Persepsi Siswa Kelas

Adapun berdasarkan hasil skor rata-rata hubungan interpersonal guru-siswa di sepuluh sekolah yang menjadi sampel penelitian diketahui bahwa SMA Darussalam Ciputat memiliki persentase tertinggi di antara sekolah lain yaitu sebesar 63,92 dan SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan menempati posisi terendah sebesar 56,04. Namun, secara umum, masing-masing sekolah memiliki hubungan interpersonal cukup baik dibuktikan dengan persentase yang berada di atas 50.

2. Perilaku Interpersonal Guru Kimia Berdasarkan Persepsi Siswa Kelas

XI IPA Tahun Ajaran 20152016 di SMA di Kota Tangerang Analisis terhadap perilaku interpersonal guru menunjukkan bahwa guru kimia SMA di Kota Tangerang Selatan cukup berpengaruh dan cukup dekat dengan siswa yang diajarnya. Lebih jelasnya, guru kimia SMA di Kota Tangerang Selatan dipersepsi siswa cukup mendominasi dan sangat bekerja sama dominasi = 67,09, kerjasama = 75,14. Meskipun sangat bekerja sama, guru dipersepsi siswa berperilaku cukup disiplin dengan persentase sebesar 54 lihat pada Gambar 4.5. Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun memiliki tingkat kerja sama yang cukup besar, guru kimia SMA di Kota Tangerang Selatan masih mempertahankan perilaku dominasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Hal ini senada dengan temuan Maulana, dkk. 2011 pada guru SMP di kelas Matematika dan Bahasa Inggris. Ukuran kelas yang cukup besar yang ada di Sekolah Menengah di Indonesia kemungkinan menjadi faktor penyebab terjadinya hal ini Maulana, dkk. 2011, hlm. 45. Pada level dimensi perilaku, guru yang bekerja sama dan mendominasi tampak berkontribusi pada sikap siswa yang menyenangkan terhadap mata pelajaran, sedangkan perilaku perlawanan dan kepatuhan guru yang memiliki efek sebaliknya Fisher Rickards, 1995, hlm. 11. Berdasarkan grafik perilaku interpersonal guru kimia yang ditampilkan pada Gambar 4.3 dan 4.4 diketahui bahwa baik di SMA Negeri dan SMA Swasta, guru kimia memiliki dimensi kerjasama dan dominasi yang cukup tinggi dan sebaliknya rendah pada dimensi perlawanan dan kepatuhan. Hal ini menandakan bahwa guru kimia memiliki kecenderungan cukup besar untuk mampu membuat siswa senang terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Hasil analisis pada level skala perilaku interpersonal guru menunjukkan bahwa guru kimia SMA Negeri dan Swasta di Kota Tangerang Selatan memiliki perilaku interpersonal positif perilaku kepemimpinan, membantubersahabat, pengertian, memberi tanggung jawab dan kebebasan pada siswa yang lebih besar dibandingkan perilaku interpersonal negatif perilaku ragu-ragu, tidak puas, menegur, dan disiplin. Hal ini mengindikasikan bahwa guru kimia SMA di Kota Tangerang Selatan memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk membantu siswa termotivasi dalam belajar dan mendapatkan pencapaian hasil belajar yang baik di sekolah karena guru memiliki perilaku interpersonal yang mendukung sebagaimana yang dijelaskan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Reid Fisher 2008. Reid Fisher mengemukakan bahwa perilaku guru yang menunjukkan kepemimpinan, membantubersahabat, pengertian dan memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada siswa memberi pengaruh yang positif kepada siswa untuk termotivasi dan berhasil dalam pelajaran sains serta memberi pengaruh positif terhadap proses pembelajaran sains di kelas Reid Fisher, 2008, hlm. 442-443. Analisis yang dilakukan terhadap perilaku interpersonal guru kimia pada masing-masing jenis sekolah menunjukkan bahwa guru kimia di SMA Swasta memiliki perilaku kepemimpinan, membantubersahabat, dan pengertian DC = 82,7, CD = 81, CS = 78 lebih tinggi dibandingkan guru kimia di SMA Negeri DC = 76,3, CD = 76, CS = 70. Hal ini dapat menjadi sebuah indikasi bahwa guru kimia di SMA Swasta memiliki kecenderungan lebih besar untuk dapat memotivasi siswa berhasil dalam pelajaran kimia. Meskipun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini. Secara lebih detail, peta konstruk hasil analisis pemodelan Rasch menunjukkan bahwa item-item pernyataan perilaku kepemimpinan, membantubersahabat, dan pengertian guru teridentifikasi berada di atas logit 0 hingga logit 2, menandakan bahwa perilaku-perilaku tersebut memiliki skor cukup tinggi dan dipersepsi siswa cukup sering atau selalu tampak pada guru kimia di SMA Negeri dan Swasta di Kota Tangerang Selatan. Sedangkan pada item-item pernyataan perilaku guru ragu-ragu dan menegur teridentifikasi berada di bawah logit 0 hingga mendekati logit -2, menandakan bahwa perilaku-perilaku tersebut memiliki skor rendah dan dipersepsi siswa jarang atau hampir tidak pernah tampak pada perilaku guru kimia di SMA Negeri dan Swasta di Kota Tangerang Selatan.

3. Profil Perilaku Interpersonal Guru Kimia SMA di Kota Tangerang