Indikator Kemandirian Belajar Kemandirian Siswa

Dalam konteks proses belajar, gejala negatif yang nampak adalah kurang mandiri dalam belajar, kebiasaan belajar yang kurang baik yaitu tidak tahan lama dan baru belajar menjelang ujian, membolos, menyontek, dll. Sebagai gambaran, siswa yang menyontek sebenarnya sedang mengalami krisis kemandirian karena dengan menyontek bukan saja menunjukkan bahwa mereka tidak jujur, tetapi juga tidak mandiri. Mereka tidak mampu menyelesaikan masalah yang diberikan atau tidak percaya diri dengan jawabannya sendiri. Tidak mampu menata dirinya sendiri untuk belajar lebih giat dan juga kurang disiplin serta bertanggung jawab dalam belajar.

2.1.8.3 Indikator Kemandirian Belajar

Sumarmo, sebagaimana dikutip oleh Sugandi 2013: 149, mengutarakan tentang indikator dalam kemandirian belajar sebagai berikut . 1 Inisiatif belajar. Menurut Djamarah 2002: 10, belajar adalah kegiatan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan dan sebagai seorang pelajar tentunya kewajibannya adalah belajar. Namun, banyak siswa yang belajar susah payah, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui. Menurut Djamarah, penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi, mengabaikan masalah pengaturan waktu, istirahat yang tidak cukup, dan kurang tidur. Maka dari itu siswa harus mempunyai kesadaran akan tanggung jawab belajar. Sehingga siswa hendaknya belajar dengan inisiatifnya sendiri, tanpa harus disuruh dan secara bertanggung jawab. 2 Mendiagnosis kebutuhan belajar. Siswa yang memiliki kebutuhan belajar akan belajar dengan teratur dan disiplin, antusias dalam pembelajaran, dan tahu bagaimana cara berkonsentrasi. 3 Menetapkan Target dan Tujuan Belajar. Menurut Djamarah 2002: 24, penentuan tujuan belajar sangat penting. Ditetapkannya tujuan menjadikan belajar lebih terarah. Jika tidak menetapkan tujuan seperti tidak tahu apa yang dicari. Selain itu konsentrasi belajar dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan belajar di antaranya, yakni motivasi belajar, kemampuan belajar, dan ketersediaan sumber belajar. 4 Memonitor, Mengatur dan Mengontrol. Pembelajar mandiri belajar teratur dengan membuat jadwal belajarnya sesuai kedalaman materi. Disiplin melaksanakan jadwal yang telah disusunnya. 5 Memandang Kesulitan sebagai Tantangan. Pembelajar yang mandiri saat menghadapi soal yang sulit, tidak akan mudah putus asa. Justeru akan semakin tertantang untuk menyelesaikan soal tersebut. 6 Memanfaatkan dan Mencari Sumber yang relevan. Sumber belajar hendaknya bukan hanya dari satu sumber saja. Pembelajar yang mandiri akan mencari sumber belajar yang relevan dengan materi yang dipelajarinya. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku penunjang yang dapat dipinjam di perpustakaan atau jika mau dapat membeli sendiri, buku sarana elektronik BSE, modul, atau soal-soal yang dapat didownload di internet, dan sebagainya. 7 Memilih dan Menerapkan Strategi Belajar. Belajar dengan strategi yang sesuai dengan gaya tipe belajarnya. Menurut Djamarah 2002: 27, mengenali tipe gaya belajar sendiri adalah hal yang sangat penting. Belajar sesuai dengan tipe belajar meningkatkan konsentrasi sehingga memudahkan penguasaan bahan pelajaran. Siswa yang mandiri dapat belajar sendiri dengan kiat-kiat belajarnya. Kiat belajar Sendiri di antaranya adalah sebagai berikut Djamarah, 2002: 42-81, 1 mengulangi bahan pelajaran; menghafal bahan pelajaran; 2 selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru; dan 3 membuat ringkasan dan ikhtisar merupakan hal-hal yang berkesinambungan setelah para siswa selesai belajar di kelas. 8 Mengevaluasi Proses dan Hasil Belajar. Siswa yang mandiri mengevaluasi proses dan hasil belajarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan kenaikan dan penurunan nilai yang diperolehnya. Jika nilainya turun, akan dievaluasi apakah cara belajar yang dilakukan sudah baik ataukah ada materi yang belum dikuasai untuk kemudian dicari solusinya. 9 Self Eficacy konsep diri. Berdasarkan teori Bandura, sebagaimana dikutip oleh Huda 2014: 61, “guru harus mendorong siswa untuk memercayai kemampuannya, menghargai dirinya, dan menciptakan kenyamanan dalam proses belajarnya”. Hal-hal yang tersebut dapat menjadi indikator pengukuran Self Eficacy seseorang.

2.1.8.4 Pengintegrasian Kemandirian dalam Mata Pelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KARAKTER SISWA KELAS VIII

66 247 322

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL DESIGNED STUDENT CENTERED INSTRUCTIONAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI DATAR

1 25 255

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN DENGAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

2 68 200

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 1 Lebaksiu pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.

0 2 88

Perbandingan Keefektifan Pembelajaran CTL dan Pembelajaran PBL Ditinjau dari Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Datar, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kepercayaan Diri Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN PROBLEM SOLVING AND REASONING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN

1 1 19

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 6