Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
227
Dari gambar tampak sebuah molekul dengan rumus molekul yang sama C
2
H
6
O. Dalam senyawa ini terdapat 2 atom C, 1 atom O dan 6 atom H, perbedaan terletak pada posisi atom oksigen, senyawa pertama atom
oksigen berposisi pada atom C primer ͲCͲOͲH. Sedangkan molekul kedua
atom oksigen terletak antara dua atom karbon ͲCͲOͲCͲ.
Perbedaan ini juga menyebabkan adanya perbedaan sifat fisika dan sifat kimia dari kedua molekul tersebut.Senyawa hidrokarbon dapat
diklasisifikasikan atas dua golongan besar yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh
bercirikan ikatan tunggal antar atom karbon sebagai penyusun rantai utamanya, berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dapat
membentuk ikatan rangkap dua atau rangkap tiga antar atom karbon penyusunnya.
12.3. Alkana
Senyawa hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal dapat diprediksi dengan baik, mengingat setiap atom karbon memiliki kemampuan
mengikat 4 atom lain. Sehingga senyawa alkana yang dibentuk memiliki pola yang khas. Jumlah atom H yang diikat sangat tergantung dengan
jumlah atom C yang berikatan. Atas dasar ini dapat dibentuk deret C
n
H
2n+2
, dan dikenal dengan senyawa Alkana dan dapat kita susun dari nilai n = 1 sampai dengan n =
f. Beberapa senyawa alkana disajikan dalam Tabel 12.1.
Tabel 12.1 Deret penamaan senyawa alkana.
Untuk menuliskan rumus bangun dilakukan dengan menuliskan bagian awal dan bagian akhir adalah CH
3
, dan diantaranya dituliskan dengan CH
2
.
Sehingga kita dapat menuliskan rumus bangun senyawa C
4
H
10
.
Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
228
Pada senyawa C
4
H
10
terdapat dua atom C yang berposisi di awal dan di akhir dan hanya tersisa dua
atom yang terletak diantaranya, sehingga kita dapat tuliskan strukturnya H
3
C–CH
2
–CH
2
–CH
3
dan untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 12.8.
Penggambaran Rumus bangun juga dapat dilakukan dengan memperhatikan bentuk tetrahedral dari
atom karbon, sehingga bentuk rantai tidak lurus.
12.3.1 Penamaan Alkana
Penamaan senyawa alkana dimulai dengan menyebutkan posisi gugus cabang dalam sebuah
rantai utama. Penyebutan rantai utama utama ini didasari pada nama dari rantai karbon yang
terpanjang. Untuk lebih mudahnya kita perhatikan rumus bangun senyawa pada Gambar 12.9.
Dari gambar tampak kotak hijau merupakan penunjuk rantai utama dengan jumlah atom karbon
sebanyak lima buah, sehingga rantai utama senyawa adalah pentana. Dalam rantai utama, setiap atom
karbon diberi nomor untuk menandai posisi atom Karbon pada rantai utamanya, penomoran dapat
dimulai dari kiri kekanan perhatikan nomor dengan warna hijau gelap. Cabang merupakan gugus yang
berada dalam sebuah rantai utama, pada Gambar di atas terdapat dua buah gugus –CH
3
yang berposisi pada atom C nomor 2 dan 4 dari rantai utama
pentana. Dalam kasus di atas gugus pada cabang merupakan
turunan dari senyawa CH
4
yang kehilangan salah satu atom H
Ͳnya. Penamaan secara umum gugus cabang yang berasal dari alkana, dilakukan dengan
mengubah alkana menjadi alkil. Sehingga dalam kasus ini metana diubah menjadi metil. Nama yang
tepat untuk senyawa di atas adalah 2,4 Ͳdimetil
pentana. 2,4 menunjukan posisi gugus cabang, kata di pada gugus cabang menunjukan ada 2 buah gugus
cabang yaitu metil dan pentana merupakan rantai utama senyawa. Perhatikan tahap dalam penamaan
gugus dan cabang dari senyawa ini seperti pada Gambar 12.10.
Senyawa Ͳsenyawa alkana dapat bereaksi dengan
senyawa halogen, dari reaksi ini akan dihasilkan senyawa haloalkana.
Gambar 12.8. Penulisan rumus bangun senyawa Hidrokarbon
Gambar 12.9. Penetapan rantai utama dan posisi atom C pada
senyawa.
Gambar 12.10. Penulisan gugus cabang pada senyawa alkana