Sintaks Model Pembelajaran PBL Sistem Sosial Model Pembelajaran PBL

2.1.3.1 Sintaks Model Pembelajaran PBL

Sintaks oleh Joyce Weil 1980: 15 dideskripsikan sebagai urutan aktivitas yang harus dilakukan pada saat pembelajaran yang disebut fase-fase Model pembelajaran PBL terdiri dari lima fase. Fase-fase tersebut dijabarkan dalam tabel yang dikutip dari Arends 2008: 57 sebagai berikut. Tabel 2.1 Sintaksis Model PBL Fase Perilaku Guru Fase 1 Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa Guru membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Fase 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait permasalahannya. Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan da n solusi Fase 4 Mengembangkan dan mem- presentasikan artefak dan exhibit Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak- artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman, video, dan model-model, dan membantu mereka untuk menyampaikan kepada orang lain. Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses memecahkan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya, dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.1.3.2 Sistem Sosial Model Pembelajaran PBL

Sistem sosial mendeskripsikan peranan siswa dan guru dan hubungan serta norma dalam pembelajaran dengan kata lain struktur derajat dalam lingkungan pembelajaran. Pada model PBL pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus aktif dalam pembelajaran dan secara progresif bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri lihat Hmelo-Silver, 2006. Guru berperan sebagai fasilitator. Membimbing proses pembelajaran. Berikut merupakan sistem sosial dari model PBL. Tabel 2.2 Sistem Sosial Model PBL Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberika n orientasi permasalah an kepada siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan masalah yang harus diselesaikan siswa, mendeskripsikan kebutuhan logistik dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Siswa menyimak informasi dan masalah yang disajikan oleh guru, lalu menyiapkan logistik pembelajaran serta menanyakan hal-hal yang dirasa kurang jelas atau belum dipahami. Mengorgan isasikan siswa untuk meneliti Guru membagi siswa dalam kelompok kecil dan menetapkan tugas- tugas yang harus dilakukan oleh siswa. Siswa membentuk kelompok dan membagi tugas belajar. Membantu investigasi mandiri dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk mendapatkan ide untuk memecahkan masalah. Mengumpulkan informasi untuk memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah, kemudian melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan mengecek hasil pemecahan masalah. Mengemba ngkan dan mem- Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan Siswa mempresentasikan penyelesaian masalah hasil diskusi kelompoknya dan presentasik an artefak dan exhibit presentasi pemecahan masalah yang dilakukan serta memotivasi siswa untuk berani mempresentasikan hasil diskusinya. menanggapi, menyanggah, memberi saran terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan kelompok lain. Menganalisis dan mengevaluasi proses memecahkan masalah Guru memberi penguatan, membantu memperbaiki proses-proses yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah, dan membantu siswa menganalisis apa yang telah dipelajari. Siswa melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan dari masalah yang dilakukan dan memperbaiki yang perlu diperbaiki dan menganalisis apa yang telah dipelajari.

2.1.3.3 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran PBL

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KARAKTER SISWA KELAS VIII

66 247 322

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL DESIGNED STUDENT CENTERED INSTRUCTIONAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI DATAR

1 25 255

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN DENGAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

2 68 200

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 1 Lebaksiu pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.

0 2 88

Perbandingan Keefektifan Pembelajaran CTL dan Pembelajaran PBL Ditinjau dari Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Datar, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kepercayaan Diri Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN PROBLEM SOLVING AND REASONING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN

1 1 19

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 6