butir angketnya. Ada 43 butir pernyataan yang diujicobakan. Setelah dianalisis diperoleh 27 butir pernyataan yang valid. Butir yang valid adalah butir no. 1, 3, 4,
5, 9, 10, 11, 16, 17, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 29, 30, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43. Analisis dan perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 46.
3.9.2 Reliabilitas Keajegan
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya.
Suatu tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Pada penelitian ini instrumen yang diuji reliabilitasnya
adalah THB, TKPS, dan angket kemandirian belajar. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas tes uraian adalah
rumus koefisien Alpha Cronbach Arifin, 2012: 332:
2 2
1 1
x i
R R
.
................. 3.2
Keterangan: R
: banyaknya butir soal ∑
: jumlah varians skor tiap butir soal : varians skor total
Sedangkan rumus untuk varians total dan varians item Arikunto, 2007: 109 adalah sebagai berikut:
n X
X
2 2
2
.
................. 3.3 Derajat reliabilitas angket diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus 3.2
dan 3.3.
Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria dari Ruseffendi 2010: 160
sebagai berikut. 0,00
– 0,20 : kecil 0,20
– 0,40 : rendah 0,40
– 0,70 : sedang 0,70
– 0,90 : tinggi 0, 90
– 1,00 : sangat tinggi Pada penelitian ini, reliabilitas tes hasil belajar THB adalah 0, 43
sedang. Reliabilitas tes kemampuan problems solving tinggi 0,71 tinggi. Reliabilitas angket kemandirian belajar 0,89 tinggi.
3.9.3 Daya Beda Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai menguasai materi dengan siswa yang kurang pandai
kurang tidak menguasai materi. Secara logika siswa yang pandai tentu akan lebih mampu menjawab soal dari pada siswa yang kurang pandai. Indeks daya
pembeda dinyatakan dengan proporsi. Semakin tinggi nilai proporsi, semakin tinggi kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dan
kurang pandai. Instrumen yang butirnya diuji daya pembedanya adalah instrumen tes hasil belajar THB dan tes kemampuan problems solving TKPS.
Sebelum menghitung daya pembeda butir menggunakan rumus, mengurutkan skor total siswa dari yang terbesar ke terkecil. Kemudian ditetapkan
kelompok atas dan bawah. Jika peserta didik di atas 30, dapat ditetapkan 27. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai
berikut:
̅ ̅
3.4
Keterangan: DP = daya pembeda
̅ �� = rata-rata kelompok atas ̅ � = rata-rata kelompok bawah
Skor maks = skor maksimum Arifin, 2012: 146
Pada penelitian ini, peringkat yang digunakan untuk menentukkan kelompok atas dan kelompok bawah bukan berdasarkan skor tes, melainkan
berdasarkan peringkat siswa di sekolah. Kemudian, skor tes siswa dikelompokkan sesuai peringkatnya di sekolah. Selanjutnya masing-masing kelompok diurutkan
skornya dari yang terbesar ke yang terkecil, dan diambil 27 dari masing-masing kelompok untuk dijadikan kelompok atas dan kelompok bawah yang akan
dianalisis. Hasil perhitungan daya pembeda dibandingkan dengan kriteria berikut:
0,40 ke atas : sangat baik
0,30 – 0,39
: baik 0,20
– 0,29 : cukup
0,19 ke bawah : kurang baik
Arifin, 2012: 146. Dari hasil analisis daya pembeda butir soal tes hasil belajar THB dari 4
butir soal diperoleh soal no. 1 berkriteria cukup, soal no. 2 dan 4 berkriteria kurang baik, dan soal no. 3 berkriteria baik. Hasil analisis tes kemampuan
problems solving TKPS menunjukkan bahwa dari 6 soal soal no. 1 dan 6 berkriteria baik, soal no. 2, 4, dan 5 berkriteria kurang baik, dan soal no. 3
berkriteria sangat baik.
3.9.4 Tingkat Kesukaran