Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai khalifah.
Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu, timbullah kerinduan akan kampung halaman. Terkenang akan kesabaran dan ketegaran istri
yang setia menanti tanpa tahu sampai kapan penantiannya akan berakhir. Pada Bulan Ramadhan 1186 H bertepatan
1772 M, sampailah
Muhammad Arsyad di kampung halamannya Martapura
, pusat Kerajaan Banjar pada masa itu.
Akan tetapi Sultan Tahlilullah
yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh Sultan
Tahmidullah II bin
Sultan HW, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. Sultan Tahmidullah yang pada saat itu memerintah
Kesultanan Banjar , beliau sangat menaruh perhatian
terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya. Sultan
Tahmidullah II menyambut kedatangan beliau dengan
upacara adat kebesaran. Segenap rakyatpun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama Matahari Agama yang cahayanya diharapkan menyinari
seluruh Kerajaan Banjar. Aktifitas beliau sepulangnya dari Tanah Suci dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Baik kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, sultan pun termasuk salah seorang muridnya sehingga jadilah
dia raja yang ‘alim lagi wara’.
5. Pengajaran dan bermasyarakat
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah pelopor pengajaran Hukum Islam di Kalimantan Selatan. Sekembalinya ke kampung
halaman dari Mekkah, hal pertama yang dikerjakannya ialah membuka tempat pengajian semacam pesantren bernama Dalam Pagar, yang
kemudian lama-kelamaan menjadi sebuah kampung yang ramai tempat menuntut ilmu agama Islam. Ulama-ulama yang dikemudian hari
menduduki tempat-tempat penting di seluruh Kerajaan Banjar, banyak yang merupakan didikan dari suraunya di Desa Dalam Pagar.
Di samping mendidik, beliau juga menulis beberapa kitab dan risalah untuk keperluan murid-muridnya serta keperluan kerajaan. Salah
satu kitabnya yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin yang merupakan kitab Hukum-Fiqh dan menjadi kitab pegangan pada waktu
itu, tidak hnaya di seluruh Kerajaan Banjar tetapi sampai ke seluruh Nusantara dan bahkan dipakai pada perguruan-perguruan di luar
Nusantara Dan juga dijadikan dasar Negara Brunai Darussalam.
6. Karya-karyanya
Kitab karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling terkenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin, atau selengkapnya adalah Kitab Sabilal
Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin, yang artinya Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama. Syekh
Muhammad Arsyad telah menulis untuk pengajaran serta pendidikan, beberapa kitab serta risalah lainnya, diantaranya:
a. Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Dua puluh, b. Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad
serta perbuatan yang sesat,
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
c. Kitab Nuqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami- isteri,
d. Kitabul Fara-idl, semacam hukum-perdata. Dari beberapa risalahnya dan beberapa pelajaran penting yang
langsung diajarkannya, oleh murid-muridnya kemudian dihimpun dan menjadi semacam Kitab Hukum Syarat, yaitu tentang syarat syahadat,
sembahyang, bersuci, puasa dan yang berhubungan dengan itu, disebut Kitab Parukunan. Sedangkan mengenai bidang Tasawuf, ia juga
menuliskan pikiran-pikirannya dalam Kitab Kanzul-Makrifah.
Sudah menjadi tradisi kebanyakan ulama, ketika mereka belajar dan mengajar di Mekkah, mereka juga menulis kitab di Mekkah. Lain
halnya dengan Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari, walaupun dipercaya mengajar di Mekkah, namun karya yang
dihasilkannya ditulis di Banjar sendiri. Beliau nampaknya lebih mencurahkan khidmat derma baktinya di tempat kelahirannya sendiri
yang seolah olah tanggungjawab rakyat Banjar berada dipundaknya. Ketika pulang ke Banjar, beliau sangat sibuk mengajar dan menyusun
segala macam bidang yang bersangkut paut dengan dakwah, pendidikan dan pentadbiran Islam. Walaupun begitu beliau masih sempat
menghasilkan beberapa karya. Karya-karyanya antara lain: a.
Tuhfah ar-Raghibin fi Bayani Haqiqah Iman al-Muminin wa ma Yufsiduhu Riddah ar-Murtaddin, diselesaikan tahun 1188 H1774
M
b. Luqtah al-Ajlan fi al-Haidhi wa al-Istihadhah wa an-Nifas an-
Nis-yan, diselesaikan tahun 1192 H1778 M.
c. Sabil al-Muhtadin li at-Tafaqquhi fi Amri ad-Din,
diseselesaikan pada hari Ahad, 27 Rabiulakhir 1195 H1780 M
d. Risalah Qaul al-Mukhtashar, diselesaikan pada hari Khamis 22
Rabiulawal 1196 H1781M.
e. Kitab Bab an-Nikah.
f. Bidayah al-Mubtadi wa `Umdah al-Auladi
g. Kanzu al-Marifah
h. Ushul ad-Din
i. Kitab al-Faraid
j. Hasyiyah Fat-h al-Wahhab
k. Mushhaf al-Quran al-Karim
l. Fath ar-Rahman
m. Arkanu Talim as-Shibyan
n. Bulugh al-Maram
o. Fi Bayani Qadha wa al-Qadar wa al-Waba
p. Tuhfah al-Ahbab
q. Khuthbah Muthlaqah
Adapun karya Syeikh Muhammad Arsyad yang pertama, yaitu Tuhfah ar-Raghibin.
b. Peran Muhammad Arsyad al-Banjari dalam perkembangan Islam di Indonesia
Di antara peran Muhammad Arsyad al-Banjari:
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
1. Sebagai orang yang gigih dalam menuntut ilmu sampai ke Mekkah dan Madinah
2.
Sebagai pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara.
3.
Mensyiarkan Islam sampai ke Asia Tenggara.
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
c. Keteladanan yang dapat diambil dari Muhammad Arsyad al-Banjari
Teladan yang dapat diambil dari Muhammad Arsyad al-Banjari antara lain : 1.
Semangat tinggi dalam menuntut ilmu. 2.
Rajin dalam menulis buku
3.
Mensyiarkan Islam sampai ke Asia Tenggara.
Kegiatan a. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib dan semangat
b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat
teman
No. Masalah
Hasil Diskusi
1. Siapakah penyebar Islam di Nusantara dari
Aceh dan Kalimantan Selatan?
2. Mengapa kita perlu mengenal dan
memahami para pembawa Islam di Nusantara dari Aceh dan Kalimantan
Selatan?
3. Apa tujuan dan manfaat mengenal dan
memahami para pembawa Islam di Nusantara dari Aceh dan Kalimantan
Selatan?
4. Apa saja contoh karya besar Abdur Rauf
Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari?
5. Bagaimana cara Abdur Rauf Singkel dan
Muhammad Arsyad Al Banjari menuntut ilmu?
6. Bagaimana cara Abdur Rauf Singkel dan
Muhammad Arsyad Al Banjari? mengembangkan Islam?
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
Aktifitasku d.
c. Pajang hasil diskusimu pamerkan di atas meja
d. Searah jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok
lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat tidak mencontek
e. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya.
1. Coba identifikasi persamaan antara Abdur Rauf Singkel
dengan Muhammad Arsyad Al Banjari 2.
Apa saja kontribusi Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari dalam menyebarkan Islam di Nusantara?
3. Bagaimana cara Abdur Rauf Singkel dan Muhammad
Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara? 4.
Bagaimana pengaruh Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari terhadap para murid-muridnya?
5. Jelaskan keterkaitan antara Abdur Rauf Singkel dengan
Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara?
Kegiatan a. Carilah kisah fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan ketulusan
Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari b. Ceritakan secara berantai di depan kelas semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut
No. Hal yang dinilai
Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
Analisaku
e.
Ceritaku f.
1. Sudahkah kita memahami ketulusan Abdur
Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara?
2. Sudahkan kita memiliki ketulusan seperti
ketulusannya Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara?
3. Sudahkan kita menjadi bagian dari orang-
orang yang memiliki kepedulian seperti Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara?
Kalian sudah belajar banyak tentang ketulusan Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara
Bacalah dengan saksama pernyataan berikut Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y= Yakin,
KY= Kurang Yakin
No. Pernyataan
SY Y
KY
1. Saya yakin bahwa ketulusan para pembawa
Islam di Nusantara berbuah kebaikan yang berlipat.
2. Saya yakin bahwa dengan kesungguhan dalam
menuntut ilmu akan di mudahkan segala urusannya.
3. Saya yakin bahwa dengan selalu mengamalkan
ilmu akan menadi ilmu bermanfaat.
Perhatikan kasus berikut Tuliskan komentarmu terhadap kasus tersebut
No. Kasus
Komentar
1. Teman yang terbiasa tulus dalam
sikap dan prilakunya akan banyak memiliki teman
2. Teman yang terbiasa tulus akan
berwibawa 3.
Teman yang terbiasa tulus akan dihargai orang lain
4. Teman yang terbiasa tulus akan
menjadi harapan
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
Refleksi Pemahamanku
g.
Refleksi Perilakuku h.
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui. Sekarang saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih
mempraktikkan apa yang kalian pelajari dari ketulusan Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara
dalam kehidupan sehari-hari. Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku dimulai dari sekarang yang akan kalian lakukan.
No. Rencana Perilaku yang
akan saya lakukan Karakter harapan
Hasil melakukan
1. Di lingkungan rumah
Rajin shalat, membaca Al-Qur’an
dan membantu orang tua
2. Di lingkungan Madrasah
Taat dan hormat pada guru, serta mengikuti
nasehatnya
3. Di masyarakat
Banyak memberi
manfaat bagi orang lain 4.
Untuk negara Penuh percaya diri,
adil, bijaksana
5. Untuk agama
Terbiasa ikhlas
Tugas Portopolio Buatlah Surban prestasi dakwah Abdurrouf Singkel dan M. Arsyad Al Banjari
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
Rencana Aksiku i.
Akulah Abdur Rauf Singkel
Masa kini Akulah Muhammad
Arsyad Al Banjari Masa depan
6. Ibrah
1. Banyaknya apresiasi atau penghargaan yang diperoleh seseorang merupakan buah dari ketulusannya dalam
beramal atau berbuat kebaikan selama menjalani hidup dan kehidupannya.
2. Lakukan setiap kebaikan itu dengan tulus meskipun itu kecil ataupun sederhana, karena kita tidak tahu dari yang
kecil itu ternyata bisa bernilai besar dihadapan Allah swt.
1. Abdur Rauf Singkel
Abdur Rauf Singkel merupakan seorang ulama, penyair, budayawan, ulama besar, pengarang tafsir, ahli hukum, cendikiawan muslim dan seorang
Sufi Melayu dari Fansur, Singkel, di wilayah pantai barat-laut Aceh. Nama lengkapnya Abd Rauf bin Ali al-Jawi al-Fansuri as-Sinkili.
Pendidikan As-Sinkili di masa kecil ditangani oleh ayahnya-seorang alim yang mendirikan madrasah dengan murid-murid berasal dari pelbagai tempat di
Kesultanan Aceh. Ia lantas pergi ke Banda Aceh untuk berguru kepada Syam ad-Din as-Samartrani. Pada tahun 10521642, as-Sinkili mengembara ke Tanah
Haram untuk menambah pengetahuan agama sekaligus menunaikan ibadah haji.
As-Sinkili merupakan ulama yang sangat produktif. Tidak kurang dari 30 kitab dari pelbagai disiplin ilmu telah dihasilkan. Karya tulisnya yang diketahui
lebih kurang dua puluh buah dalam berbagai bidang ilmu-sastra, hukum, filsafat, dan tafsir.
Karya-karya tulis Abdurrauf Singkel diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Bidang fiqh 1. Mir’ah at-Tullâb fî Tashîl Ma’rifah al-Ahkâm asy-Syar’iyyah li al-Mâlik
al-Wahhâb 2. Bayân al-Arkân, Bidâyah al-Bâligah, dan sebagainya
b. Bidang tasawuf 1. ‘Umdah al-Muhtâjîn ilâ Sulûk Maslak al-Mufarridîn
2. Daqâ’iq al-Hurûf 3. Tanbîh al-Mâsyi al-Mansûb ilâ Tarîq al-Qusyasyi, dan sebagainya
c. Bidang hadits 1. Syarh Latîf ‘ala ‘Arbain Hadîŝan lî al-Imâm an-Nawâwi
2. al-Mawâ’iz al-Badî’ah d. Bidang tafsir Al-Qur’an
1. Tarjumân al-Mustafîd bi al-Jâwwiyy.
Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
7. Mutiara Hikmah