Kemampuan Problems Solving Siswa Kelas Eksperimen pada

pada lampiran 66. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 5 dari 6 yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka membaca materi prisma dan limas dalam buku paket untuk membuat mind map. Siswa menyatakan bahwa mind map adalah ringkasan, sehingga jika tidak melihat materi akan sulit untuk membuat mind map. Selain itu 5 dari 6 siswa juga menyatakan bahwa lebih mudah memahami materi menggunakan mind map. Hal ini sejalan dengan penelitian Toi 2009, sebagaimana dikutip dari ThinkBuzan.Com, yang menunjukkan bahwa mind map dapat membantu anak mengingat kembali secara lebih efektif daripada menggunakan list dengan peningkatan sebesar 32 . Berdasarkan penjabaran hasil analisis uji hipotesis 1, analisis hasil pengamatan aktivitas siswa, dan analisis hasil mind map dapat disimpulkan bahwa model PBL dengan teknik radiant thinking efektif terhadap kemampuan problems solving siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yakni 1 penelitian Padmavathy Mareesh 2013 yang menunjukkan bahwa PBL lebih efektif untuk mengajar matematika dan dapat menciptakan sejumlah pemikir, pembuat keputusan kritikal, dan pemecahan masalah; 2 penelitian Maemanah 2014 yang menunjukkan bahwa PBL berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian siswa; dan 3 penelitian Yuspriyati 2014 yang menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pemberian tugas mind map dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

4.2.3 Kemampuan Problems Solving Siswa Kelas Eksperimen pada

Pembelajaran Prisma dan Limas Kelas VIII Peneliti menganalisis kemampuan problems solving siswa yang mendapat skor tertinggi, sedang, dan terendah sebagai berikut. Analisis dilakukan terhadap langkah-langkah pemecahan masalah Polya yakni memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali proses dan hasil. Gambar 4.2 Hasil Pemecahan Masalah Siswa Skor Tertinggi Gambar 4.2 adalah salah satu hasil pemecahan masalah siswa yang mendapat skor tertinggi pada tes kemampuan problems solving. Pada tahap memahami masalah, siswa telah menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan lengkap dan tepat, meskipun dalam menuliskan informasi yang diketahui belum menggunakan notasi. Siswa juga mampu membuat gambar yang sesuai dan mengidentifikasi alas prisma berbentuk trapesium. Ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar memahami masalah yang harus diselesaikan. Pada tahap merencanakan masalah siswa menentukan rumus yang akan digunakan dengan tepat, yakni rumus volume prisma. Siswa juga menggunakan rumus luas trapesium untuk menentukan luas alas prisma. Ini menunjukkan bahwa siswa mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah baru. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian tampak bahwa siswa mahir berhitung dan teliti dalam melaksanakan perhitungan sesuai dengan rumus yang ditentukannya. Siswa juga mampu melakukan konversi hasil dari satuan m 3 ke satuan liter. Pada tahap memeriksa kembali, siswa dapat menyimpulkan jawaban dari masalah dan menggunakan satuan dengan tepat. Sehingga siswa mendapatkan skor 10. Berdasarkan proses dan hasil penyelesaian masalah yang tampak pada gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa siswa mampu menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah hasil pemecahan masalah siswa dengan skor sedang. Gambar 4.3 Hasil Pemecahan Masalah Siswa Skor Sedang Gambar 4.3 adalah salah satu hasil pemecahan masalah siswa yang mendapat skor sedang pada tes kemampuan problems solving. Berdasarkan proses dan hasil penyelesaian masalah yang tampak pada gambar 4.3 pada tahap memahami masalah, siswa telah menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan lengkap dan tepat, meskipun dalam menuliskan informasi yang diketahui belum menggunakan notasi. Siswa juga mampu membuat gambar yang 2 sesuai dan mengidentifikasi alas prisma berbentuk trapesium. Ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar memahami masalah yang harus diselesaikan. Pada tahap merencanakan masalah siswa menentukan rumus yang akan digunakan dengan tepat. Siswa juga menggunakan rumus luas trapesium untuk menentukan luas alas. Ini menunjukkan bahwa siswa mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah baru. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian tampak bahwa siswa mahir berhitung dan teliti dalam melaksanakan perhitungan sesuai dengan rumus yang ditentukannya. Namun, dalam melakukan konversi hasil dari satuan m 3 ke satuan liter belum menghasilkan jawaban yang tepat. Pada tahap memeriksa kembali, siswa tidak menyimpulkan jawaban dari masalah. Sehingga siswa mendapatkan skor 8. Gambar 4.4 Hasil Pemecahan Masalah Siswa Skor Terendah Gambar 4.4 menunjukkan hasil pemecahan masalah siswa dengan skor terendah. Tampak bahwa siswa belum dapat menyelesaikan masalah. Pada tahap memahami masalah siswa telah menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan. Namun, informasi yang diketahui tidak ditulis dengan lengkap. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, siswa belum menuliskan rumus yang digunakan. Namun, dari gambar 4.4 terlihat ada usaha siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus volume balok. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah disebabkan karena siswa belum bisa mengidentifikasi alas dari prisma. Siswa belum dapat merencanakan penyelesaian, sehingga siswa juga belum melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali. Sehingga siswa memperoleh skor 3.

4.2.4 Kemandirian Belajar Siswa Kelas Eksperimen pada Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KARAKTER SISWA KELAS VIII

66 247 322

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL DESIGNED STUDENT CENTERED INSTRUCTIONAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI DATAR

1 25 255

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN DENGAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

2 68 200

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 1 Lebaksiu pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.

0 2 88

Perbandingan Keefektifan Pembelajaran CTL dan Pembelajaran PBL Ditinjau dari Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Datar, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kepercayaan Diri Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN PROBLEM SOLVING AND REASONING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN

1 1 19

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 6