5. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama
Dalam hal ini interaksi dengan pemberi jasa, tidak semua pelanggan bersedia menerima jasa yang seragam standarized services sering terjadi ada pelangan yang menginginkan
atau bahkan menuntut jasa yng bersifat personal dan berbeda dan pelangggan lain. Hal ini menimbulkan  tantangan  bagi  perusahaan  agar  dapat  memahami  kebutuhan-kebutuhan
khusus  pelanggan  individual  dan  memahami  perasaan  pelanggan  sehubungan  dengan pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
6. Perluasan atau pengembangan jasa secara berlebihan
Di satu sisi, memperkenalkan jasa baru atau memperkaya jasa lama dapat meningkatkan peluang  pemasaran  dan  menghindari  terjadinya  pelayanan  yang  buruk.  Akan  tetapi  bila
terlampau  banyak  menawarkan  jasa  baru  dan  tambahan  terhadap  jasa  lama  yang  sudah lama ada, maka hasil yang akan diperoleh tidaklah selalu optimal, bahkan tidak tertutup
kemungkinan timbul masalah-masalah seputar standar kualitas jasa. 7.
Visi bisnis jangka pendek Visi  bisnis  jangka  pendek  seperti  orientasi  pada  pencapaian  target  penjualan  dan  laba
tahunan,  penghematan  biaya,  peningkatan  produktivitas  tahunan  dan  lain-lain  bisa merusak kualitas jasa yang sedang dibentuk untuk jangka panjang.
2.3.5 Strategi Meningkatkan Kualitas Jasa
Untuk  memenangkan  persaingan,  setiap  perusahaan  jasa  dituntut  untuk  selalu meningkatkan  kualitas  jasanya  terus  menerus.  Sebelum  mengapliksikannya,  perusahaan
tentu  terlebih  dahulu  merencanakan  strategi  apa  saja  yang  akan  mereka  jalankan  untuk memenangkan persaingan.
Menurut  Fandy  Tjiptono  2004:88  ada  beberapa  faktor  yang  perlu  dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas jasa, diantaranya adalah:
1 Mengidentifikasi determinan utama kualitas jasa
Langkah  pertama  yang  harus  dilakukan  adalah  riset  untuk  mengidentifikasi  determinan jasa  yang paling penting bagi pasar sasaran. Langkah berikutnya adalah memperkirakan
penilaian yang diberikan pasar sasaran tersebut terhadap perusahaan dan pesaing. 2
Mengelola harapan pelanggan Perusahaan sebaiknya tidak melebih-lebihkan pesan komunikasinya pada pelanggan.
3 Mengelola bukti kualitas jasa
Tujuannya  untuk  memperkuat  persepsi  pelanggan  selama  dan  sesudah  jasa  diberikan. Karena jasa tidak dapat dirasakan, maka pelanggan cenderung memperhatikan fakta-akta
yang berkitan dengan jasa sebagai bukti kualitas. 4
Membidik pelanggan tentang jasa Dapat dilakukan berbagai upaya, seperti:
a Perusahaan mendidik pelanggannya untuk melakukan sendiri jasa tertentu
b Perusahaan  membantu  pelanggan  mengetahui  kapan  menggunakan  suatu
jasa c
Perusahaan mendidik pelanggannya mengenai cara menggunakan jasa
d Perusahaan  dapat  pula  meningkatkan  persepsi  terhadap  kualitas  dengan
cara  menjelaskan  kepada  pelanggan  alasan-alasan  yang  mendasari  suatu kebijaksanaan.
5 Mengembangkan budaya kualitas
Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi  yang menghasilkan lingkungan  yang kondusif  bagi  pembentukan  dan  penyempurnaan  kualitas  secara  terus-menerus.  Agar
dapat tercipta budaya kualitas yang baik dibutuhkan komitmen menyeluruh pada seluruh anggota organisasi
6 Menciptakan Automating Quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas kualitas jasa yang disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki.
7 Menindaklanjuti jasa
Perusahaan  perlu  mengambil  inisiatif  untuk  menghubungi  sabagian  atau  semua pelanggan  untuk  mengetahui  tingkat  kepuasan  dan  persepsi  mereka  terhadap  jasa  yang
diberikan. 8
Mengembangkan sistem informasi kualitas jasa Informasi  yang  dibutuhkan  mencakup  segala  aspek  yaitu  data  saat  ini  dan  masa  lalu,
kuantitatif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi mengenai perusahaan dan pelanggan.
2.4 e-Business 2.4.1 Definisi e-Business
e-Business merupakan suatu istlah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan- kegiatan  bisnis  yang  dilakukan  melalui  internet.  Sementara  itu,  juga  lahir  istilah-istilah
serba e, seperti e-marketing, e-retailing, e-commerce, e-banking dan berbagai istilah yang lain.
Definisi  e-Business  menurut  Budi  Sutejo  Dharma  Oetomo  2001  :97  e-Business  dapat didefinisikan sebagai berikut:
e-Business merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan melalui Internet.
Sedangkan menurut Shawney yang dikutip oleh Richardus Eko Indrajit 2002:1 adalah:
The use of electronic networks and associated technologies to enable, improve, enhance, transform,  or  invent  business  process  or  business  system  to  create  superior  value  for
current or potencial customers. Penggunaan  jaringan  elektronik  dan  teknologi  yang  memungkinkan,  meningkatkan,
mempertinggi,  merubah  atau  menciptakan  proses  bisnis  atau  sistem  bisnis  untuk menciptakan nilai yang superior untuk konsumen potensial sekarang.
Secara  prinsip  definisi-definisi  tersebut  jelas  memperlihatkan  bagaimana  teknologi elektronik  dan  digital  berfungsi  sebagai  medium  tercapainya  proses  dan  sistem  bisnis
pertukaran  barang  atau  jasa  yang  jauh  lebih  baik  dibandingkan  dengan  cara-cara konvensional,  terutama  dilihat  dan  manfaat  yang  dirasakan  oleh  mereka  yang
berkepentingan stakeholders