1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1 Apakah penerapan model PBL dengan teknik radiant thinking efektif terhadap
kemampuan problems solving siswa pada pembelajaran bangun ruang kelas VIII?
2 Apakah penerapan model PBL dengan teknik radiant thinking efektif terhadap
kemandirian siswa pada pembelajaran bangun ruang kelas VIII?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.
1 Mengetahui keefektifan penerapan model PBL dengan teknik radiant thinking
terhadap kemampuan problems solving siswa pada pembelajaran bangun ruang kelas VIII.
2 Mengetahui keefektifan penerapan model PBL dengan teknik radiant thinking
terhadap kemandirian siswa pada pembelajaran bangun ruang kelas VIII.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis dan praktis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang keefektifan model PBL dengan teknik radiant thinking terhadap
kemampuan problems solving dan kemandirian belajar siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Bagi Siswa
a. Siswa terbiasa memecahkan masalah dengan langkah-langkah pemecahan
masalah sehingga melatih kemampuan problems solving siswa. b.
Menumbuhkan kemandirian belajar siswa. c.
Memberi pengalaman siswa membuat mind map dan belajar menggunakan mind map.
2 Bagi Guru
a. Memberikan informasi kepada guru matematika tentang keefektifan model
PBL dengan teknik radiant thinking. b.
Bagi guru bidang studi matematika atau bidang studi lain dapat dijadikan referensi penggunaan model PBL dengan teknik radiant thinking.
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai pembelajaran matematika menggunakan model PBL dengan teknik radiant thinking dan dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran selanjutnya.
1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah diperlukan agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang
berbeda dari pembaca. Selain itu juga diperlukan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah
yang yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut.
1.5.1 Keefektifan
Keefektifan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:375, bermakna keadaan berpengaruh; hal berkesan; kemanjuran; kemujaraban tt obat;
keberhasilan tt usaha, tindakan; hal mulai berlakunya tt undang-undang, peraturan. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan
berpengaruh dan keberhasilan dari model PBL dengan teknik radiant thinking terhadap kemampuan problems solving dan kemandirian siswa. Keberhasilan dari
suatu pembelajaran dilihat ketercapaian tujuan operasional indikator pembelajaran. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Siswa kelas VIII yang pembelajarannya menggunakan model PBL dengan
teknik radiant thinking mencapai kriteria ketuntasan belajar secara klasikal pada aspek pemecahan masalah, yakni lebih dari atau sama dengan 75 siswa
mendapat nilai minimal 70. 2
Lebih dari atau sama dengan 75 siswa kelas VIII yang pembelajarannya menggunakan model PBL dengan teknik radiant thinking mendapat skor
kemandirian belajar siswa dengan kategori minimal sedang .
1.5.2 PBL
PBL adalah singkatan dari problem based learning. Model pembelajaran yang akar intelektualnya adalah Democracy and Education 1916 karya John
Dewey Arends, 2008:46. PBL dalam penelitian ini menggunakan metode mind map yang pembuatannya menggunakan teknik radiant thinking untuk membantu
siswa dalam memahami konsep dan permasalahan serta membantu penyelesaian
masalah.
1.5.3 Teknik Radiant Thinking
Teknik radiant thinking adalah suatu proses mencari ide atau asosiasi baru berdasarkan suatu pusat pemikiran Windura, 2008a: 147. Pada penelitian
ini radiant thinking utamanya digunakan untuk membuat mind map tentang materi yang akan atau telah diajarkan. Mind map diharapkan dapat membantu
pemahaman siswa. 1.5.4
Kemampuan Problems Solving
Kemampuan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:979, artinya kesanggupan kecakapan, berasal dari kata dasar “mampu”, yang artinya
bisasanggup melakukan sesuatu. Keterampilan memiliki makna kecakapan untuk menyelesaikan tugas 2008:1688. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, jelas
bahwa kemampuan semakna dengan keterampilan. Menurut Woolfolf [sic], sebagaimana dikutip Uno 2008: 134
“keterampilan problems solving adalah keterampilan seseorang siswa dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui
pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif penyelesaian dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif”.
Kemampuan problems solving dalam penelitian ini masuk dalam ranah kognitif Hudojo, 2005: 19, sehingga akan diukur menggunakan tes tertulis
berupa posttest di akhir pembelajaran yang penskorannya menggunakan penskoran kemampuan pemecahan masalah yang mengacu pada langkah-langkah
pemecahan masalah Polya.
1.5.5 Kemandirian Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 982, mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian
siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. Kemandirian belajar tersebut akan diukur
dengan angket di akhir pembelajaran.
1.5.6 Materi Bangun Ruang Kelas VIII
Materi bangun ruang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi luas permukaan dan volume prisma serta limas. Kompetensi dasar yang hendak
diukur adalah m enghitung
luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan
limas.
1.5.7 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM merupakan acuan untuk menetapkan siswa secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi
pelajaran tertentu Yulianti, 2013. Ketuntasan belajar individual siswa pada aspek kemampuan problems solving yang ditetapkan pada penelitian ini adalah 70,
sedangkan ketuntasan klasikalnya adalah 75. Sedangkan ketuntasan belajar pada aspek kemandirian siswa adalah mencapai 75 siswa mendapat skor dengan
kategori sedang. KKM pada penelitian ini berbeda dengan KKM yang ditetapkan sekolah
berdasarkan pertimbangan bahwa KKM yang ditetapkan pihak sekolah merupakan rata-rata KKM dari berbagai aspek, sedangkan kemampuan problems
solving adalah suatu keterampilan tingkat tinggi Hudojo, 2005: 19, sehingga
KKM untuk kemampuan problems solving ditetapkan lebih rendah dari KKM sekolah.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini terdapat tiga bagian yaitu bagian awal prawacana, bagian pokok nas, dan bagian akhir.
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi ini terdiri atas halaman judul, halaman kosong, pernyataan keaslian tulisan, halaman pengesahan, persembahan, motto,
prakata, abstrak, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2 Nas
Nas skripsi terdiri atas 5 bab, yaitu: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup.
Bab 1 Pendahuluan menyajikan gagasan pokok terdiri atas empat bagian: 1 latar belakang, 2 rumusan masalah, 3 tujuan penelitian, 4
penegasan istilah, 5 keterbatasan penelitian, dan 6 sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka berisi kajian teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang menjadi kerangka pikir penyelesaian masalah penelitian yang
disajikan ke dalam beberapa sub-bab. Dalam penelitian ini masalah yang akan dikaji meliputi model PBL, teknik radiant thinking,
keterampilan problems solving, kemandirian siswa, teori belajar yang mendukung, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
Bab 3 Metode Penelitian menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas: desain penelitian, subjek sampel dan populasi dan lokasi
penelitian, variabel penelitian dan indikatornya, pengambilan data bahan, alat atau instrumen, teknik pengambilan data penelitian, dan
analisis data penelitian. Bab 4 Hasil dan Pembahasan berisi hasil analisis data dan pembahasannya
yang disajikan dalam rangka menjawab permasalahan penelitian. Bab 5 Penutup berisi simpulan terhadap penelitian yang telah dilaksanakan
dan saran terhadap simpulan yang diperoleh.
3 Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran yang berhubungan dengan nas.
16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Kajian teori mempunyai peran penting dalam penelitian kuantitatif. Peneliti dapat menunjukkan permasalahan penelitian untuk diteliti dan
mengidentifikasikan arah penelitian, serta menjadi pedoman dan tolok ukur untuk menentukan hipotesis dalam penelitian. Berikut ini adalah hasil kajian teori-teori
dari berbagai sumber yang menjadi landasan bagi penelitian ini.
2.1.1 Belajar
Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang beragam mengenai belajar.
Hamalik 2009: 154 menyatakan, “belajar merupakan perubahan tingkah lak
u yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Pendapat tersebut sesuai dengan pandangan Skinner, sebagaimana dikutip oleh Dimyati Mudjiono,
bahwa belajar adalah suatu perilaku. Masih menurut Skinner, sebagaimana dikutip oleh Dimyati 2002: 9, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
baik. sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Berdasarkan pengertian Hamalik dan Skinner, dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah
suatu perilaku, berupa latihan dan pengalaman yang hasilnya adalah suatu perubahan perilaku.
Pandangan yang agak berbeda dikemukakan oleh Gagne. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Dimyati Mudjiono 2002: 10, belajar merupakan
kegiatan yang kompleks yang hasilnya berupa kapabilitas keterampilan,