Gelar-Gelar yang Digunakan dalam Kerajaan Aceh Kerajaan Islam di Sulawesi

berlepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun di Sumatera. Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh dibatalkan. Sejak itu, usaha- usaha untuk menyerbu Aceh makin santer disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun Batavia. Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Hindia- Belanda. Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Aceh menyatakan bersedia bergabung ke dalam Republik indonesia atas ajakan dan bujukan dari Soekarno kepada pemimpin Aceh Tengku Muhammad Daud Beureueh saat itu .

4. Gelar-Gelar yang Digunakan dalam Kerajaan Aceh

a. Teungku c. Teuku f. Cut b. Tuanku d. Laksamana g. Panglima Sagoe c. Pocut e. Uleebalang h. Meurah

3. Kerajaan Islam di Sulawesi

a. Kesult anan Gowa dan Tallo Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Gbr: Peta letak Kerajaan Gowa dan Tallo, Sulawesi Selatan. Sumber: dwiluky.wordpress.com Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan memiliki hubungan baik. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang Sembilan Bendera, yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Masing- masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan. 1. Letak geografis Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut maka Kerajaan Gowa dan Tallo berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara. 2. Faktor-faktor penyebab Kerajaan Gowa Tallo berkembang menjadi pusat perdagangan, sebagai berikut: a. Letaknya strategis yaitu sebagai penghubung pelayaran Malaka dan Jawa ke Maluku. Buku Pedoman Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Gbr. Pelabuhan Paotere kerajaan Gowa dan Tallo Foto flikr.com b. Letaknya di muara sungai, sehingga lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman berjalan dengan baik. c. Di depan pelabuhan terdapat gugusan pulau kecil yang berguna untuk menahan gelombang dan angin, sehingga keamanan berlabuh di pelabuhan ini terjamin. d. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mendorong para pedagang mencari daerah atau pelabuhan yang menjual belikan rempah- rempah. e. Halauan politik Mataram sebagai kerajaan agraris ternyata kurang memperhatikan pemngembangan pelabuhan- pelabuhan di Jawa. Akibatnya dapat diambil alih oleh Makasar. f. Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal besar jenis Phinisi dan Lambo.

3. Pendiri Gowa dan Tallo dan raja terkenalnya