Pembelajaran Matematika Kajian Teori

pengetahuan, sikap, dan nilai. Jadi, menurut Gagne belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan hasil belajar bukan hanya perubahan tingkah laku saja, namun mencakup perubahan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai dari seseorang. Kedua pendapat tersebut dituliskan bukan untuk dipertentangkan. Namun, untuk menunjukkan bahwa kedua pendapat tersebut sebenarnya saling melengkapi. Selain itu perlu dipahami pula bahwa hasil dari belajar itu relatif permanen, sebagaimana dikemukakan oleh Rifa‟i Anni 2011: 82 tentang tiga unsur utama dalam belajar, yakni 1 belajar berkaitan dengan perubahan perilaku; 2 perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman; dan 3 perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Permendiknas no. 41 tahun 2007 memberikan pengertian pula mengenai pengertian belajar yang dapat dijadikan simpulan dari beberapa pendapat di atas, yakni bahwa, “belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya ”.

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Permendiknas no. 41 tahun 2007 BNSP, 2007 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang berpusat pada kepentingan peserta didik agar peserta didik dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Tujuan pendidikan matematika di sekolah secara umum digolongkan menjadi dua, yaitu: 1 tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa; 2 tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika. PPPPTK, 2011. Sedangkan tujuan pembelajaran matematika rumusan BSNP 2006: 140 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; dan 4 mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Berdasarkarkan tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh PPPPTK dan BNSP tersebut, jelas bahwa matematika memiliki potensi sebagai media pendidikan karakter dan menata nalar serta membangun kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini didukung oleh ketetapan permendiknas no. 23 tahun 2006, tentang standar kompetensi lulusan SKL, bahwa pembelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif. Di sekolah menengah kemampuan berpikir analitis dan sistematis serta kemampuan bekerjasama juga ditambahkan sebagai SKL dari pembelajaran matematika. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

2.1.3 Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KARAKTER SISWA KELAS VIII

66 247 322

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL DESIGNED STUDENT CENTERED INSTRUCTIONAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI DATAR

1 25 255

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN DENGAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

2 68 200

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 1 Lebaksiu pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.

0 2 88

Perbandingan Keefektifan Pembelajaran CTL dan Pembelajaran PBL Ditinjau dari Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Datar, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kepercayaan Diri Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN PROBLEM SOLVING AND REASONING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN

1 1 19

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 6