II III Analisis Hasil Penilaian Mind Map Siswa Kelas Eksperimen

ketenangan siswa saat mengerjakan soal tes. Hasil pengamatan menunjukkan 4 siswa tenang, 19 siswa cukup tenang, dan 15 siswa kurang tenang dalam mengerjakan tes. Berdasarkan penjabaran hasil pengamatan aktivitas pada langkah – langkah pemecahan masalah dan kemandirian belajar tampak bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa pada tiap pertemuannya. Pernyataan ini mendukung dan didukung oleh persentase aktivitas siswa yang meningkat pula pada tiap pertemuan. Sehingga dapat dinyatakan pula bahwa siswa semakin aktif dan antusias dalam melaksanakan pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa semakin meningkat.

4.1.2.9 Analisis Hasil Penilaian Mind Map Siswa Kelas Eksperimen

Berikut ini adalah informasi persentase kumulatif siswa yang membuat mind map pada tiap pertemuan. Tabel 4.7 Persentase Siswa yang Membuat Mind Map No. Pertemuan Jumlah Total Mind Map

1. II

23 60,53

2. III

36 94,74 Pada pertemuan II jumlah siswa yang mengumpulkan mind map adalah 23 anak atau 60,53. Hal ini menunjukkan bahwa siswa aktif dalam melaksanakan tugas dan merupakan partisipan yang baik dalam penelitian ini. Pada pertemuan III 13 siswa mengumpulkan mind map, sehingga persentase siswa yang mengumpulkan mind map bertambah menjadi 94,74. Berikut ini adalah jumlah siswa pada tiap level di tiap indikator penilaian mind map. dari produk mind map akhir yang dibuat siswa dan telah direvisi oleh siswa selama prosesnya. Hasil mind map siswa dapat dilihat pada lampiran 60. Evaluasi mind map secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 61. Sebagai catatan persentase di sini tidak memperhitungkan dua sampel siswa yang tidak membuat mind map. Tabel 4.8 Persentase Pencapaian Tiap Indikator Penilaian Mind Map Ko de Indikator Jumlah Siswa Level 4 San gat Baik Level 3 Baik Level 2 Cuk up baik Level 1 Kura ng baik A Penggunaan Kertas 34 2 94 B Kedalaman materi 2 16 17 63 C Kata Kunci 20 14 1 62 D Warna 8 10 15 2 65 E Gambar 4 30 1 75 F Cabang 4 10 18 3 59 Dari tabel 4.8. diketahui bahwa siswa mematuhi aturan pembuatan mind map. Siswa menggunakan kertas polos dengan orientasi landscape. Hal ini tampak dari persentase pencapaian sebesar 94. Indikator dengan persentase terendah adalah cabang, yakni sebesar 59. Berdasarkan rinciannya tampak bahwa sebagian besar siswa berada di level 2, 3, dan 4. Hanya tiga siswa yang berada pada level 1 kurang baik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa siswa dapat membuat cabang dengan baik. Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa mind map buatan siswa sudah baik.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model PBL dengan teknik radiant thinking terhadap kemampuan problems solving dan kemandirian siswa pada pembelajaran bangun ruang. Pengembangan kemampuan problems solving dan kemandirian belajar dan pencapaian ketuntasan belajar pada aspek kognitif dan afektif tersebut menjadi pokok bahasan pada penelitian ini. Pertemuan I kelas uji coba 1 dilaksanakan pada 18 Mei 2015. Materi pembelajarannya adalah luas permukaan prisma dan limas. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada RPP pertemuan pertama. RPP pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 2. Kendala pertama yang dihadapi guru adalah pada saat penyusunan kelompok. Banyak siswa yang protes dengan pembagian kelompok yang dilakukan guru, sehingga kelas menjadi tidak kondusif. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memberi pengertian pada siswa sehingga mereka menerima kelompoknya masing-masing. Pada pertemuan pertama ini siswa masih kesulitan dalam mengisi LKS dan menyelesaikan LTS. Dibutuhkan waktu yang lama untuk siswa menyelesaikan LKS. Hal ini dikarenakan isian pada LKS pertemuan I yang paling banyak, dikarenakan terdiri dari dua sub materi dan berorientasi pada penemuan konsep, yang jarang dilakukan oleh siswa. Pada pertemuan pertama ini siswa masih enggan menuliskan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan dan ingin langsung menghitung penyelesaiannya. Namun, dikarenakan siswa belum terbiasa menghadapi tipe soal pemecahan masalah siswa kesulitan untuk menentukan rumus apa yang harus digunakan, karena masalah yang disajikan tidak dapat

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KARAKTER SISWA KELAS VIII

66 247 322

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL DESIGNED STUDENT CENTERED INSTRUCTIONAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI DATAR

1 25 255

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN DENGAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

2 68 200

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 1 Lebaksiu pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.

0 2 88

Perbandingan Keefektifan Pembelajaran CTL dan Pembelajaran PBL Ditinjau dari Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Datar, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kepercayaan Diri Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN PROBLEM SOLVING AND REASONING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN

1 1 19

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 6