penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, hlm.
177. Kimia sebagai ilmu termasuk ke dalam rumpun Ilmu Pengetahuan
Alam IPA memiliki karakteristik yang sama dengan IPA dalam proses pembelajarannya. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2006, hlm. 177. Pengalaman menunjukkan bahwa mempelajari ilmu kimia cukup sulit, karena yang dibahas adalah hukum dan
teori tentang atom dan molekul yang tidak dapat dilihat. Yang dapat ditangkap hanyalah gejala yang ditimbulkan oleh atom dan molekul tersebut
melalui percobaan eksperimen di laboratorium. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalam mempelajari kimia dapat dilakukan dengan
menunjukkan kaitan antara hukum dan teori dengan percobaan yang mendasarinya Syukri, 1999, hlm. 7a. Dalam hal ini, siswa membutuhkan
peran guru melalui interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dalam strategi pembelajaran yang terencana.
3. Konsep Hubungan Interpersonal
a. Pengertian Hubungan Interpersonal
Menurut Miller Steinberg 1975 dalam Budyatna Ganiem 2012, hlm. 44, hubungan antarpribadi interpersonal adalah hubungan
komunikasi timbal balik berdasarkan data psikologis. Pengembangan hubungan antarpribadi mengacu kepada proses di mana manusia
mengadakan kontak terhadap satu sama lain dan mendasarkan prediksi tentang perilaku komunikasi satu sama lain terutama pada data
psikologis. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat
keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya. Makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, semakin efektif
komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi Hidayat, 2012, hlm. 56.
Komunikasi penting dalam mengembangkan dan memelihara hubungan-hubungan antarpribadi. Hubungan antarpribadi yang sehat
ditandai oleh keseimbangan pengungkapan diri atau self-disclosure yang tepat, yaitu saling memberikan data biografis, gagasan-gagasan
pribadi, dan perasaan-perasaan yang tidak diketahui orang lain, serta umpan balik berupa verbal dan respon-respon fisik kepada orang atau
pesan-pesan mereka di dalam suatu hubungan Budyatna Ganiem, 2011, hlm. 44.
Komunikasi yang
efektif ditandai
dengan hubungan
interpersonal yang baik. Setiap kali melakukan komunikasi, manusia tidak hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar
hubungan interpersonal Rohim, 2009, hlm. 70.
b. Tahap-tahap Hubungan Interpersonal
Menurut Rakhmat
2011, hlm.
122-127, hubungan
interpersonal berlangsung melewati tiga tahap, yaitu pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.
1 Pembentukan Hubungan Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan
aquaintance process. Menurut Steve Duck 1976, perkenalan adalah proses komunikasi di mana individu mengirimkan secara
sadar atau menyampaikan kadang-kadang tidak sengaja informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya dengan menggunakan cara-
cara agak berbeda pada bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan.
Dalam hubungan interpersonal, kesan pertama dibentuk dari petunjuk proksemik, kinesik, paralinguistik, dan artifaktual, yaitu
dengan mempertahankan jarak, gerak tangan dan lirikan matanya, intonasi suara, dan pakaian yang dikenakannya. Kesan pertama amat
menentukan apakah hubungan interpersonal harus diakhiri atau
diperteguh. Para psikolog sosial menemukan bahwa penampilan fisik, apa yang diucapkan pertama, apa yang dilakukan pertama
menjadi penentu yang penting terhadap pembentukan citra pertama tentang orang itu.
2 Peneguhan Hubungan Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu
berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan equilibrium. Menurut Rakhmat 2011, hlm. 124-127, ada empat faktor yang amat penting
dalam memelihara keseimbangan ini: keakraban, kontrol, respons yang tepat, dan nada emosional yang tepat.
Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa dan bilamana. Konflik terjadi umumnya bila
masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respons. Dalam percakapan, misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon
dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respons ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan verbal, tetapi juga
pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan serius dijawab dengan main-main, ungkapan bersungguh-sungguh diterima dengan air
muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, hubungan interpersonal mengalami keretakan
Faktor keempat yang memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika berlangsungnya
komunikasi. Walaupun mungkin saja terjadi dua orang berinteraksi dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak
akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
3 Pemutusan Hubungan R.D. Nye 1973 dalam bukunya Conflict among Humans
menyebutkan lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a Kompetisi; adalah di mana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain.
Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
b Dominasi; adalah di mana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-
haknya dilanggar. c Kegagalan;
adalah di
mana masing-masing
berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d Provokasi; adalah di mana salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang
lain. e Perbedaan nilai; adalah di mana kedua pihak tidak sepakat
tentang nilai-nilai yang mereka anut. Untuk mempertahankan hubungan dalam jangka waktu lama,
diperlukan kemampuan kompetensi untuk menjalin hubungan interpersonal. Menurut Buhrmeister 1988 terdapat lima domain
kompetensi interpersonal Dayakisni Hudaniah, 2009, hlm. 120, yaitu:
1 Initiative, yakni usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungan sosial yang lebih besar. Inisiatif selalu
diarahkan baik pada penciptaan suatu hubungan antarpribadi yang baru dengan seseorang yang belum atau baru dikenal maupun
tindakan-tindakan yang
dapat membantu
mempertahankan hubungan yang telah dibina.
2 Negative Assertion, yakni kemampuan untuk mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar atau tidak adil, kemampuan untuk
mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak masuk akal, dan kemampuan untuk meminta pertolongan atau bantuan saat
diperlukan. 3 Disclosure, yakni pengungkapan bagian dalam diri innerself antara
lain berupa pengungkapan ide-ide, pendapat, permintaan, pengalaman dan perasaan-perasaannya kepada orang lain. Self
disclosure dapat mengubah suatu perkenalan yang tidak mendalam menjadi suatu hubungan yang lebih serius.
4 Emotional Support, yakni ekspresi perasaan yang memperlihatkan adanya perhatian, simpati dan penghargaan terhadap orang lain.
Emotional support juga mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberikan perasaan nyaman kepada orang lain yang sedang
dalam kondisi tertekan dan bermasalah. 5 Conflict Management, yakni cara atau strategi untuk menyelesaikan
adanya pertentangan dengan orang lain yang mungkin terjadi saat melakukan hubungan interpersonal. Konflik dapat disalurkan dan
dibangun secara konstruktif sehingga meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi. Teknik pengendalian dan kemampuan
verbal individu dapat digunakan sebagai media untuk menangani konflik dan mengarahkannya menuju akhir yang konstruktif.
c. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal