Mutiara Hikmah Rangkuman Muhammad Arsyad al-Banjari

1. Abdur Rauf Singkel

Abdur Rauf Singkel merupakan seorang ulama, penyair, budayawan, ulama besar, pengarang tafsir, ahli hukum, cendikiawan muslim dan seorang Sufi Melayu dari Fansur, Singkel, di wilayah pantai barat-laut Aceh. Nama lengkapnya Abd Rauf bin Ali al-Jawi al-Fansuri as-Sinkili. Pendidikan As-Sinkili di masa kecil ditangani oleh ayahnya-seorang alim yang mendirikan madrasah dengan murid-murid berasal dari pelbagai tempat di Kesultanan Aceh. Ia lantas pergi ke Banda Aceh untuk berguru kepada Syam ad-Din as-Samartrani. Pada tahun 10521642, as-Sinkili mengembara ke Tanah Haram untuk menambah pengetahuan agama sekaligus menunaikan ibadah haji. As-Sinkili merupakan ulama yang sangat produktif. Tidak kurang dari 30 kitab dari pelbagai disiplin ilmu telah dihasilkan. Karya tulisnya yang diketahui lebih kurang dua puluh buah dalam berbagai bidang ilmu-sastra, hukum, filsafat, dan tafsir. Karya-karya tulis Abdurrauf Singkel diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bidang fiqh 1. Mir’ah at-Tullâb fî Tashîl Ma’rifah al-Ahkâm asy-Syar’iyyah li al-Mâlik al-Wahhâb 2. Bayân al-Arkân, Bidâyah al-Bâligah, dan sebagainya b. Bidang tasawuf 1. ‘Umdah al-Muhtâjîn ilâ Sulûk Maslak al-Mufarridîn 2. Daqâ’iq al-Hurûf 3. Tanbîh al-Mâsyi al-Mansûb ilâ Tarîq al-Qusyasyi, dan sebagainya c. Bidang hadits 1. Syarh Latîf ‘ala ‘Arbain Hadîŝan lî al-Imâm an-Nawâwi 2. al-Mawâ’iz al-Badî’ah d. Bidang tafsir Al-Qur’an 1. Tarjumân al-Mustafîd bi al-Jâwwiyy. Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam

7. Mutiara Hikmah

1. Tidaklah berjaya dalam menuntut ilmu, melainkan orang yang menuntutnya dalam kekurangan. 2. Tidak ada aib yang lebih buruk bagi ulama selain dari kesukaan mereka terhadap apa-apa yang tidak disukai Allah buat mereka, dan ketidak sukaan mereka terhadap apa-apa yang disukai Allah buat mereka. 3. Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang memberi

8. Rangkuman

Peran Abdurrauf Singkel dalam mensyiarkan Islam di Indonesia antara lain: menjadi pelajar yang gigih, menjadi ulama yang produktif dalam pelbagai disiplin ilmu dan membuat karya tulis dalam berbagai disiplin ilmu bidang ilmu-sastra, hukum, filsafat, dan tafsir. Keteladanan yang dapat diambil dari Abdurrauf Singkel antara lain: semangat tinggi dalam belajar beliau menuntut ilmu sampai ke Tanah Haram, Ulama yang sangat produktif sebagai buktinya 30 kitab telah dihasilkan dari pelbagai disiplin ilmu dan Ahli dalam berbagai disiplin ilmu sebagai buktinya adanya karya tulis lebih kurang dua puluh buah dalam berbagai bidang ilmu- sastra, hukum, filsafat, dan tafsir.

2. Muhammad Arsyad al-Banjari

Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari atau lebih dikenal dengan nama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang lahir di Lok Gabang, Astambul, Banjar, Kalimantan Selatan, 17 Maret 1710 – meninggal 3 Oktober 1812 pada umur 102 tahun adalah ulama fiqih mazhab Syafii yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan. Beliau pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi para pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. Pendidikannya ketika kecil tidak begitu jelas, tetapi pendidikannya dilanjutkan ke Mekkah dan Madinah. Di Mekkah sekitar 30 tahun dan di Madinah sekitar 5 tahun. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari mendapat pendidikan penuh di Istana sampai usia 30 tahun. Kemudian ia dikawinkan dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut. Hasil perkawinan tersebut ialah seorang putri yang diberi nama Syarifah. Di Tanah Suci, Muhammad Arsyad belajar kepada masyaikh terkemuka pada masa itu, di antara guru beliau adalah: a. Syekh ‘Athoillah bin Ahmad al-Mishry, b. al-Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi 3. c. al-‘Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani merupakan guru Muhammad Arsyad di bidang tasawuf, dimana di bawah bimbingannya Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai khalifah. Kitab karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling terkenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin, atau selengkapnya adalah Kitab Sabilal Muhtadin lit- tafaqquh fi amriddin, yang artinya Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama. Syekh Muhammad Arsyad telah menulis untuk pengajaran serta pendidikan, beberapa kitab serta risalah lainnya, diantaranya: a. Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Dua puluh, b. Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad serta perbuatan yang sesat, c. Kitab Nuqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri, d. Kitabul Fara-idl, semacam hukum-perdata. Peran Muhammad Arsyad al-Banjari dalam perkembangan Islam di Indonesia, antara lain: a. Sebagai orang yang gigih dalam menuntut ilmu sampai ke Mekkah dan Madinah Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam b. Sebagai pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. c. Mensyiarkan Islam sampai ke Asia Tenggara. Keteladanan yang dapat diambil dari Muhammad Arsyad al-Banjari, antara lain : a. Semangat tinggi dalam menuntut ilmu. b. Rajin dalam menulis buku c. Mensyiarkan Islam sampai ke Asia Tenggara. Untuk menambah wawasan kalian tentang ketulusan para penyebar Islam di Nusantara, coba jawablah pertanyaan dibawah ini 1. Buatlah peta dakwah KH. A. Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari 2. Buatlah peta konsep singkat tentang pengalaman belajar, dakwah KH. A. Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari 3. Identifikasi persamaan peran usaha dari KH. A. Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari dalam mengembangkan Islam di Imdonesia 4. Adakah keterkaitan antara KH. A. Dahlan dengan KH. Hasyim Asy’ari dalam upayanya menyatukan ummat Islam? Jelaskan 5. Identifikasi pentingnya persaudaraan dalam Islam Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam

9. Uji Kompetensi